Perbedaan Siaran TV Digital Dan Analog

Masih memakai TV analog atau sudah beralih ke TV digital? Baca dulu yuk perbedaan siaran TV digital dan analog dalam ulasan berikut.

Anda mungkin sudah mengenal dua jenis televisi ini, yakni digital dan analog. Pada televisi digital digunakan modulasi digital serta sistem kompresi untuk melakukan siaran hingga sampai ke televisi di rumah-rumah. Sedangkan pada TV analog lebih pada penggunaan variasi voltase maupun frekuensi. Berikut lebih jauh terkait perbedaan siaran TV Digital dan Analog.

Definisi TV Digital dan Analog
Kata digital pada televisi digital bukan merujuk pesawat televisinya, melainkan pada sinyal yang dikirimkan. Lebih tepatnya, sinyal yang dikirimkan berupa siaran digital (digital broadcasting). Televisi digital itu sendiri merupakan alat untuk menangkap sinyal digital tersebut.

Sedangkan pada televisi analog, penyiarannya menggunakan kode informasi dari variasi tegangan maupun frekuensi sinyal yang memancar. Sistem yang digunakan biasanya adalah sistem PAL, NTSC, dan SECAM.

Sebenarnya pita spektrum frekuensi radio untuk televisi analog bisa dipakai juga untuk televisi digital. Namun ada perbedaan pada lebar lebar pita frekuensi yang digunakan. Perbandingan lebar pita frekuensi untuk televisi analog dengan digital adalah 1:6. Sebagai contoh, dibutuhkan lebar pita 8 Mhz pada TV analog untuk satu kanal transmisi. Maka dengan lebar yang sama, televisi digital bisa memancarkan 6-8 kanal transmsi dalam program yang berbeda.

Standar Sistem Pemancaran TV Digital
Setidaknya 3 standar sistem pemancaran TV digital di seluruh dunia, yaitu:

* Layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) yang berpusat di Jepang
* Televisi digital (DTV) yang berpusat di Amerika
* Penyiaran video digital terestrial (DVB-T) yang berpusat di Eropa

Bila sistem penyiaran TV digital dipancarkan melalui kabel, disebut dengan Digital Video Broadcasting Cable (DVB-C). Jika sistem penyiarannya dipancarkan melalui satelit disebut dengan Digital Video Broadcasting Satellite (DVB-S).

Sistem penyiaran TV digital yang sinyalnya dipancarkan melalui darat tanpa parabola disebut dengan Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T). TV digital di Indonesia umumnya yang menggunakan DVB-T dengan standar DVB-T generasi ke dua (DVB-T2). Jadi kalau Anda mau siaran TV digital sampai di rumah, TV Digital yang Anda beli harus sudah dilengkapi tuner DVB-T2.

Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan memasang STB pada TV

Perkembangan TV Digital tidak terjadi begitu saja. Setidaknya beberapa faktor berikut memberikan pengaruh terhadap pergeseran dari TV analog ke TV digital, antara lain:

1. TV analog yang mulai sepi peminat.
2. Semakin ramainya kompetisi untuk menyediakan sistem penyiaran satelit dan kabel
3. Perkembangan teknologi, seperti semikonduktor, transmisi, pemrosesan sinyal, hingga peralatan beresolusi tinggi

Dibandingkan TV analog, TV digital memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi sehingga kualitas gambar menjadi lebih baik. Contoh TV digital adalah High-Definition Television(HDTV). Selain itu, sinyal digital terbilang lebih tahan terhadap gangguan. Jika mengalami kerusakan, proses perbaikannya akan menjadi lebih mudah di penerima sinyal dengan adanya error correction code.

Perbedaan TV Digital dan Analog
Perbedaan siaran TV digital dan analog secara mendasar terletak penerimaan gambar keduanya. Pada sistem analog, jarak sangat memengaruhi pemancaran sinyal. Semakin jauh jarak TV dari stasiun pemancar, sinyal akan semakin lemah sehingga kualitas gambar memburuk. Namun pada sistem digital, jarak relatif tidak memengaruhi pemancaran sinyal. Gambar akan tetap jernih sampai titik tertentu sinyal tidak bisa diterima.

Selain itu, terdapat juga perbedaan pada sistem transmisi pancarannya. Di Indonesia sendiri banyak yang masih menggunakan sistem analog dengan memodulasikan pancaran langsung ke pembawa frekuensi. Pada sistem digital, data tidak langsung dimodulasikan, namun dikodekan dulu mode digital baru di pancarkan.

Jika ada gangguan, seperti sinyal lemah, tampilan TV analog akan terlihat tidak jelas seperti banyak semutnya. Namun pada TV digital, gangguan akan menyebabkan gambar tidak muncul sama sekali. Yang tampak biasanya hanya layar mulus berwarna biru, hitam, atau lainnya.

Perpindahan dari TV analog ke TV digital secara missal membutuhkan biaya yang terbilang besar. Oleh karena itu, banyak stasiun pemancar TV di Indonesia masih menggunakan sistem analog. Bukan hanya itu, harga TV digital sendiri terbilang cukup mahal, terlebih untuk kalangan menengah ke bawah. Sehingga meski sudah ada beberapa stasiun menggunakan sistem digital, tetap saja sistem analog tidak ditinggalkan sepenuhnya.

Baca Juga: Perbedaan Utama Smart TV dengan TV Konvensional

Dampak pada Masyarakat
Karena selama ini masyarakat terbiasa menggunakan televisi analog, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut.

* Dibutuhkan TV baru yang harganya terbilang mahal. Semakin masif penggunaan TV digital, maka bukan tidak mungkin bisa mematikan pengusaha TV analog yang tidak terlalu besar.
* Penyelesaian mengenai akses pada jaringan media dan kondisi sistem aksesnya.
* Saluran siaran pada sistem digital akan menjadi semakin banyak. Hal ini bisa membuka peluang lebih luas bagi untuk mereka yang berkecimpung di dunia penyiaran.
* Sistem digital membutuhkan tambahan proses pada penerima sinyalnya. Hal ini akan membuat penampilan gambar pada TV digital terlambat beberapa detik dibandingkan TV analog.

Dampak Positif
Beberapa hal positif dari hadirnya TV digital antara lain sebagai berikut.

1. Kualitas gambar yang jauh lebih bagus dibandingkan dengan TV analog
2. Adanya pengurangan efek noise
3. Jika siaran bergerak, efek dopler tidak akan terlalu tampak
4. Dalam satu paket, sinyal digital bisa menampung program siaran

Dampak Negatif
Sedangkan hal negatif dari transisi TV analog ke TV digital, antara lain:

1. Kanal TV digital tidak dapat diberikan kepada pendatang baru secara sembarangan. Kalau itu terjadi, penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri sarana prasarana dari nol lagi.
2. Dibutuhkan pembaruan standardisasi yang ketat untuk perangkat dan teknologi yang digunakan.

Perbedaan siaran TV digital dan analog sebenarnya hanya pada sistem pemancarannya. Namun perbedaan tersebut membawa pengaruh yang cukup signifikan pada siaran yang diterima penonton.