Apa Nama Huruf Yang Menyusun Ayat Ayat Al Quran

Jakarta –

Bagi umat muslim, membaca Al Quran dengan baik dan benar disertai dengan pemahamannya merupakan amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan. Dalam membaca Al Quran tidak lepas kaitannya dengan huruf hijaiyah.

Akar kata huruf hijaiyah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata harf (huruf) dan kata hijaiyah berasal dari kata kerja hajja yang bermakna mengeja, menghitung huruf, dan membaca huruf demi huruf.

Pengertian Huruf Hijaiyah

Menurut buku Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an: Memaksimalkan Pendidikan Islam Melalui Al-Qur’an karya Mursal Aziz dan Zulkipli Nasution, huruf hijaiyah didefinisikan sebagai huruf Al Quran yang lazim dimulai dari huruf alif ( ا ) sampai huruf ya ( ي ). Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hijaiyah artinya sistem aksara Arab; abjad Arab.

Huruf hijaiyah juga disebut-sebut sebagai asal kata dari alfabet yaitu alif ( ا ), ba’ ( ب ), ta’ ( ت ), seperti yang dinyatakan dalam buku Saku Santri ala Montessori yang ditulis oleh Dwi Rahayu.

Selain itu, disebut juga sebagai akar kata dari kata abjad yaitu berasal dari kata bahasa Arab a-ba-ja-dun; alif ( ا ), ba’ ( ب ), ta’ ( ت ), jim ( ج ), dan dal ( د ).

Namun ada pula yang menolak pendapat di atas dengan alasan bahwa huruf hijaiyah mempunyai aturan-aturan yang berbeda dengan terminologi abjad. Sebab, huruf hijaiyah dimulai dari alif ( ا ) dan berakhir pada huruf ya ( ي ) secara terpisah-pisah.

Sementara itu, terminologi abjad urutannya disusun dalam bentuk kalimat dan terminologi abjad lebih bersifat terbatas pada bahasa samiyah yang lokal (lughal samiyah al-umm).

Sebagai informasi, orang yang pertama kali menyusun huruf hijaiyah secara berurutan mulai dari huruf alif ( ا ) sampai ya ( ي ) adalah Nashr bin ‘Ashim al-Laitsi.

Meskipun huruf hijaiyah merupakan huruf alfabet yang berasal dari Arab, bukan berarti Al Quran ditunjukan kepada orang-orang Arab saja. Namun bacaan Al Quran ditujukan bagi umat Islam yang ada di seluruh dunia. Oleh karena itu, perlu dipelajari hukum-hukum membaca Al Quran yang benar.

Jumlah Huruf Hijaiyah

Adapun jumlah huruf hijaiyah diketahui sebanyak 28 huruf tunggal atau 30 huruf jika dimasukkan huruf rangkap lam alif dan hamzah sebagai huruf yang berdiri sendiri.

Berikut huruf hijaiyah serta cara membacanya menggunakan harakat fathah ( ﹷ ):

1. ا dibaca a

2. ب dibaca ba

3. ت dibaca ta

4. ث dibaca tsa

5. ج dibaca ja

6. ح dibaca ha

7. خ dibaca kho

8. د dibaca da

9. ذ dibaca dza

10. ر dibaca ro

11. ز dibaca za

12. س dibaca sa

13. ش dibaca sya

14. ص dibaca sho

15. ض dibaca dho

16. ط dibaca tho

17. ظ dibaca zho

18. ع dibaca’a

19. غ dibaca gho

20. ف dibaca fa

21. ق dibaca qo

22. ك dibaca ka

23. ل dibaca la

24. م dibaca ma

25. ن dibaca na

26. هـ dibaca ha

27. و dibaca wa

28. ي dibaca ya

29. ء (hamzah) dibaca a

30. لا (lam alif) dibaca la

Itulah jumlah huruf hijaiyah dan bagaimana cara membacanya. Semoga dengan mempelajari dengan kelak akan menghasilkan bacaan yang sempurna ya detikers!

Simak Video “Adu Cepat dan Cermat, Menyusun Huruf Hijaiyah dari Biji Kurma, Surabaya”
[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)

Kita semua tahu bahwa ayat pertama yang turun adalah surat al-‘Alaq ayat 1-5. Namun, urutan surat dalam Al-Quran tidak dimulai dari surat tersebut, lalu bagaimana sebenarnya penyusunan Al-Quran hingga seperti saat ini?

Ada banyak pendapat yang mengemukakan tentang metode penyusunan Al-Quran. Berikut ini adalah salah satu di antaranya.

Penyusunan al-Quran Sejak Masa Nabi Muhammad
Sebagian ulama meyakini bahwa metode penyusunan Al-Quran sebenarnya sudah dimulai sejak masa Nabi Muhammad masih hidup. Selain mengajarkan bacaan dan pemahamannya, Rasulullah juga mengajarkan bagaimana letak ayat Al-Quran tersebut nantinya di dalam Al-Quran. Hanya saja, pada saat itu, Al-Quran masih belum dibukukan menjadi kitab seperti sekarang ini.

