Total Float TF Free Float FF Jaringan Kerja Produktivitas Proyek Konstruksi

18 LET last event time Perhitungan waktu mundur untuk menghitung LET last event time Prosedur Perhitungan LET : – Tentukan nilai LET peristiwa terakhir paling kanan sesuai dengan nilai EET kegiatan trakhir. – Dapat dihitung nilai LET dari kanan ke kiri dengan rumus diatas – Bila terdapat lebih dari satu kegiatan maka dipilih LET yang minimum.

a. Total Float TF
Total float adalah jumlah waktu yang diperkenankan untuk suatu kegiatan boleh ditunda atau terlambat tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. Nilai Total Float TF dapat dirumuskan sperti berikut:b. Free Float FF
Free float adalah jumlah waktu yang diperkenankan untuk suatu kegiatan boleh ditunda atau terlambat, tanpa mempengaruhi atau menyebabkan keterlambatan pada kegiatan berikutnya. Nilai Free Float FF dapat dihitung:c. Inferent Float IF
Inferent float adalah suatu kegiatan yang boleh digeser atau dijadwalkan lagi yang merupakan selisih dari Total Float TF dengan Free Float FF, Sedikitpun tidak sampai mempengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan. LET i = LET j + d max TF = LET – d – EET FF = EET berikuj – d – EET awali 19 Dalam metode CPM kita juga akan mendapatkan lintasan kritis yaitu lintasan yang menghubungkan kegiatan-kegiatan kritis yaitu kegiatan yang tidak boleh terlambat atau ditunda pelaksanaannya karena keterlambatan kegiatan kritis akan menyebabkan keterlambatan pada waktu total penyelesaian proyek. Cara menentukan lintasan kritis dalam suatu perencanaan jaringan kerja adalah sebagai berikut: – Lintasan kritis dapat ditentukan degan menghubungkan kegiatan-kegiatan kritis, yaitu kegiatan yang mempunyai nilai free float dan total float sama dengan nol – Lintasan kritis dapat pula ditentukan dengan mencari lintasan durasi total terpanjang.II.3.5. Metode PDM presedence diagram method
Kegiatan dalam PDM presedence diagram method tidak diperlukan kegiatan fiktif sehingga pembuatan jaringan menjadi lebih sederhana, hubungan overlapping dapat dibuat tanpa menambah jumlah kegiatan. ES Jenis Kegiatan EF LS LF No. Keg Durasi Gambar 2.5 Bentuk Presedence Diagram Method PDM Perhitungan Presedence Diagram Method PDM menggunakan hitungan maju yaitu Earliest Start ES dan Earliest Finish EF. Jalur kritis ditandai oleh beberapa kegiatan sebagai berikut: – Earliest Start ES = Latest Start LS – Earliest Finish EF = Latest Finish LF – Latest Finish LF = Earliest Finish EF = Durasi IF = TF – FF 20 Sedangkan Float pada Presedence Diagram Method PDM dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Total Float TF, dan Free Float FF.II.3.6. Metode PERT program evaluation review tecnique
Metode PERT digunakan untuk memperkirakan durasi suatu proyek dan memungkinkan melakukan komputasi nilai probabilitas dari suatu kegiatan proyek secara keseluruhan. Metode PERT juga menggunakan teknik diagram Activity On Arrow AOA seperti halnya metode CPM dan PDM. Dalam metode PERT diketahui tiga estimasi durasi setiap kegiatan, yaitu: – Optimistic Estimate to adalah durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan jika segala sesuatunya berjalan dengan baik. – Pessimistic Estimate tp adalah durasi untuk menyelesaikan suatu kegiatan jika segala sesuatunya dalam kondisi buruk tidak mendukung. – Most Likely Estimate tm adalah durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan diantara Optimistic Estimate dan Pessimistic Estimate.II.3.7. LCS least cost schedulling
