Cara Menentukan Titik Support Dan Resistance

iklan

iklan

Menentukan titik Support (S) dan Resistance (R) yang tepat terkadang susah dilakukan. Kenapa? Banyak alasan yang bisa diberikan, dimana salah satunya adalah mungkin trader belum mengenal betul tentang apa itu SR dan cara menentukannya.

Sebagai seorang trader, menentukan titik Support dan Resistance merupakan salah satu basic skill yang wajib Anda kuasai. Kedua level ini adalah tempat dimana terdapat kecenderungan harga akan bergerak secara signifikan. Masing-masing tempat telah memiliki bias-bias tertentu, dan apabila bias itu sejalan dengan keinginan pelaku pasar, maka terjadilah pergerakan-pergerakan yang sering dikenal dengan Breakout dan Rejection.

> Simak juga: Penyedia Webinar Gratis Untuk Menambah Ilmu Teknikal Trading

Konsep Dasar Support Dan Resistance
Titik Support, atau sering dikenal dengan “lantai” market, didefinisikan sebagai batas bawah suatu pergerakan menurun pada pasar. Saat harga mampu mencapai titik Support, maka bias yang muncul adalah harga akan kembali naik. Begitu pula sebaliknya, titik Resistance atau “Atap” Market didefinikasikan sebagai batas atas pergerakan naik pada pasar. Pasar akan memunculkan bias Bearish ketika harga mampu mencapai level ini.

Jika ditinjau dari sisi lain, titik Support dan Resistance ini sebenarnya menggambarkan tempat-tempat dimana dorongan harga terjadi karenaterjadinya pertukaran kekuatan antara penjual (seller) dan pembeli (buyer). Misalkan saat EUR/USD turun menuju suatu level Support Daily, maka terjadi Rejection yang ditandai dengan munculnya Candlestick Pin Bar. Rejection ini menunjukkan 2 hal, yaitu:

1. Banyak seller yang telah melepaskan posisinya.
2. Banyak buyer yang telah masuk ke dalam pasar.

Jika dihubungkan lebih dalam, SR sebenarnya berhubungan dengan Supply And Demand pada pasar. Titik Support sama dengan zona Demand, sedangkan titik Resistance sama dengan zona Supply.

(Baca juga: Trading Dengan Zona Supply And Demand Like A Pro)

Mengapa Bisa Ada Titik Support Dan Resistance?
Titik-titik Support dan Resistance sebenarnya bukan tempat ajaib yang bisa menyebabkan harga bergerak naik maupun turun. Titik-titik Support dan Resistance ini sejatinya merupakan cerminan dari psikologi para pelaku pasar sendiri. Pelaku pasar di sini dibagi menjadi 3, yaitu buyer, seller, dan trader yang diam atau tidak memasang posisi apapun.

Misalkan, harga suatu pasangan mata uang telah mengalami penurunan hingga pada titik Support kuat, kemudian berbalik naik secara signifikan. Kenaikan dari level support ini memunculkan 2 jenis psikologi pada pelaku trader, yang berupa:

1. Fear: Rasa takut ini muncul dari para trader yang sudah terlanjur masuk posisi Sell saat itu. Biasanya, trader-trader ini berharap harga setidaknya dapat turun kembali ke BEP agar posisinya bisa ditutup, sebelum berpindah haluan menjadi seorang buyer.
2. Greed: Rasa serakah ini muncul dari para trader yang masuk posisi Buy saat itu. Biasanya, trader-trader ini menyesal tidak membeli lebih banyak saat harga turun. Mereka akan berharap agar harga dapat turun lagi untuk menambah keuntungan dari posisi Buy-nya.

Meski keduanya berbeda, masing-masing trader berharap mendapatkan “kesempatan kedua” untuk dapat membeli kembali pasangan mata uang tersebut. Rasa harap yang timbul dari sifat tamak dan takut inilah yang menyebabkan harga terpantul pada titik-titik tertentu dalam market.

Sebenarnya ada banyak sekali cara untuk menentukan titik Support dan Resistance. Beberapa ekstrimis teknikal bahkan beranggapan bahwa harga mampu berhenti dan membentuk 1 Candlestick karena ada titik Support dan Resistance di level itu. Namun, pada kesempatan kali ini hanya akan di bahas 3 buah metode yang paling sering digunakan. Metode tersebut adalah Visual, perhitungan, serta penggunaan indikator.

Menentukan Titik Support Dan Resistance Dengan Pengamatan Visual
Cara pertama untuk menentukan titik Support dan Resistance adalah dengan menghubungkan nilai High/Low. Metode ini merupakan salah satu metode paling sederhana dalam menentukan titik Support dan Resistance. Perhatikan gambar di bawah ini untuk keterangan lebih jelasnya:

Simpelnya, Anda cukup memperhatikan titik-titik dimana banyak terjadi Rejection pada level tersebut. Anda juga dibebaskan menggunakan Ekor maupun Body sebagai patokan untuk menarik garis. Semakin sering harga ditolak dari suatu level tersebut maka semakin kuat pula status titik Support atau Resistance tersebut.

Selain dengan garis horizontal, terdapat pula cara visual lain dalam menentukan titik Support dan Resistance. Cara ini digunakan dalam menggambar Trendline Channel. Upper Channel menjadi titik Resistance, sedangkan Lower Channel menjadi Support-nya. Pendekatan ini sedikit berbeda, mengingat agar suatu Channel terbentuk terdapat syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi.