Salah satu alasan mengapa Al-Quran tidak langsung dibukukan adalah karena wahyu masih belum selesai turun selama Nabi Muhammad masih hidup. Sedangkan, jika penulisan Al-Quran langsung dilakukan, maka kitab Al-Quran akan terus mengalami perubahan karena adanya ayat atau wahyu baru yang datang. Karena itu, proses pembukuan ayat – ayat dalam Al-Quran tidak dilakukan.

Akan tetapi, ada beberapa sahabat yang memang ditugaskan secara khusus untuk mencatat setiap ayat atau wahyu yang turun. Yaitu Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan Ubay bin Ka’ab. Mereka menuliskan ayat al-Quran di berbagai media yang bisa digunakan saat itu. Mulai dari pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, hingga potongan tulang binatang.

Ayat Al-Quran Mulai Dibukukan
Setelah Nabi Muhammad wafat, tepatnya saat pemerintahan Abu Bakar, para sahabat mengumpulkan lembaran mushaf tersebut. Kebutuhan untuk menuliskan ayat Al-Quran baru dimulai setelah Perang Yamamah terjadi. Perang tersebut membuat banyak sahabat penghafal Quran syahid. Sehingga, sebagian sahabat khawatir ayat Al-Quran akan menghilang.

Salah satu sahabat yang merasa khawatir adalah Umar bin Khattab. Dia mengadukan hal tersebut kepada Abu Bakar dan mengusulkan untuk menyusun Al-Quran menjadi sebuah kitab. Sayangnya, Abu Bakar menolak karena menganggap Rasulullah tidak melaksanakan atau mengamanahkan hal tersebut.

Namun, setelah beberapa waktu, akhirnya Abu Bakar menyetujui hal tersebut. Dia lalu mengundang Zaid bin Tsabit dan menunjuknya sebagai ketua pelaksana. Zaid yang awalnya menolak seperti Abu Bakar pun akhirnya menyetujui ide tersebut.

Mengumpulkan Al-Quran tentu saja bukan tugas yang ringan. Karena itu, Zaid dibantu oleh banyak sahabat untuk menyelesaikannya. Mereka berupaya mengumpulkan lembaran Al-Quran yang tersebar di berbagai tempat dan media. Lembaran yang sudah terkumpul itu diserahkan kepada Abu Bakar hingga wafat.

Selanjutnya, tugas tersebut dilanjutkan kembali oleh Umar bin Khattab sebagai khalifah setelah Abu Bakar. Setelah Umar meninggal, lembaran Al-Quran yang sudah terkumpul tersebut dijaga oleh istri Rasulullah, Hafshah binti Umar bin Khathtab.

Sejarah Rasm Usmani
Pada masa pemerintahan Utsman, seorang sahabat yang bernama Hudzaifah datang kepada Utsman dan menyampaikan kondisi umat Islam saat itu. Dimana banyak umat Islam yang saling berselisih paham mengenai Al-Quran.

Menanggapi masalah tersebut, Utsman memutuskan untuk meminta Hafshah membawakan lembaran Al-Quran yang ada padanya. Selanjutnya, Utsman memberikan lembaran tersebut kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Ibnu Abbas, dan Abdullah bin Haris untuk menyalin al-Quran tersebut menjadi satu kitab.

Hasil dari salinan tersebutlah yang dikenal sebagai Al-Quran dengan kaidah Rasm Usmani atau Al-Quran yang ditulis dengan gaya penulisan Khalifah Utsman bin Affan. Al-Quran dengan kaidah Rasm Usmani masih terus dipakai sampai saat ini di berbagai belahan dunia.

Jenis huruf yang diberi nama Font LPMQ Isep Misbah ini dirilis pada 28 Maret 2018 bersaman dengan rilis Aplikasi Quran Kemenag versi terbaru.

Siapakah yang menyusun urutan ayat dan surat?
Zaid bin Tsabit sangat berjasa dalam menyusun rapi ayat-ayat al-Qur’an yang dulu tersebar di mana-mana. Hingga terciptalah satu mushaf al-Qur’an sebagaimana yang ada di genggaman umat Muslim sekarang. Sejak kecil Zaid bin Tsabit selalu berusaha untuk bisa dekat dengan Rasulullah SAW.

Apa bahasa yang digunakan dalam Alquran?
Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa tertua di dunia. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang awal mula munculnya bahasa Arab. Teori pertama menyebutkan bahwa manusia pertama yang melafalkan bahasa Arab adalah Nabi Adam as.

Berapakah huruf yang terdapat di dalam Alquran?
Jumlah huruf dalam Al-Qur’an adalah 340.740 ayat, dan huruf yang tepat berada di tengah-tengah Al-Qur’an adalah huruf fa’ (ف) pada lafal (وَلْيَتَلَطَّفْ) QS Al-Kahfi: 19.