Dokter Korea Selatan Orang Yang Belum Kena COVID19 Mungkin Tidak Punya Teman

Seorang petugas kesehatan beristirahat di dalam bilik saat dia melakukan tes penyakit virus corona (COVID-19) di tempat pengujian virus corona di Seoul, Korea Selatan, 15 Juli 2021. [REUTERS/Kim Hong-Ji]
TEMPO.CO, Jakarta -Seorang dokter Korea Selatan menghadapi kecaman setelah mengatakan orang yang belum tertular COVID-19 mungkin tidak punya teman.

“Orang dewasa yang belum terinfeksi COVID-19 adalah mereka yang memiliki masalah interpersonal,” tulis Ma Sang-hyuk, wakil presiden Korean Vaccine Society, di Facebook seperti dilansir The Independent, Senin 28 Maret 2022.

Dia dilaporkan menghapus postingan 16 Maret itu setelah menghadapi kecaman netizen. Ia kemudian mengatakan bahwa pernyataan itu hanya metafora dan telah terjadi kesalahpahaman.

Dalam sebuah wawancara dengan situs berita Korea Selatan, Daily, dia berkata: “Ini menekankan betapa sulitnya bagi siapa pun untuk menghindari virus dalam situasi di mana ada tingkat kasus yang dikonfirmasi tinggi di daerah tersebut.”

Pada hari dokter itu membuat komentarnya, Korea Selatan mencatat 400.741 kasus baru COVID-19. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDA) memperingatkan bahwa varian Omicron mendorong rekor gelombang infeksi.

Terlepas dari jumlahnya, pemerintah tidak menunjukkan tanda-tanda memikirkan kembali rencana untuk menghapus hampir semua pembatasan jarak sosial dalam beberapa hari dan minggu mendatang. Opini publik tampaknya mendukung langkah tersebut.

Hampir 63 persen dari 52 juta penduduk negara itu telah menerima vaksin booster, dan 86,6 persen populasi divaksinasi penuh, kata KDCA.

Analisis pemerintah terhadap sekitar 141 ribu kasus Omicron yang dilaporkan di negara itu selama setahun terakhir menunjukkan bahwa tidak ada kematian di antara orang di bawah 60 tahun yang telah menerima vaksin booster.

Son Young-rae, seorang pejabat kementerian kesehatan Korea Selatan, mengatakan bahwa COVID-19 bisa diperlakukan seperti flu musiman.

“Kami melihat ini bisa menjadi krisis besar terakhir dalam tanggapan COVID-19. Dan jika kami mengatasi krisis ini, itu akan membawa Korea Selatan lebih dekat ke kehidupan normal,” kata Young-rae dalam briefing.

Baca juga:Kasus COVID-19 Korea Selatan Tembus 10 Juta, Krematorium Kewalahan

SUMBER: THE INDEPENDENT

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik /tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.