4 Cara Menghitung Titik Support Dan Resistance

Saya masih teringat sampai sekarang, waktu itu saya melakukan op pada saat swing london, saat itu saya floting prfit sebesar 100 dollar tapi saya yakin harga masih bisa naik…. alih2 dapet untung buntung lah yang saya dapet… hehehehe…waktu itu saya lupa gak pakai sl, saya tinggal mandi sebentar eh malah minus 120 dollar… nasiiiib nasiiibb… hahahaha…… ternyata harga waktu itu sdah mencapai resisten dan akhirnya meluncur kebawah dengan cepatnya… disitulah saya mulai belajar menandai titik psikologi bisa dinamakan dengan Support resisten… di titik itulah psikologi para trader di seluruh dunia diuji apakah ingin lanjut apa malah balik arah… Seperti judul yang di atas saya akan mengajarkan bagaimanakah cara utuk menghitung titik support dan resisten.. ok langsung saja. Menentukan Support dan Ressistance Ada 4 (tiga) cara menentukan Support & Resistance yaitu : 1. Titik tertinggi dan terendah dalam suatu periode. Nah ini adalah cara yang paling sederhana. Ada juga yang menyebutnya sebagai metode klasik berhubung cara menentukannya cukup dengan menarik garis horizontal secara manual semata-mata. Tapi jangan anggap sepele metode klasik ini karena bahkan hingga hari ini metode menarik garis manual seperti ini masih banyak digunakan oleh analis teknikal kawakan. Lantas, bagaimana caranya? Hal pertama yang perlu Anda pahami dengan menggunakan cara klasik seperti ini adalah Anda harus mengetahui history pergerakan tertinggi dan terrendah dari pasangan mata uang yang sedang Anda analisis pada periode waktu tertentu. Periode yang dipilih haruslah tidak boleh terlalu panjang supaya rentang support dan ressistance jangan terlalu besar namun juga tidak boleh terlalu pendek sehingga menyulitkan kita menentukan kapan harus mengambil posisi berhubung jarak antara Sup-Res yang terlalu pendek. Nah begini contohnya: misal GBPUSD pada Time Frame 1 jam mempunyai titik tertinggi di 1.9750 dan terendah di 1.9670. Maka Resisten GBPUSD untuk 1 jam adalah 1.9750 dan Support di 1.9670. Mudah bukan? Sekarang mari perhatikan gambar berikut ini: Ini adalah grafik GBPUSD dengan TF 4 Jam. Pada saat gambar ini diambil, GBPUSD sedang berada di 1.9699 dan seperti telah Anda lihat pada gambar, kita memiliki beberapa history harga tertinggi dan terrendah. Dengan demikian pada titik-titik inilah kita menarik garis secara manual (garis biru dan merah) sebagai batas titik support dan resistance. 2. Simple Moving Average Periode Besar Apakah Anda tahu indikator Moving Average? Indikator ini biasanya digunakan untuk memprediksi trend pergerakan harga. Namun apabila Anda mengeplotnya dalam periode yang lebih besar maka MA dapat berguna sebagai garis Support atau Resistance harga. Dan kelebihannya dibandingkan dengan metode klasik seperti contoh sebelumnya adalah garis support atau resistance ini bersifat dinamis mengikuti pergerakan harga. Menarik bukan? Mari kita lihat MA periode 100. Garis yang ditunjukan oleh MA 100 adalah Resistance untuk GBPUSD pada sebuah Time Frame. Terlihat Resistance dari GBPUSD pada Time Frame 1 jam adalah pada 1.9883 sesuai dengan garis Moving Average yang terakhirnya. Namun sayangnya metode ini tidak dapat menentukan garis Support dan Resistance, hanya dapat salah satunya saja entahkah Supportnya atau Resistancenya saja. Dalam contoh kita kali ini kita dapat mengetahui titik resistance dari harga namun tidak supportnya. Anda harus menggunakan metode lain untuk mencari support. 