LCS least cost scheduling, bertujuan mempersingkat waktu penyelesaian proyek dengan mencari jadwal proyek optimal yaitu jadwal dengan biaya langsung direct cost, tak langsung indirect cost dan total biaya proyek. Menurut Husen 2009:160, dengan berkurangnya durasi proyek konstruksi maka biaya langsung direct cost akan meningkat sedangkan biaya tak langsung indirect cost akan menurun. Untuk mendapatkan hal tersebut dilakukan tindakan percepatan yang dilanjutkan dengan proses least cost scheduling pada Total Float TF = Min LS-EF Free Float TF = Min ES-EF 21 lintasan kritis. Dalam kondisi normal, proyek akan mempunyai waktu dan biaya yang maksimum sedangkan pada kondisi kritis dibutuhkan percepatan durasi pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh waktu minimum dan biaya maksimum dapat diterima. Pada Least Cost Scheduling dipergunakan alternatif percepatan dengan mengadakan lembur pada pekerjaan – pekerjaan kritis. Dengan analisis ini, jaringan kerja CPM dapat digunakan untuk menganalisa masalah tersebut, yaitu dengan memperkirakan:  Jadwal yang ekonomis didasarkan atas biaya langsung untuk mempersingkat waktu penyelesaian komponen-komponen pekerjaan.  Jadwal yang optimal dengan melihat biaya langsung dan biaya tidak langsung. Least cost scheduling digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan untuk melakukan percepatan waktu pada suatu pekerjaan sehingga didapat biaya yang optimal.II.3.7.1 Biaya Proyek
Komponen biaya total proyek biasanya terdiri dari dua komponen, yaitu: a. Biaya Langsung Direct Cost Biaya Langsung Direct Cost adalah biaya tetap selama proyek berlangsung yang menjadi komponen permanen hasil proyek. Biaya langsung diperoleh dengan mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan Unit price . b. Biaya Tak Langsung Indirect Cost Biaya tak langsung Indirect Cost adalah biaya tidak tetap selama proyek berlangsung yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek. Yang termasuk biaya tak langsung adalah biaya manajemen proyek, gaji bagi tenaga kerja administrasi, ATK, keperluan air dan listrik, keuntunganprofit. Biaya tak 22 langsung nilainya bergantung terhadap waktu dimana semakin lama waktu pekerjaan proyek maka biaya tak langsung akan semakin besar.II.4. Jaringan Kerja
Analisis jaringan kerja dibuat untuk merencanakan dan mengendalikan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain yang memiliki hubungan ketergantungan dimana bertujuan untuk meminimalkan biaya dan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Dalam suatu proyek konstruksi terdapat suatu kombinasi kegiatan –kegiatan yang saling berkaitan dimana kegiatan –kegiatan tersebut harus dilakukan dalam urutan tertentu sebelum keseluruhan kegiatan diselesaikan. Urutan kegiatan –kegiatan dilakukan secara logis dimana dimulai dari pelaksanaan satu kegiatan sampai kegiatan lainnya diselesaikan. Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja dapat memberikan penyelesaian masalah seperti lama perkiraan waktu penyelesaian proyek , kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis dalam penyelesaian proyek secara keseluruhan. Pada dasarnya penyusunan jaringan kerja merupakan salah satu teknik pengelolaan dalam manajemen proyek dan merupakan sarana operasional dalam proyek Soeharto,1999.II.5. Produktivitas Proyek Konstruksi
Produktivitas berkaitan dengan aspek ekonomi, kesejahteraan, teknologi, dan sumber daya. Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input atau rasio antar hasil produksi dengan sumber daya yang digunakan. Rasio produktivitas dalam proyek konstruksi adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi dan dapat dipisah menjadi biaya tenaga kerja, material, metoda, dan alat. Keberhasilan dalam proyek konstruksi tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya. Salah satu pendekatan manajemen yang dilakukan untuk mempelajari produktivitas pekerja adalah work study. Fungsi utama metode ini adalah memberikan informasi yang 23 cukup sebagai dasar pengambilan keputusan tentang metoda yang digunakan. Untuk mencapai kondisi yang terbaik dari suatu kegiatan dapat dilakukan beberapa cara, seperti: – Memperbaiki lokasi bekerjalingkungan bekerja. – Memperbaiki prosedur bekerja. – Memperbaiki penggunaan material, alat dan pemakaian pekerja. – Memperbaiki spesifikasi produk.II.5. Mempercepat Waktu Proyek