Yuk Bangun Support System Untuk Diri Sendiri Ini Saran Dari Psikolog UGM

JAKARTA – Support system adalah hubungan timbal balik yang bersifat saling membantu, simbiosis mutualisme, dan take and give.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar support system tersebut bisa efektif. Psikolog dari Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) Ida N. Faizah memberikan kiat-kiat bagaimana support system membantu kita beradaptasi dalam masa pandemi.

“Take and give karena kita sebagai manusia tidak hanya memberi, tapi juga butuh untuk dipahami,” katanya melansir laman resmi UGM, Kamis (23/9/2021).

Ida menjelaskan, yang disebut support system adalah orang yang dapat membuat kita merasa nyaman dan aman. Orang-orang tersebut bisa teman-teman, keluarga, dan dosen kita.

Selain itu, support system juga bisa seseorang dari komunitas yang mempunyai minat yang sama, mempunyai empati kepada kita dan kita juga bisa merasakannya.

Baca juga:1.296 Klaster Covid-19 Muncul Selama PTM

Baca juga:Covid-19 Varian Mu Ancam Indonesia, Dosen UNS Ingatkan Ini

“Support system tidak hanya melulu orang yang bisa kita gapai secara fisik, tapi juga online. Salah satu contohnya adalah biro-biro konsultasi dari psikologi banyak yang menawarkan terapi kelompok. Biasanya dari terapi kelompok itu kita bisa dapat komunitas yang sesuai dengan problematika kita,” ujarnya.

“Biasanya di dalam terapi tersebut kegiatannya kita saling support. Tujuan dalam kelompok tersebut adalah menumbuhkan support system, akhirnya kita tidak merasa sendirian,” lanjut Ida.

Menurut Ida, untuk mendapatkan support system maka harus mau membuka diri atau reach out to family or friends. Hal ini bisa berupa menyapa teman dan menanyakan kabar dengan memanfaatkan teknologi.

“Berusahalah untuk menjangkau orang-orang yang membuat kita aman dan nyaman. Memberi kabar setiap hari kepada keluarga atau teman dan membuat jadwal telepon dengan orang tua. Selain itu, kita juga bisa mencari komunitas yang memiliki persamaan dengan kita,” terang Ida.

Terakhir, Ida menyampaikan, harus dipahami jika membutuhkan support system adalah hal yang normal dan alami.

“Ketika kita membutuhkan support system, bukan berarti kita merupakan individu yang lemah, tapi itu memang merupakan kebutuhan kita. Karena kita merupakan individu yang bio sosio psiko spiritual jadi kita membutuhkannya. Jadi itu hal yang normal dan alami,” pungkasnya.

Ida menyebutkan, support system mempunyai banyak manfaat. Pertama, support system dapat membuat diri lebih termotivasi. Hal tersebut membuat kita lebih tahu tujuan dan fokus yang akhirnya memacu untuk terus belajar dan berkembang. Kedua, support system membuat kita merasa nyaman.

“Kita cenderung mencari hubungan sosial yang aman dan juga nyaman, dengan support system ini kita pula, ketika mendapatkan kenyaman kita akan mampu menghadapi situasi yang sulit,” ungkapnya.

Ketika merasa sulit, ujarnya, biasanya pikiran menjadi cemas dan banyak sekali pikiran negatif yang muncul. Bercerita kepada orang lain yang dianggap sebagai support system akan membuat kita mendapatkan wawasan.

Terakhir, Ida menjelaskan bahwa support system dapat meningkatkan hormon-hormon yang membuat kita bahagia. Salah satunya adalah hormon serotonin dan dopamin.

“Ketika hormon-hormon kita bekerja, ini bisa meningkatkan kinerja otak kita. Bahkan kita lebih bisa beradaptasi, lebih bisa berperilaku adaptif. Jadi itu ya pentingnya bagi kita untuk tetap terhubung dengan orang sekitar, untuk tetap mencari kira-kira siapa yang membuat kita aman dan nyaman,” ujarnya.