Apa Kepanjangan Dari Http Dan Https Penjelasan Lengkap

> apa kepanjangan dari http dan https adalah hypertext transfer protocol secure untuk mengakses wide web dalam komunikasi antar jaringan internet online

Bukan sekedar www, sebuah website seringkali memiliki gelar depan bernama HTTP dan HTTPS yang memiliki fungsi dan peranan dalam menyajikan sebuah laman situs di internet.

Saking pentingnya, Google menyarankan kita untuk mengubah HTTP menjadi HTTPS dan dijadikan sebagai salah satu sinyal daripada SEO.

Apa kepanjangan dari http dan https
Kepanjangan dari HTTP sendiri adalah HyperText Transfer Protocol, sementara HTTPS merupakan singkatan dari HyperText Transfer Protocol Secure.

Jika kita lihat susunan katanya, keduanya memiliki fungsi yang sama. Akan tetapi ada perbedaan besar dari sisi sekuritas atau keamanan, yang mana dimenangkan oleh HTTPS.

Biar lebih mudeng, mending kita cek lebih lanjut yuk mengenai segala macam informasi daripada kedua protokol website yang satu ini.

Perbedaan HTTP dan HTTPS
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa HTTPS itu versi amannya daripada HTTP. Singkatnya, website yang sudah dilapisi dengan secure socket layer seperti HTTPS cenderung jauh lebih aman dari serangan hacker.

Untuk alasan inilah kebanyakan website yang menyediakan fitur keanggotaan seperti register, login, hingga pembelian online diwajibkan menggunakan HTTPS.

Jika ditanya apa kepanjangan http tentunya sekarang anda sudah bisa menjawabnya. Di zaman sekarang tidak disarankan untuk tetap menggunakan HTTP pada sebuah website karena kurang begitu aman.

HTTP ini memiliki sifat mengirimkan data melalui port 80, sementara HTTPS menggunakan port 443. Perbedaan utama daripada Port 80 dan 443 ini adalah dari sisi keamanan.

Port 443 miliknya HTTPS memungkinkan transmisi data melalui jaringan aman, sedangkan Port 80 memungkinkan transmisi data dalam teks biasa.

Misalnya, kata dari “Aku Tamfan” pada sebuah halaman transmisi website dengan port 80 masih akan dibaca dengan tulisan sama. Berbeda dengan Port 443 yang akan dienkripsi sehingga menyulitkan para hacker untuk menyerang.

HTTP Tak Mengenkripsi Data
Kata “Aku Tamfan” memang tak penting untuk dibahas. Lantas, bagaimana jika data tersebut berupa cookies, riwayat penelusuran, hingga berbagai macam informasi vital seperti kartu kredit dan perbankan?! Semuanya harus ditutup dengan enkripsi tentunya!

Sayangnya, setiap tautan URL yang dimulai dengan HTTP menggunakan tipe dasar dari “protokol transfer hypertext”. Tips amannya, hindari melakukan transaksi apapun dengan website yang masih menggunakan HTTP.

Dibuat oleh Tim Berners-Lee pada awal tahun 1990an yang pada saat itu internet masih dalam masa tumbuh kembang. Standar protokol jaringan ini memang dijadikan alat utama untuk mengkomunikasikan antara browser dan server melalui pertukaran data.

Akan tetapi zaman sudah berubah, dan ada baiknya kamu mulai mengubah HTTP pada suatu website menjadi HTTPS.

Ini karena perkembangan teknologi haruslah berimbang, soalnya perkembangan ilmu seseorang juga terus mengalami kemajuan, termasuk para pencuri dan hacker.

Sebagai “protokol lapisan aplikasi”, HTTP tetap fokus pada penyajian informasi apa adanya dari satu server ke tempat yang lain.

Alhasil, website yang masih bergelar HTTP dapat dengan mudah disadap dan diubah tampilan hingga susunannya – dengan kata lain di-hack.

Percaya deh, terkena serangan hacker itu seperti mimpi buruk di siang bolong. Tanpa peringatan semua data pribadi (termasuk kartu kredit dan bank) bisa amblas dibuatnya.

HTTPS Mengenkrips Data
Setelah mengetahui kepanjangan http selanjutnya kita akan membahas detail mengenai protokol secure nya. HTTPS bukanlah kebalikan dari HTTP, melainkan adik tirinya yang jauh lebih canggih dan gagah dalam melawan berbagai macam serangan dari luar.

Keduanya bekerja dengan cara yang sama, yakni merujuk pada “protokol transfer hyperteks” yang memungkinkan akses data web tampil di layar PC atau handphone kita.

