Apa Saja Masalah IT Yang Kerap Dihadapi Perusahaan Besar

Photo source: Unsplash Di era dengan perkembangan teknologi informasi seperti sekarang, membuat perusahaan memiliki ketergantungan tinggi terhadap keberadaan IT. Hampir semua kegiatan operasional, produksi, pengawasan dan berbagai hal lainnya dilakukan dengan menggunakan IT.

Namun, pernahkah terbesit di benak Anda bagaimana jika IT di perusahaan mengalami kendala? Tentu Anda tidak ingin hal itu terjadi bukan? Maka dari itu, ada baiknya Anda mengetahui masalah IT apa saja yang kerap dihadapi perusahaan seperti yang diuraikan berikut ini.

Keamanan data dan cyber attack
Keamanan data adalah masalah IT yang paling sering dihadapi oleh perusahaan besar. Meskipun memiliki data center tersendiri, tidak jarang perusahaan besar harus memikirkan berbagai macam cara bagaimana agar data-data penting perusahaan tidak hilang, rusak oleh maupun diretas oleh ulah para hacker. Bahkan Indonesia sendiri, tercatat pernah mendapat 1.225 miliar cyber attack setiap harinya. Meskipun skalanya mulai dari yang terkecil sekalipun, bila dibiarkan akan berdampak buruk bagi instansi pemerintahan maupun perusahaan besar.

Salah satu faktor penyebab mengapa negara kita sangat mudah diserang adalah masih banyaknya masyarakat bahkan perusahaan menggunakan software palsu atau bajakan. Hingga saat ini jumlah pengguna maupun software bajakan di Indonesia berdasarkan laporan Business Software Alliance (BSA) sebagaimana dikutip oleh Tirto.id adalah yang terbesar di Asia Pasifik bahkan dunia. Perangkat lunak bajakan yang beroperasi di Indonesia sekitar 83 persen. Alhasil, potensi terkena cyber attack seperti malware dapat meningkat hingga 29 persen.

Terlebih lagi bila perusahaan Anda menggunakan jaringan internet, apabila tidak diproteksi dengan sistem keamanan yang mutakhir maka kemungkinan terjadinya kebocoran data atau cyber attack sangat besar. Maka dari itu, perusahaan perlu melakukan perawatan dan maintenance secara berkala.

Lebih berbahaya lagi bila serangan siber ini terjadi pada perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan finance seperti malware. Tentu kerugian yang diderita tidaklah main-main. Bahkan survei dari Pricewaterhouse Coopers sebagaimana dilansir dari Katadata menyebutkan jika kerugian yang ditanggung perusahaan akibat cyber attack setidaknya bisa mencapai US$ 1 juta. Melihat kerugian yang besar tersebut, pantaslah bila perusahaan besar merasa was-was akan ancaman serangan siber ini dan menjadi masalah IT yang cukup serius.

Biaya yang cukup besar dan SDM yang kurang handal
IT merupakan aset perusahaan yang paling berharga, tidak hanya perangkat keras saja melainkan perangkat lunak yang digunakan perusahaan. Tanpa adanya IT ini perusahaan Anda tidak akan berjalan secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan biaya untuk melakukan perawatan, maintenance, hingga melakukan pengecekan secara berkala agar sistem operasional IT perusahaan berjalan dengan baik.

Tidak jarang IT dapat menyedot anggaran yang cukup besar bagi perusahaan. Bagi perusahaan yang sudah mapan, mungkin tidak terlalu menjadi masalah besar. Berbeda halnya dengan perusahaan rintisan atau startup yang melihat masalah IT sebagai salah satu masalah yang besar dan dapat mengancam keuangan perusahaan. Ditambah lagi dengan sumber daya manusia atau SDM maupun tenaga yang kurang handal, tentu menambah pengeluaran perusahaan untuk memberikan pelatihan kepada SDM ini. Sementara, pelatihan untuk IT memang membutuhkan biaya yang cukup besar.

Oleh, sebab itu, banyak perusahaan mulai membuka pintunya terhadap IT outsourcing dan maintenance dari luar. Ada beberapa hal yang harus di perhatikan pada saat memilih IT outsourcing yang memberi service yang terbaik pada bisnis-mu.

Kendala tak terduga (benaca alam dan human error)
Selain faktor di atas, masalah IT selanjutnya yang sewaktu-waktu bisa dihadapi oleh perusahaan besar adalah adanya bencana (disaster). Bencana di sini dapat dikategorikan seperti bencana alam dan bencana yang disebabkan karena kesalahan manusia (human error). Jadi dengan kata lain, bukan karena diretas oleh para hacker yang disengaja melainkan kesalahan teknisi IT perusahaan maupun bencana alam yang mengakibatkan kerusakan pada sistem IT perusahaan.

Bencana tersebut tidak hanya membawa dampak kerugian terhadap material perusahaan, tetapi juga berdampak pada data, jaringan komputer maupun jaringan internet di perusahaan. Bukan tidak mungkin, karena adanya bencana ini aktivitas IT perusahaan menjadi lumpuh. Apalagi jika perusahaan tersebut menyangkut hidup orang banyak, seperti perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, perbankan, media dan sektor lainnya;

Oleh karena itu, penting sekiranya bagi perusahaan memiliki sebuah layanan pemulihan atau Disaster Recovery as a Services (DRaaS). Keunggulan dari layanan ini mampu mempercepat pemulihan yang pada akhirnya dapat menekan anggaran perusahaan. Contohnya, pada saat pembuatan film Toy Story 2, salah satu karyawan melakukan kesalahan dan menghapus semua pekerjaan yang telah di bangun selama berbulan-bulan. Tanpa back-up yang dilakukan secara berkala, seluruh waktu yang dituangkan akan hilang dengan hitungan menit.

Permasalahan IT dalam perusahaan besar memang tidak bisa dihindari dan oleh karena itu, perusahaan haruslah memiliki perencanaan terbaik untuk melindungi aset berharga tersebut. Hubungi Mitra Teleinformatika Perkasa untuk mengenal lebih best-practice untuk melakukan disaster recovery, IT maintenance dan IT security management.