Andromax Dipakai Operator Lain Ini Kata Smartfren

JAKARTA, KOMPAS.com – Selain bergerak di bidang telekomunikasi, PT Smarftren Telecom, Tbk. (Smartfren) juga memiliki ponsel rakitan vendor yang dilabeli dengan brand Andromax. Ke depannya, Smartfren bisa saja membuat brand ponsel itu berdiri sendiri.Ketika ditanya soal potensi spinoff Andromax menjadi perusahaan sendiri, Chief Brand Officer Roberto Saputra, mengatakan rencana itu masih dalam pertimbangan, belum mencapai keputusan apapun.

“Diskusi tersebut sudah ada, tapi kami masih mengulas sisi positif dan negatifnya,” ujarnya usai Grand Launching Smartfren 4G LTE Advance, Rabu (19/8/2015).

Roberto mengandaikan, jika spinoff terjadi, maka Smartfren akan sepenuhnya menjadi operator dan bisa memperluas kerja sama dengan produsen perangkat genggam lain. Sementara Andromax bergerak di bisnis ponsel entry level dan terbuka untuk dipakai oleh operator dengan berbagai operator.

Andromax memang sudah berkembang menjadi brand yang populer. Pada tahun 2014, dikatakan oleh Smartfren, sudah ada 2,8 juta unit perangkat Andromax yang terjual. Capaian tersebut menempatkannya sebagai produsen ponsel terbesar kedua di Indonesia, di bawah Samsung.

“Posisinya cukup kuat untuk smartphone entry level. Sekarang strategi komunikasi kita sudah memperlakukan Smartfren dan Andromax sebagai dua produk yang berdiri sendiri,” terang Roberto.

Selama ini, Smartfren hanya melabeli ulang ponsel buatan vendor smartphone lain, seperti Haier dan Hisense dengan merek dagang Andromax. Selain itu, Andromax secara eksklusif hanya mendukung layanan seluler dari Smartfren.

Di masa yang akan datang, seiring dengan makin luasnya penerapan teknologi 4G LTE, tidak ada lagi kategori operator GSM atau CDMA. Semuanya cuma disebut sebagai operator 4G LTE saja.

Dengan demikian, menurut Roberto, Smartfren mereka perlu memperluas kerjasama bundling dengan para pembuat handset lainnya. Salah satu tujuannya adalah memperoleh handset yang mendukung frekuensi 4G LTE mereka, yaitu 2.300 MHz dan 850 MHz.

Smartfren sudah meluncurkan 4G LTE Advance yang mengombinasikan kedua frekuensi tersebut untuk mendongkrak kecepatan. Frekuensi 2.300 MHz menggunakan teknologi time division duplex (TDD) sedangkan frekuensi 850 MHz menggunakan teknologi frequency division duplex (FDD).

Sebanyak kurang lebih 10 ribu base transceiver station (BTS) digunakan untuk menjaga kinerja jaringan tersebut. Dan rencananya sampai akhir tahun ini akan ditambah menjadi 11 ribu BTS. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link /kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.