Apa Yang Terjadi Jika Saham ARA

> Saham ARA (Auto Rejection Atas) artinya pergerakan harga saham itu telah mencapai batas maksimum kenaikan hariannya.
Pernahkah kamu mendengar orang bergembira karena sahamnya ARA, tapi kamu malah bingung apa maksudnya? Semua trader dan investor perlu tahu apa yang terjadi jika saham ARA atau sebaliknya, jika saham mengalami ARB. Situasi ARA dan ARB berhubungan dengan mekanisme Auto Rejection yang berlaku di Bursa Efek Indonesia. Kita akan membahasnya dalam artikel ini, lengkap dengan ilustrasi contoh saham ARA.

Apa itu Auto Rejection Atas?
Auto Rejection adalah batas maksimum kenaikan harga saham atau penurunan harga saham dalam satu hari perdagangan di bursa efek Indonesia. Apabila harga saham sudah naik atau turun hingga mencapai batas yang telah ditentukan, sistem BEI akan menolak order jual maupun beli yang masuk karena perdagangan saham tersebut dihentikan untuk sementara waktu.

Ada dua jenis Auto Rejection, yakni Auto Rejection Atas (ARA) dan Auto Rejection Bawah (ARB). Jika saham ARA, artinya pergerakan harga saham itu telah mencapai batas maksimum kenaikan hariannya. Sedangkan jika saham ARB, artinya pergerakan saham itu telah mencapai batas maksimum penurunan hariannya.

Batasan maksimum untuk ARA dan ARB berbeda-beda untuk setiap golongan harga. Tepatnya:

1. Untuk kelompok harga saham Rp50-Rp200 per lembar, batas ARA di atas 35%. Batas ARB akan tercapai ketika harga saham merosot sampai 7 persen atau telah mencapai batas Rp50.
2. Untuk kelompok harga saham Rp200-Rp5000 per lembar, batas ARA di atas 25% sedangkan batas ARB sampai dengan 7 persen.
3. Untuk kelompok saham berharga lebih dari Rp5000 per lembar, batas ARA di atas 20% sedangkan batas ARB sampai dengan 7 persen.

Harga saham yang dijadikan acuan untuk ARA dan ARB merupakan harga saham pada penutupan perdagangan bursa di hari sebelumnya. Baca juga: Apa itu ARA dan ARB di Bursa Efek Indonesia?

Contoh Saham ARA
Ambil contoh misalnya saham ABC ditutup pada harga Rp2500 pada hari Rabu kemarin. Maka batas ARA untuk saham tersebut pada hari perdagangan berikutnya adalah Rp2500 + (Rp2500x25%) = Rp2500 + Rp625 = Rp3125. Saham ABC akan ARA jika naik sampai Rp3125 pada hari Kamis. Selama saham ABC tidak mencapai Rp3125 dalam sehari, saham itu tidak akan ARA.

Setelah saham ARA, bursa akan menolak semua order yang sudah masuk maupun yang akan datang. Alhasil barisan offer (jual) pada order book saham tersebut akan kosong, meskipun masih banyak yang mengantri pada barisan bid (beli). Kalau kamu berupaya membuka order baru pada saham itu, sistem juga pasti akan menolaknya dengan menampilkan pemberitahuan khusus.

Jadi, apa yang terjadi saat saham ARA? Jawaban singkatnya adalah ordermu pada saham tersebut akan tertolak oleh sistem. Sepanjang sisa hari itu, kamu tidak akan bisa membeli maupun menjual saham tersebut.

Kamu baru bisa mulai membeli dan menjual saham itu lagi pada hari perdagangan berikutnya. Meski demikian, sebaiknya kamu mempertimbangkan baik-baik sebab mengapa saham ARA sebelum membelinya pada harga tinggi. Beli saham sebelum ARA ala para ARA Hunter itu sah-sah saja, tetapi beli saham setelah ARA mungkin justru berbahaya.

Saham ARA terjadi karena minat beli pasar yang sangat tinggi pada suatu saham. Peningkatan minat beli pasar tersebut mungkin terpacu oleh suatu pengumuman baru dari pemerintah, keterbukaan informasi tentang rencana aksi korporasi perusahaan, rumor, maupun manipulasi bandar. Dengan kata lain, saham ARA bisa terjadi lantaran katalis fundamental yang valid ataupun tidak valid.

Selain itu, pembelian saham yang baru saja ARA tidak direkomendasikan bagi investor yang berorientasi jangka panjang. Lebih baik kamu menunggu harga saham terkoreksi dulu untuk membelinya pada tingkat harga yang lebih murah, daripada “mengejar kereta yang sudah berangkat”. Ingat, jangan sampai FOMO (Fear of Missing Out).

FAQ Seputar Saham ARA
Apa itu ARA dalam Istilah Saham?
Mudahnya, istilah Auto Rejection Atas atau ARA dalam saham adalah sebagai batasan maksimum kenaikan harga sebuah saham dalam waktu satu hari perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan kata lain, jika suatu saham terus mengalami peningkatan melebihi batas atas, hal tersebut menandakan saham terkait masuk pada kondisi ARA.

Apa Perbedaan ARA dan ARB?
Auto Rejection Atas (ARA) adalah kondisi saham yang mengalami kenaikan, sedangkan Auto Rejection Bawah (ARB) merupakan status saham saat mengalami penurunan secara signifikan.

Berapa Persen ARA Saham?
Singkatnya, batasan maksimum ARA pada setiap golongan harga saham bisa berbeda-beda. Lazimnya, untuk kelompok harga saham Rp50-Rp200 per lembar batas ARA bisa di atas 35%, harga saham Rp200-Rp5000 per lembar batas ARA di atas 25%, dan saham berharga lebih dari Rp5000 per lembar batas ARA di atas 20%.

Apa yang Terjadi Saat Saham ARA?
Pada saat saham terjadi ARA yang terjadi adalah posisi order pada saham tersebut akan tertolak oleh sistem secara otomatis. Sehingga, trader pada saat itu tidak bisa melakukan pembelian ataupun penjualan saham terkait. Solusinya, silahkan lakukan pembelian di hari-hari berikutnya.

Apa yang Menyebabkan Saham ARA?
Saham ARA terjadi karena adanya dorongan minat beli pasar yang sangat tinggi pada suatu saham. Peningkatan minat beli pasar tersebut bisa jadi terpacu oleh berita fundamental seperti: pengumuman baru dari pemerintah, rencana aksi korporasi perusahaan, atau karena imbas dari rumor maupun manipulasi bandar.