3. Fibonacci Retracement. Fibonacci Retracement merupakan salah satu cabang dari analisa teknikal dengan menggunakan deret Fibonacci. Hampir semua varian dari Fibonacci Analysis memang bertujuan untuk mengetahui titik Support dan Resistance dari pergerakan harga. Kali ini kita hanya akan membahas varian pertama sekaligus yang paling dasar dari Fibonacci yaitu Fibonacci Retracement. Fibonacci Retracement yang digunakan dapat berupa harga High Close atau harga pada titik Close. Perhatikan gambar berikut ini: Informasi dari Gambar 2 adalah : Titik 1.9650 dapat disebut juga titik psikologis. Harga mengalami pergerakan karena ditentukan oleh Demand dan Supply (Permintaan dan Penawaran). Pasar memang terlalu sensitif terhadap mata uang GBP karena BoE (Bank of England) secara diplomatis berbicara kepada publik bahwa mereka akan memangkas suku bunga lokal. Alhasil banyak pelaku “Profit Taking” menjual mata uang GBP. Kondisi tersebut terkait dengan hukum Demand-Supply yaitu saat penawaran banyak dan permintaan tetap maka mata uang akan melemah dikarenakan banyaknya supply yang beredar di pasar. Kemungkinan terbesar banyak yang mengambil posisi Sell GBPUSD pada saat malam hingga pagi hari. Tapi biasanya para trader juga mengantisipasi berakhirnya trend dengan mengambil sebuah titik support tertentu. Pada titik itu mereka tidak lagi melakukan aksi Sell tapi sebaliknya mereka akan melakukan aksi profit taking dengan membeli mata uang yang telah mereka jual sebelumnya. Nah jikalau semua orang melakukan hal demikian secara otomatis penawaran berkurang dan penurunan mata uang mulai kehilangan tenaganya. Akibatnya, harga kembali bergerak naik. Dalam kondisi tertentu, titik support dan resistance dapat ditembus oleh pergerakan harga. Memang sulit untuk menembus dinding-dinding Support dan Resistance yang telah terbentuk. Saat penjual menang dan pembeli sedikit, tentu saja harga dapat kembali terus turun meskipun sudah mencapai titik supportnya. Ketika harga menembus titik support dan resistance maka akan terbentuk titik support dan resistance yang baru. Titik support yang tertembus akan menjadi titik ressistance dan setelah itu akan terbentuk titik support terbaru. Saya perkenalkan Anda pada sebuah istilah yang bernama Pivot Poin. Pivot Poin adalah sebuah titik dimana pergerakan harga tak akan bergerak jauh dari titik tersebut. 4. Dengan Metode Pivot Points Metode terakhir sekaligus menjadi PR untuk Anda coba sendiri adalah dengan menggunakan sederetan rumus sebagai penentu titik support dan resistence dari harga. Rumus-rumus ini biasa disebut sebagai Pivot Points. Cara menghitung Pivot points Pivot levels diturunkan dari harga High, Low, Close di hari sebelumnya. Pivot points terdiri dari 5 levels: Juga ada level tambahan seperti R3, S3, dan mid-points. Contoh, data O, H, L, C dari GBPUSD dengan periode D1 PP = (1.9690+1.9725+1.9640+1.9680)/4 = 1.9684 Sup 1 = (2 x P) – H = (2 x 1.9684) – 1.9725 = 1.9643 Sup 2 = P – (H – L) = 1. (1. .9640) = 1.9599 Res 1 = (2 x P) – L = (2 x 1.9684) – 1.9640 = 1.9728 Res 2 = P + (H – L) = 1.9684 + (1, ,9640) = 1.9769 Setelah Pivot terpasang, yang harus dicatat: 1. Jika market open diatas Pivot maka diperkirakan market bullish, jika merket open dibawah Pivot diperkirakan market bearish. Dan seberapa jauh harga open dari PP, atau jika open dibawah S1 atau diatas R1. 2. Jika open dibawah S1 atau diatas R1, maka diperkirakan harga akan mencoba koreksi terlebih dahulu sebelum bergerak searah dengan trend. Nah ada banyak cara bukan? Silakan Anda mencobanya untuk mengetahui mana yang lebih cocok bagi diri Anda sendiri. Apabila ditanyakan metode yang mana yang terhaik, maka tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya. Setiap metode telah digunakan dan dilahirkan oleh para trader-trader diseluruh dunia dan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Selamat mencoba! Untuk mendapatkan segala informasi tentang forex trading.