Cara Penulisan Daftar Pustaka Dari Internet Yang Benar

Cara penulisan daftar pustaka dari internet memiliki kaidah penulisannya sendiri dibandingkan dengan yang diambil dari sumber lain seperti buku, jurnal ataupun majalah. Namun secara garis besar format penulisannya hampir sama.

Kita tahu bahwa ketika menuliskan sebuah karya baik berupa skripsi, tesis, jurnal maupun artikel, seorang penulis wajib untuk menyertakan daftar pustaka. Jika dulu daftar pustaka biasanya merujuk pada sebuah buku, maka sekarang sumber data bisa diambil dari internet.

Sumber data ini perlu dituliskan sebagai penghargaan terhadap karya intelektual seseorang, maupun sebagai alat untuk melakukan cek dan ricek perihal penulisan yang memuat sumber data tersebut. Hal ini biasanya lumrah digunakan dalam penulisan karya ilmiah.

Pengertian Daftar Pustaka

Jika melihat dari asal katanya, maka daftar pustaka adalah deretan sumber data yang sudah pernah diterbitkan sebelumnya. Di dalam bahasa Inggris, daftar pustaka sendiri disebut sebagai reference, karena memang daftar ini digunakan sebagai rujukan ketika seseorang akan mengangkat sebuah isu di dalam penelitiannya.

Dengan menggunakan daftar pustaka, maka penulis sudah menetapkan dasar teori yang akan digunakan, sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Cara penulisan daftar pustaka dari internet maupun dari buku cetak harus sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Unsur Dalam Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet
1. Nama Web / Penulis

Jika dalam daftar pustaka yang menggunakan buku, nama yang dicantumkan tentunya adalah nama penulis buku, maka ketika mencari sumber dari internet, nama yang dicantumkan adalah nama situs web tempat Anda mendapatkan sumber data tersebut.

Sama ketika menuliskan nama penulis buku di daftar pustaka, nama situs web juga diakhiri dengan menggunakan tanda titik, sebelum nantinya dilanjutkan dengan penulisan unsur yang lainnya tergantung dari format yang digunakan.

2. Tanggal Terbit

Sama seperti ketika menulis daftar pustaka dari buku, maka tanggal terbit harus dicantumkan. Peletakan tanggal terbit ini berbeda-beda, tergantung format penulisan. Perbedaannya jika dalam buku, yang dicantumkan adalah tahun terbit, sedangkan untuk artikel adalah tanggal terbit.

Selain itu, jika di buku menggunakan hanya angka saja, maka di dalam artikel internet harus menyertakan tanggal dan huruf, yaitu bulan terbit artikel dan tahunnya juga.

3. Alamat Tautan

Tidak ada aturan tentang penulisan alamat tautan, sebab biasanya ketika Anda melakukan copy paste tautan, maka otomatis sudah terformat dan Anda tinggal meletakkannya saja di dalam daftar pustaka. Posisi peletakan bisa setelah tanggal terbit, maupun setelah nama web, hal ini tergantung dari konsep format awal.

4. Judul Artikel

Penulisan judul artikel biasanya menggunakan tanda kutip, namun ada pula yang tidak. Berbeda dengan penulisan judul buku, dalam penulisan judul artikel, tidak perlu menggunakan aturan cetak tebal maupun cetak miring. Hanya saja, seperti menulis judul pada umumnya, setiap awal kata harus menggunakan huruf besar.

Judul artikel harus sama persis dengan judul pada alamat tautan agar tidak terjadi miskonsepsi. Biasanya judul artikel akan diikuti dengan alamat artikel yang dipisahkan dengan tanda koma.

5. Waktu Akses

Waktu akses berbeda dengan tanggal terbit artikel. Sebab Anda bisa saja mengakses artikel tersebut satu tahun dari tanggal penerbitan artikel. Waktu akses adalah waktu ketika Anda memutuskan untuk menggunakan data tersebut sebagai rujukan dalam penulisan karya ilmiah Anda.

Cara penulisan waktu akses biasanya diawali dengan kalimat “Diakses pada tanggal”, yang kemudian diikuti dengan tanggal penulis menggunakan artikel tersebut. Perbedaan lain dari penulisan daftar pustaka dari internet dan dari buku adalah kota terbit dan nama penerbit, sebab keduanya memang bukan unsur dari sebuah artikel internet.

Contoh Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet

Ada beberapa format yang bisa digunakan untuk menulis daftar pustaka yang diambil dari internet. Semua format ini sudah terstandarisasi. Anda tinggal memilih salah satu dan lakukan penulisan dengan konsisten menggunakan format tersebut.

1. Format Umum

Format untuk halaman yang ada penulisnya : nama penulis (disusun balik). tahun penyajian. Judul / informasi. (Alamat website, diakses: tanggal).

Format untuk halaman yang tidak ada penulisanya : nama lembaga yang menulis. tahun penyajian.judul makalah / informasi. (alamat website, diakses: tanggal).

Contoh :

Hidayat, Rahmad. 2020.Karakteristik Wirausahawan Menurut ByGrave (10D). (/karakteristik-wirausahawan-menurut-by-grave/, diakses : 15 Desember 2020).