Namun – sekali lagi saya bilang – HTTPS jauh lebih aman dan transmisi data yang dikirimkan terenkripsi sehingga tak dapat dibaca oleh si julid hacker.

Kata S di belakang HTTPS merupakan Secure atau “Aman” yang didukung oleh Transport Layer Security (TLS) – penerus dari Secure Scokets Layer (SSL).

Alhasil berkat kemunculan HTTPS, maka data apapun yang kamu masukan ke dalam situs tersebut – termasuk kata sandi, kartu kredit, detail bank, dan informasi lainnya – akan dikirim dalam data yang berbeda sehingga sulit diintip oleh para si kepo hacker.

Inilah dibalik alasan kenapa kita hanya disarankan melakukan berbagai macam transaksi dengan website yang sudah didukung oleh gelar HTTPS.

Selain mengenkripsi data yang dikirimkan antara server website dan browser yang kita gunakan, TLS juga selalu mengautentikasi server yang disambungkan demi melindungi data yang dikirimkan tersebut dari gangguan pihak ketiga.

Hal Wajib Diketahui Sebelum Menggunakan HTTPS
Jika ditanya apa kepanjangan dari http dan HTTPS merupakan singkatan dari HyperText Transfer Protocol Secure. Setelah kamu mengetahui manfaat besar dari HTTPS dan kerentanan dari HTTP yang sudah dijabarkan panjang lebar di atas, maka saatnya kamu mulai melakukan take action.

Terlebih jika website kamu berbasis toko online atau ingin bersaing di mesin telusur miliknya si mbah Google, maka wajib untuk segera mengenkripsi data yang terdapat di dalam website tersebut.

Namun sebelum buru-buru mengubahnya, ada beberap hal yang harus kamu perhatikan perihal upgrade tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dapatkan sertifikat SSL dari Otoritas Sertifikat (Certificate Authority) yang sudah terpercaya.
2. Pasangkan di hosting situs yang kamu miliki.
3. Siapkan redirect 301 dengan mengedit file .htaccess di folderroot.

Adapun cara untuk mengedit file .htaccess adalah dengan menambahkan code sebagai berikut:

* RewriteEngine On
* RewriteCond %{HTTPS} off
* RewriteRule (.*) https://%{HTTP_HOST}%{REQUEST_URI} [R=301,L]

Editan ini diperlukan jika website kamu telah online selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun dengan jumlah postingan yang bejibun.

Karena berkatnya, code ini akan memberi tahu mesin telusur bahwa alamat situs kita telah berubah menjadi jauh lebih sehat dan aman bagi siapa saja yang mengunjunginya.

Sekalipun terdengar santer, namun sebenarnya pengubahan dari HTTP ke HTTPS sudah menjadi makanan sehari-hari bagi para provider hosting.

Jadi jika kamu tak yakin dengan apa yang kamu kerjakan, minta saja layanan kepada pihak hosting untuk mengubah segalanya. Biasanya layanan pengubahan ini adalah free service yang bisa kita manfaatkan setiap waktu. Tapi tidak semua penyedia hosting memiliki kebijakan yang sama ya!

HTTPS Tidak 100% Aman
Perlu dicatat bahwa HTTPS bukan berarti kita akan terhindar dari serangan hacker sepenuhnya. Jadi jangan serta merta menyalahkan pihak hosting dengan mengatakan bahwa website kita dihack oleh “orang dalam”.

HTTP memiliki kerentanan yang parah, sementara HTTPS hanya meningkatkan keamanannya saja.

Biar lebih mudahnya, kita ibaratkan sebuah rumah besar yang hanya dijaga oleh pintu gerbang depan (HTTP), atau ditambah dengan satpam, camera CCTV, hingga anjing penjaga super galak (HTTPS).

Sekalipun keamanannya sudah diperketat, ada kalanya pencuri profesional yang jeniusnya selevel orang gila masih mampu membobol hunian tersebut.

Begitupun dengan website kita. Masih banyak hacker jenius yang haus kekayaan terus mencoba mengulik membobol website-website yang telah diperkuat dengan HTTPS.

Langkah praktisnya adalah untuk selalu melakukan backup data sesering mungkin, serta memilih hosting yang juga memberikan fitur berupa tingkat keamanan tinggi.

Dikenal pula dengan sebutan secured hosting, server atau rumah website ini merupakan pendekatan yang berfokus pada penjagaan situs web dari serangan dunia maya seperti DDoS dan sejumlah tekhnik hacking lainnya.

Demikian pembahasan mengenai apa kepanjangan dari http dan https.