Speech Delay Pada Anak Gejala Penyebab Dan Cara Mengobatinya

PerbesarIlustrasi seorang ayah yang membacakan buku cerita untuk anaknya sebagai salah satu pencegahan anak mengalami speech delay. Foto: UnsplashSpeech delay atau keterlambatan berbicara merupakan salah satu gangguan pada perkembangan pada anak. Kondisi ini terjadi ketika seorang anak tidak dapat mengembangkan kemampuan bicara dan berbahasa pada tingkat usia yang diharapkan.Apabila seorang anak mampu memproduksi bunyi atau suara yang sesuai dengan tingkat usianya, maka anak tersebut dikatakan mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Sebaliknya, jika ada gangguan pada fase ini yang berhubungan dengan kesulitan berbicara, maka anak tersebut kemungkinan mengalami speech delay.

Pengertian Speech Delay pada Anak

Seorang anak dikatakan memiliki speech delay ketika kemampuan bicaranya jauh di bawah rata-rata anak sebayanya. Speech delay adalah istilah yang merujuk pada proses keterlambatan bicara dan berbahasa yang tidak sesuai dengan usia perkembangan anak.

Mengutip jurnal Speech and Language Delay in Children: Prevalence and Risk Factors oleh Trisha Sunderajan, dkk., speech delay dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:

* Primary speech delay, yakni sebuah kondisi di mana penyebab dari speech delay ini tidak diketahui secara pasti, tapi kemungkinan terjadi karena kurangnya stimulasi atau pola asuh yang salah.

* Secondary speech delay, yakni speech delay yang disebabkan oleh kondisi lain seperti autisme, kecacatan pada pendengaran, permasalahan perkembangan secara umum, dan kecacatan sistem saraf.

Speech delay merupakan permasalahan umum yang perlu ditangani dengan benar. Apabila gangguan ini tidak diatasi dengan tepat, akan terjadi gangguan kemampuan membaca, kemampuan verbal, perilaku, penyesuaian psikososial, dan kemampuan akademis yang buruk.

Penyebab Speech Delay pada Anak

PerbesarIlustrasi anak yang mengalami speech delay bisa disebabkan karena banyak faktor. Foto: UnsplashAda banyak faktor yang menjadi penyebab speech delay pada anak. Penyebab keterlambatan bicara pada anak dapat berasal dari kelainan pada jaringan otak ketika anak masih dalam kandungan hingga penyakit yang didapat setelah lahir.

Beberapa kelainan yang dapat menyebabkan speech delay pada anak adalah retardasi mental akibat keterlambatan proses pematangan saraf dalam kandungan, gangguan bicara, autisme, dan gangguan perkembangan yang mengenai banyak sistem tubuh.

Selain itu, speech delay juga bisa terjadi karena anak mengalami gangguan pada pendengarannya. Dalam kondisi ini, anak biasanya tidak akan bisa memberi respons terhadap bunyi-bunyi yang ada di sekitar.

Gangguan pendengaran pada anak bisa terjadi karena anak menderita tuli akibat infeksi di daerah telinga. Hal ini berhubungan dengan bagaimana otak memahami, meniru, dan menggunakan bahasa yang pernah didengarnya.Selain itu, speech delay juga bisa terjadi karena penyebab lainnya, seperti:

* Gangguan neurologis. Gangguan ini dapat teridentifikasi dari cara anak melafalkan bicara yang tidak jelas dan tidak berujung sempurna. Dalam kondisi ini, otak anak sudah memerintahkan dan memberikan stimulus untuk menjawab dengan benar, tapi kata yang keluar dari mulut tidak jelas karena adanya gangguan neurologis.

* Sindrom Landau-Kleffner adalah kelainan neurologis langka pada anak yang dapat disebabkan karena pengalaman traumatis, tumor, atau infeksi. Kondisi ini menyebabkan anak mengalami gangguan perilaku, kejang, dan ketidakmampuan memahami atau mengekspresikan bahasa.

* Gangguan perkembangan pervasif yang dialami anak akibat mengalami gangguan perhatian. Hal itu menyebabkan permasalahan pada pusat saraf anak. Gangguan ini tidak berdiri sendiri, namun disertai dengan gejala lain seperti sulit berkonsentrasi.

* Kurangnya interaksi dan komunikasi dengan orang tua dan lingkungan sekitar. Pemakaian bahasa dalam keluarga yang jumlahnya lebih dari satu dapat membingungkan anak ketika akan bicara. Anak akan cenderung hanya mau berbicara dengan orang tertentu saja.

* Penggunaan lebih dari satu bahasa di dalam keluarga memicu munculnya masalah pada perkembangan bahasa anak. Penggunaan lebih dari satu bahasa dapat menimbulkan kebingungan pada anak, sehingga kemampuan bahasanya pun menjadi terhambat.

Gejala Speech Delay pada Anak

Speech delay pada anak dapat dilihat dari munculnya beberapa tanda atau gejala khusus. Jika bayi tidak mengeluarkan suara pada usia 2 bulan, itu bisa menjadi gejala paling awal dari speech delay.

Pada usia 18 bulan, sebagian besar balita dapat menggunakan kata-kata sederhana seperti “mama”. Namun, balita yang mengalami speech delay tidak melakukannya. Beberapa gejala speech delay pada balita dan anak yang lebih tua antara lain:

* Usia 2 tahun tidak dapat menggunakan setidaknya 25 kata.

* Usia 2,5 tahun tidak dapat menggunakan dua kata yang unik atau kombinasi kata benda dan kata kerja.

* Usia 3 tahun tidak dapat menggunakan setidaknya 200 kata dan tidak menanyakan sesuatu menggunakan namanya.