2. Format MLA Style

MLA merupakan singkatan dari Modern Language Association. Penyusunan unsurnya adalah sebagai berikut : “judul artikel”. Nama situs. Tanggal penerbitan artikel. Waktu pengaksesan. .

Contoh :

Hidayat, Rahmad. “Tutorial Dasar Menggunakan Microsoft Word + Disertai gambar”.Kitapunya.net. 13 September 2020. 25 September 2020. .

“10 Contoh Cara Menulis Daftar Pustaka Dari Internet, Buku dan Jurnal”. Mamikos.com. 01 April 2020. diakses pada 08 Oktober 2020.

3. Format APA Style

Nama web/situs. (Tanggal artikel dibuat). Judul artikel. Waktu akses, alamat website (URL) secara lengkap.

APA merupakan singkatan dari American Psychological Association. Susunan penulisannya adalah nama situs, tanggal pembuatan artikel, judul, waktu pengaksesan dan alamat tautan. Sedangkan tanda baca yang mengikuti bisa dilihat di bawah ini:

Contoh :

> Mamikos.com. (2020, 01 April). 10 Contoh Cara Menulis Daftar Pustaka Dari Internet, Buku dan Jurnal. Diakses pada 08 Oktober 2020, dari /info/contoh-cara-menulis-daftar-pustaka/

(2020, 15 Desember). 9 Contoh Surat Pengunduran Diri dari Organisasi Format Word (DOC). Diakses pada 20 Desember 2020, dari /contoh-surat-pengunduran-diri/.

> / (2020, 13 September).Tutorial Dasar Menggunakan Microsoft Word + Disertai Gambar. Diakses pada 25 September 2020, dari /tutorial-dasar-menggunakan-microsoft-word/

4. Format MHRA

MHRA adalah singkatan dari Modern Humanities Research Association. Untuk menyusun unsur daftar pustaka, Anda dapat mengikuti format berikut : Nama situs, “judul artikel”, penjabaran situs, tanggal penerbitan, [waktu pengaksesan].

Contoh :

Mamikos.com, “10 Cara Menulis Daftar Pustaka Dari Intenet, Buku dan Jurnal”, Cara penulisan daftar pustaka, 01 April 2020, [diakses pada 08 Oktober 2020]

Cara penulisan daftar pustaka dari internet yang benar juga akan menambah keabsahan penulisan karya ilmiah Anda. Dengan cara ini, pembaca dapat menelusuri sendiri jejak proses penulisan karya ilmiah tersebut dan melakukan cek dan ricek.

Lihat lebih lengkap lagi dalam artikel : Cara Mudah Menulis Daftar Pustaka

Tujuan Penulisan Daftar Pustaka dari Internet
1. Menghindari Penjiplakan

Biasanya dalam penulisan karya ilmiah akan banyak sekali ditemui pendapat para ahli, maupun penulis yang sudah menerbitkan karya serupa, di dalam karya ilmiah tersebut. Tentunya hal ini bisa menimbulkan prasangka jika tidak dibarengi dengan kaidah kutipan yang benar. Letak kutipan umumnya adalah pada bagian akhir mengikuti kalimat yang bertuliskan kalimat saduran tersebut.

Dalam kutipan tersebut terdapat nama penulis dan tahun terbit tulisan. Nantinya, dalam laman daftar pustaka, semua kutipan tersebut akan dilampirkan, sehingga pembaca dapat mengecek kebenarannya. Hal ini bisa meningkatkan kepercayaan pembaca karena isu yang diangkat memang sudah bisa dikupas tajam menggunakan teori yang sudah ada sebelumnya.

Penggunaan daftar pustaka juga meluputkan Anda dari tuduhan penjiplakan karena menggunakan kalimat yang mirip atau bahkan sama persis. Penjiplakan atau plagiarisme merupakan dosa besar di dalam setiap karya, terlebih karya ilmiah karena tidak bertanggung jawab dan bahkan bisa berbahaya.

2. Penghargaan atas Kekayaan Intelektual

Seperti yang sudah dibahas di atas, cara penulisan daftar pustaka dari internet atau buku merupakan bukti apresiasi terhadap karya seseorang. Meskipun tampaknya hanya sebuah tulisan, namun sebuah karya tetaplah melalui proses berpikir yang seringkali tidak mudah. Maka, penghargaan atas karya intelektual tersebut merupakan hal yang lumrah.

Dengan mencantumkan sumber, penulis menyatakan bahwa karya sebelumnya memang pantas digunakan sebagai rujukan dan ini adalah bentuk penghargaan. Selain itu, karya intelektual juga dilindungi oleh undang-undang, sehingga tidak bisa sembarangan digunakan tanpa izin.

3. Rujukan Bagi Pembaca

Ketika membaca sebuah karya, maka seringkali pembaca pun menjadi ikut tertarik untuk mendalami hal yang sama dan ingin melihat buku maupun karya di internet yang dijadikan sebagai rujukan. Dengan menulis daftar pustaka, maka pembaca bisa dengan mudah menemukan sumber yang dimaksud.