Apa Itu Indeks Saham NASDAQ 100

> NASDAQ merupakan salah satu indeks saham AS yang dianggap penting dan identik dengan performa sektor teknologi. Indeks ini juga banyak diperdagangkan secara CFD.
Ketika membaca berita finansial global, kita seringkali mendengar soal Indeks saham AS seperti Dow Jones, Hangseng, Nikkei, dan NASDAQ 100. Nah, artikel ini akan membahas NASDAQ 100 secara khusus, bagaimana asal-usulnya, mengapa ia dianggap penting, dan seperti apa cara tradingnya bagi trader Indonesia.

Sejarah Indeks NASDAQ 100
Indeks NASDAQ 100 adalah indeks legendaris yang dibuat oleh National Associate of Securities Dealers (NASD) pada tahun 1985, berbarengan dengan NASDAQ Financial-100 yang berfokus pada perusahaan keuangan.

Karena itu, NASDAQ 100 secara khusus tidak menyertakan perusahaan keuangan mana pun. Indeks ini juga sering digunakan sebagai barometer kesehatan sektor teknologi.

Untuk bisa tercatat sebagai emiten dalam daftar NASDAQ 100, ada berbagai persyaratan yang harus dipenuhi. Yang paling utama adalah:

* Terdaftar di bursa Nasdaq
* Mencapai volume harian rata-rata 200,000 lembar saham
* Terdaftar di pasar setidaknya selama tiga bulan.

Indeks NASDAQ 100 dihitung menurut total nilai pasar dibandingkan nilai saham perusahaan yang beredar. Saat harga saham perusahaan berubah, nilai indeks sahamnya juga berubah.

Menariknya, peringkat saham-saham yang terdaftar dalam indeks ini jarang berubah. Hal itu menunjukkan bahwa saham penghuni indeks NASDAQ 100 sangat diminati oleh pelaku pasar. Tak hanya di AS, di Indonesia pun banyak trader yang mencermati pergerakan indeks saham ini.

> Baca Juga:Mengenal Apa Itu Indeks Saham Dan Beragam Manfaatnya

Saham yang Terdaftar di Indeks NASDAQ 100
Pada awalnya, indeks NASDAQ 100 mencakup 100 ekuitas (sesuai namanya). Namun seiring berjalannya waktu, ada beberapa perusahaan yang memiliki kode emiten lebih dari 1, contohnya saja Alphabet dengan kode GOOG dan GOOGL. Sehingga, daftar NASDAQ 100 bisa mencakup lebih dari 100 kode emiten meskipun jumlah perusahaan yang terdaftar tetap 100.

Ketika artikel ini dibuat (November 2022), peringkat pertama indeks NASDAQ 100 ditempati oleh Apple Inc. (AAPL) dengan market cap 2,566,446,440,200. Penghuni indeks NASDAQ 100 didominasi oleh para gurita industri teknologi lainnya seperti Microsoft (MSFT), Amazon.com Inc (AMZN), Alphabet Inc (GOOG), Tesla (TSLA), NVIDIA Corp (NVDA), dan sejenisnya.

> Baca juga: Alasan Saham Blue Chip Direbutkan Para Investor

Metode pengaturan indeks NASDAQ 100 tidak hanya berdasar pada performa tahun berjalan, tetapi juga performa pada tahun sebelumnya. Perusahaan peringkat 101 hingga 125 hanya akan bertahan jika berada di 100 teratas di tahun sebelumnya. Namun jika mereka tidak dapat kembali ke 100 teratas tahun itu, mereka akan tersingkir.

Untuk lebih jelasnya, berikut Ilustrasi pengaturan indeks NASDAQ 100:

> Pada tahun 2017, perusahaan X merupakan emiten dari sektor teknologi yang terkenal sehingga berhasil masuk ke daftar indeks NASDAQ 100 pada tahun itu. Produk utamanya yaitu sosial media yang bisa digunakan untuk posting teks-teks singkat.

Namun pada tahun 2018, ada kompetitor baru pada bidang penyedia layanan sosial media, sebut saja perusahaan Z. Kehadiran kompetitor ini membuat aplikasi buatan X menjadi kurang populer, sehingga perusahaan tersebut jatuh ke posisi 103 di indeks NASDAQ 100. Meski begitu, X mampu mempertahankan posisinya di indeks karena posisinya di tahun sebelumnya.

Nah, pada tahun 2019, performa X ternyata terus merosot hingga menduduki peringkat ke-126, sehingga ia harus keluar dari indeks. Di sisi lain, Z menempati peringkat ke-88 pada tahun yang sama dan dengan demikian menggantikan X pada indeks NASDAQ 100.

Peran Penting Indeks NASDAQ 100
Indeks NASDAQ 100 memiliki peran penting karena bisa mempengaruhi ekonomi lokal dan global. Para pelaku pasar memperhatikan pergerakannya untuk menentukan langkah selanjutnya dalam berinvestasi.

Bagi perusahaan, NASDAQ adalah bursa yang sangat terkenal dan terpercaya untuk mencatatkan saham mereka. Jika mereka berhasil masuk ke dalam daftar, citra perusahaan akan terangkat, investor semakin mempertimbangkan untuk memasukkan perusahaan ke dalam portofolio, dan secara otomatis mempengaruhi kesuksesan finansial emiten tersebut

> Baca Juga:5 Tips Diversifikasi Portofolio Investasi

Selain itu, indeks NASDAQ 100 dikenal karena menjadi acuan perusahaan yang berada di garis depan inovasi sektor industri terkait. Bahkan bagi masyarakat umum yang tidak menyimak perkembangan ekonomi secara mendalam, perusahaan-perusahaan di indeks NASDAQ 100 tetap mencuri perhatian karena mampu menyediakan banyak kesempatan kerja.

Bagaimana Cara Trading Indeks NASDAQ 100?
Sebagai warga negara Indonesia, ada banyak hambatan yang membatasi kita untuk trading secara langsung pada saham-saham AS. Tetapi sekarang sudah ada solusinya jika ingin trading indeks NASDAQ 100, salah satunya melalui broker Finex.

Kalian bisa mendapatkan akses untuk bertransaksi indeks NASDAQ 100 di akun Pro Finex. Selain NASDAQ 100, kalian juga bisa bertransaksi di indeks saham Hongkong (Hangseng), Jepang (Nikkei), Inggris (FTSE), Jerman (DAX), hingga indeks saham AS lainnya seperti Dow Jones dan S&P 500.

Apabila membuka akun di Finex, berikut adalah kondisi untuk indeks saham NASDAQ 100:

* Fee per 1 lot USD10
* Tick size 0.25 point
* Spread 100 point
* Margin per 0.1 lot USD100
* Contract Size USD20

Sekarang kalian sudah memahami apa itu indeks NASDAQ 100 dan broker yang menyediakan tradingnya di Indonesia. Selain trading indeks saham, kalian juga bisa trading saham AS dengan metode CFD. Beberapa broker yang menyediakan trading saham AS antara lain adalah Finex dan Pluang.