* Tidak dapat mengucapkan kata-kata yang dipelajari sebelumnya.

Selain gejala di atas, ada pula gejala lainnya yang bisa terjadi pada anak dengan kondisi speech delay. Dikutip dari Early Support for Children, Young People and Families Learning, berikut beberapa gejala speech delay pada anak yang perlu diwaspadai oleh orang tua:

* Tidak merespons terhadap suara

* Adanya kemunduran dalam perkembangan

* Tidak memiliki ketertarikan untuk berkomunikasi

* Kesulitan dalam memahami perintah yang diberikan

* Mengeluarkan kata-kata atau kalimat yang tidak biasa seperti anak-anak pada umumnya

* Berbicara lebih lambat dari pada anak seumurannya

* Perkataannya sulit dimengerti bahkan oleh keluarganya sendiri

* Kesulitan memahami perkataan orang dewasa

* Kesulitan berteman, bersosialisasi, dan mengikuti permainan

* Kesulitan dalam belajar mengeja, bahasa, bahkan perhitungan.

Jika mengalami gejala di atas, orang tua perlu segera memeriksakan anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan tepat. Speech delay pada anak bisa disebabkan oleh kondisi yang serius dan memerlukan penanganan medis.

Cara Mengobati Speech Delay pada Anak

PerbesarIlustrasi orang tua yang membacakan cerita untuk anak sebagai salah satu cara mengatasi speech delay pada anak. Foto: UnsplashPenanganan speech delay pada anak diawali dengan mengidentifikasi kondisi pasien, seperti riwayat kesehatan, kemampuan berbicara, kemampuan mendengar, kemampuan kognitif, dan kemampuan berkomunikasi. Penanganan dilanjutkan dengan diagnosis gangguan yang dialami pasien.

Setelah hasil diagnosis didapat, barulah diterapkan terapi yang tepat untuk pasien. Dikutip dari American Academy of Family Physicians, beberapa perawatan yang mungkin direkomendasikan dokter untuk mengatasi speech delay pada anak, di antaranya:

Terapi wicara adalah jenis terapi pada pasien yang mengalami gangguan perilaku komunikasi. Kondisi ini meliputi ketidakmampuan berbahasa, bicara, suara, dan irama kelancaran.

Terapi wicara pada anak biasanya menggunakan pendekatan bermain, boneka, bermain peran, memasangkan gambar atau kartu.

Terapi oral motorik menggunakan latihan yang tidak melibatkan proses berbicara, seperti minum melalui sedotan, meniup balon, meniup terompet, mengisap permen, memutar lidah keluar mengelilingi bibir, dan lidah mendorong pipi kiri dan kanan dari dalam.

Terapi okupasi merupakan prosedur terapi untuk membantu anak dalam bidang produktivitas yaitu belajar dan kemandirian. Terapi ini mencakup aktivitas keseharian anak, seperti menulis, keterampilan tangan, belajar di kelas, bersosialisasi, berpakaian, merawat diri, bermain, memanjat, berayun, melompat, mengemukakan ide, dan menyusun tugas.

4. Membacakan Buku Cerita atau Berdongeng untuk Anak

Selain terapi, peran orang tua juga sangat penting dalam menangani speech delay pada anak. Salah satu cara yang bisa dilakukan orang tua adalah membacakan buku cerita atau berdongeng untuk anak.

Bercerita dengan menggunakan buku-buku dongeng yang dilengkapi gambar-gambar menarik dapat membantu mengatasi speech delay pada anak. Ajaklah anak untuk membaca buku yang diinginkan, kemudian jangan lupa untuk mengulang kembali kata kata yang menarik dan sederhana untuk kembali diucapkan oleh anak.

Selain bisa meningkatkan daya imajinasi dan menambah kosakata pada anak, bercerita atau mendongeng juga bisa menambah waktu berkualitas antara anak dan orang tua.

5. Sering Mengajak Anak Bicara

Sering mengajak anak berbicara dengan melibatkannya pada setiap percakapan dapat membantu menstimulasi otak anak. Orang tua disarankan untuk mengajak anak berbicara dengan menceritakan apa yang sedang dilakukan menggunakan kata-kata sederhana atau kalimat pendek.

Cara Mencegah Speech Delay pada Anak

PerbesarIlustrasi kehadiran dan peran orang tua sangat penting agar anak tidak mengalami speech delay. Foto: UnsplashPada dasarnya, tidak semua kondisi speech delay bisa dicegah karena bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun, Anda sebagai orang tua dapat melakukan beberapa cara untuk menstimulasi anak agar mencegah terjadinya speech delay, seperti:

* Bicaralah langsung dengan anak, meskipun hanya menceritakan apa yang sedang Anda lakukan.

* Gunakan gerakan-gerakan tertentu atau arahkan tangan ke objek saat Anda mengucapkan kata yang sesuai dengan objek tersebut.

* Bacakan cerita untuk anak Anda. Gunakan buku-buku yang memiliki gambar menarik.

* Nyanyikan lagu-lagu sederhana yang mudah diulang.

* Berikan perhatian penuh Anda saat berbicara dengan anak. Bersabarlah ketika anak mencoba untuk berbicara dengan Anda.

* Ketika seseorang mengajukan pertanyaan kepada anak Anda, jangan jawab untuk mereka dan biarkan anak mencoba menjawab sendiri.

* Ulangi kata-kata anak yang salah dengan lembut dan jangan mengkritik kesalahan pengucapan anak.

* Biarkan anak Anda berinteraksi dan bermain dengan anak lain yang memiliki kemampuan berbicara yang baik.