(Baca juga: Menggambar Channel Untuk Mengetahui Tren Forex)

Pengamatan secara visual lain pada pasar adalah Round Number. Metode menentukan titik Support dan Resistance ini menjelaskan bahwa suatu level dengan angka bulat dan mudah diingat, berpotensi menjadi level yang kuat. Angka-angka bulat ini juga sering disebut dengan level psikologis pasar.

Menghitung Sendiri Titik Support Dan Resistance
Cara lain dalam menentikan titik support dan resistance adalah dengan menghitungnya. Cara ini memang sedikit memakan waktu jika dilakukan sendiri. Namun berkat kemajuan zaman, telah banyak alat-alat penyedia perhitungan praktis untuk menghasilkan Support dan Resistance yang ideal. Perhitungan titik Support dan Resistance dengan metode perhitungan ini biasanya digunakan dalam trading menggunakan Pivot Point.

(Baca juga: Cara Mengidentifikasi Pasar Dengan Pivot Point)

Perhitungan ini diambil dari nilai-nilai seperti High (harga tertinggi), Close (harga penutupan), serta Low (harga terendah) pada Chart. Kelebihan utama dari metode perhitungan ini adalah, kemudahan untuk analisa pada beberapa time frame sekaligus. Berikut rumus yang sering digunakan dalam perhitungan titik Support dan Resistance.

> Pivot Point (PP) = (harga tertinggi + harga terendah + harga penutupan)/3

Level Resistance pertama (R1) = (2 x PP) – harga terendah

Level Support pertama (S1) = (2 x PP) – harga tertinggi

Level R2 = PP + (harga tertinggi – harga terendah)

Level S2 = PP – (harga tertinggi – harga terendah)

Level R3 = harga tertinggi + 2 x (PP- harga terendah)

Level S3 = harga terendah – 2 x (harga tertinggi – PP)

Seperti yang Anda dapat lihat di atas, basis perhitungannya bergantung pada Pivot Point dalam suatu periode waktu. Dari nilai Pivot itulah nilai-nilai seperti R1 dan S1 dapat ditentukan. Dalam penggunananya, terdapat pula R2 dan R3 serta S2 dan S3. Masing-masing level ini memiliki tingkat validitas dan kekuatan yang berbeda-beda pula. Ajaibnya, nilai-nilai ini biasanya tidak jauh berbeda dengan kisaran yang didapatkan dari data visual. Kedekatan ini dianggap bisa mengeliminasi bias-bias subjektif yang akan timbul saat menentukan titik Support dan Resistance dengan visual.

Menentukan Titik Support Dan Resistance Dengan Indikator
Cara paling gampang dalam menentukan titik Support dan Resistance adalah menggunakan indikator yang telah tersedia pada Metatrader, maupun platform trading lainnya. Indikator dapat menjadi titik Support dan Resistance ideal, karena indikator sendiri dihitung dan didapatkan dari kalkulasi yang menggunakan harga serta waktu sebagai variabelnya, terutama indikator-indikator turunan pertama dari harga seperti Moving Average. Berikut beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan titik Support dan Resistance.

Moving Average
Moving Average merupakan salah satu indikator yang sangat sering digunakan untuk menentukan titik Support dan Resistance, mengingat posisinya sebagai turunan langsung dari harga. Moving Average dihitung dari rata-rata pergerakan harga selama periode waktu tertentu. Namun tidak semua Moving Average juga dapat digunakan sebagai titik Support dan Resistance. Kecenderungannya, semakin kecil periode Moving Average itu, maka semakin kecil pula kekuatan yang terkandung di sana. Moving Average yang terkenal ampuh sebagai titik Support dan Resitance sendiri adalah SMA-50, SMA-100, dan SMA-200.

(Baca juga: Cara Melihat Support Dan Resistance Dengan MA 200)

Bollinger Bands
Bollinger Bands merupakan salah satu indikator terkenal lain yang sering digunakan oleh trader di seluruh dunia. Indikator ini seringnya digunakan untuk mengukur volatilitas pasar dalam periode waktu tertentu. Namun tahukah Anda jika Bollinger Bands juga dapat digunakan sebagai titik Support dan Resistance?

(Baca juga: Cara Menggunakan Indikator Bollinger Bands)

Bollinger Bands sering digunakan untuk menentukan titik Support dan Resistance saat fluktuasi garis-garisnya dalam keadaan mendatar. BB mendatar atau Flat adalah keadaan saat harga berada dalam kondisi Sideways. Pada keadaan seperti ini, Mid, Low dan Top BB akan terlihat sangat datar dan sejajar satu sama lain. Saat-saat inilah garis-garis Top dan Low BB bisa menjadi Support dan Resistance.

Penutup
Selain beberapa cara dan indikator di atas, masih terdapat banyak sekali cara menentukan titik Support dan Resistance dalam market. Meskipun ada banyak caranya, tetap saja kebanyakan trader lebih sering memanfaatkan visual saja sebagai patokan dalam menentukan titik Support dan Resistance. Oleh karena itu, jika ingin berlatih menempatkan titik Support dan Resistance dengan baik, latihlah dengan baik kemampuan visual Anda dalam membedakan titik balik di grafik.

Ingin belajar lebih lanjut? Anda bisa menambah wawasan dan pengetahuan dengan menonton video di bawah ini. Video ini menjelaskan dengan detail, bagaimana cara menentukan titik Support dan Resistance yang kuat dalam pasar.