Dalam Masyarakat Dan Dari Sejarah

A. Penelitian Survai Penelitian survai merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Fraenkel dan Wallen, 1990).

Penelitian survai adalah penelitian yang bertujuan untuk (1) mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada; (2) mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan; (3) untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh

orang-sebagai bahan penyusunan rencana dan pengambilan keputusan dimasa mendatang.

Ciri-ciri penelitian survai adalah:

1. Data survai dapat dikumpulkan dari seluruh populasi, dapat pula dari hanya sebagian saja dari populasi.

2. Untuk suatu hal data yang sifatnya nyata.

3. Hasil survai dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang sifatnya terbatas, karena data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu, dan saat data itu dikumpulkan.

4. Biasanya untuk memecahkan masalah yang sifatnya insidental.

5. Pada dasarnya survai adalah metode cross-sectional (Jhon W.

Best, 1977). Sedangkan Fraenkel dan Wallen (1990) menyatakan bahwa ada dua bentuk survai yang dapat dilakukan, yaitu cross-sectional surveys and longitudinal surveys.

6. Cenderung mengandalkan data kuantitatif

7. Mengandalkan teknik pengumpulan data yang berupa kuesioner dan wawancara berstruktur.

Survai ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi, seperti komposisi masyarakat berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, etnis, dan lain-lain. Survai juga dapat digunakan untuk

mengumpulkan data berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan, pendapat, pendirian, keinginan, cita-cita, perilaku, kebiasaan, dan lain-lain. Karena model penelitian ini dipandang cukup sederhana, tetapi dapat menghimpun informasi yang penting tentang populasi yang cukup besar, maka penggunaannya sangat luas. Survai banyak digunakan dalam bidang: ekonomi, bisnis, politik, pemerintahan, kesehatan masyarakat, sosiologi, psikologi, dan pendidikan.

Dalam pendidikan dan kurikulum-pembelajaran, survai digunakan untuk menghimpun data tentang siswa, seperti: sikap, minat, dan kebiasaan belajar, hubungan dan pergaulan antar siswa, hobi dan penggunaan waktu senggang, cita-cita dan rencana karier, dan lain-lain. Survai juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang guru, seperti: latar belakang sosial-ekonomi, pendidikan, dan pengalaman, sikap, minat dan kepedulian mereka tentang masalah-masalah pendidikan, kinerja mereka dalam pelaksanaan mengajar, membimbing dan memberikan latihan pada siswa, pelaksanaan tugas-tugas administratif, pengabdian dan kerjasama dengan masyarakat, dan lain-lain. Data tentang keadaan dan perkembangan sekolah juga dapat dihimpun melalui survai, seperti data tentang: jumlah siswa, guru, tata usaha, jumlah dan kondisi ruang kelas, kantor,

pembelajaran, alat dan bahan praktikum, alat dan bahan keterampilan, dan lain-lain.

Survai merupakan metode penelitian yang cukup populer dan banyak digunakan dalam penelitian. Ada tiga hal yang melatar belakangi popularitas banyaknya digunakan metode survai. Pertama, survai bersifat serbaguna (versatility), dapat digunakan untuk menghimpun data hampir dalam setiap bidang dan permasalahan.

Penelitian skripsi, tesis bahkan disertasi banyak dilakukan dengan menggunakan survai. Survai juga banyak dilakukan dalam penelitian bagi penentuan kebijakan, penyusunan rencana dan pengembangan program, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi hasil atau dampak dari program, bukan saja di bidang pendidikan, tetapi juga di bidang-bidang lain. Penggunaan survai terutama dilakukan dalam penelitian-penelitian evaluatif dan penelitian tindakan, tetapi dalam penelitian dasar dan terapanpun survai seringkali digunakan.

Kedua, penggunaan survai cukup efesien (efficiency) dapat menghimpun informasi yang dapat dipercaya dengan biaya yang relatif murah. Penelitian survai dapat dilakukan melalui perantaraan pos, biaya penelitian melalui pos hanya seperlima kali melalui telefon dan sepersepuluh kali penelitian melalui wawancara. Dibandingkan

dengan model-model penelitian lain seperti eksperimen, penelitian historis, kualitatif, dan lain-lain. Penelitian survai tetap lebih murah.

Ketiga, survai menghimpun data tentang populasi yang cukup besar dari sampel yang relatif kecil. Dalam interpretasi dan penyimpulan hasil survai, peneliti mengadakan generalisasi, dan penarikan generalisasi dimungkinkan karena sampel mewakili populasi. Kredibilitas atau keterpercayaan hasil survai dapat dijamin oleh dua hal, pertama sampel yang representatif atau mewakili populasi, dan kedua butir-butir pertanyaan dalam angket cukup valid.

Agar diperoleh data atau informasi yang diharapkan, ada beberapa langkah yang sebaiknya ditempuh oleh peneliti dalam pengumpulan data survai terutama yang menggunakan jasa pos (McMilan & Schumacher, 2001).

1. Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus. Langkah pertama dalam pelaksanaan penelitian survai, adalah merumuskan tujuan penelitian. Tujuan ini mencakup tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum berisi rumusan yang lebih bersifat umum tentang apa yang ingin dicapai dengan penelitian ini, sedang tujuan khusus berisi rumusan tentang sasaran-sasaran lebih spesifik yang ingin dicapai.

2. Memilih sumber dan populasi target. Langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah populasi target yang ingin dicapai.

Keluasan wilayah, penyebaran populasi dan besarnya populasi akan mempengaruhi waktu, dana, dan jumlah personil yang diperlukan, berbagai jenis sumber daya ini perlu dirumuskan bersamaan dengan penentuan populasi target.

3. Pemilihan teknik dan pengembangan instrumen pengumpulan data. Untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat diperlukan instrumen yang valid atau menghimpun data yang benar-benar ingin dihimpun. Instrumen yang memiliki validitas yang tinggi, tidak memberikan penafsiran lain kecuali jawaban atau informasi lain kecuali yang ingin dihimpun. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam survai biasanya ada dua macam, yaitu pedoman wawancara dan angket. Pedoman wawancara digunakan kalau survai akan dilaksanakan melalui wawancara (langsung), sedang kalau pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung maka digunakan angket. Pedoman wawancara dan angket yang digunakan dalam survai biasanya adalah bentuk tertutup, atau telah disediakan kemungkinan jawaban. Bentuk angket pada survai umumnya bersifat kategorial, kemungkinan jawabannya berbentuk kategori (data nominal)

seperti jenis kelamin, pekerjaan, dan lain-lain., walaupun bisa saja dalam bentuk ordinal dan skala.

4. Petunjuk pengisian. Petunjuk pengisian sangat penting di dalam pelaksanaan survai, karena dalam survai umumnya pengisian instrumen dilakukan tanpa kehadiran peneliti. Responden mengisi atau menjawab pertanyaan sesuai dengan penafsiran dia tentang apa yang ada dalam petunjuk. Petunjuk harus berisi rumusan yang jelas tentang maksud pengedaran angket, serta apa yang harus dikerjakan oleh responden dan bagaimana pengerjakannya.

5. Penentuan sampel. Pemilihan dan penarikan sampel sangat penting dalam survai. Sampel harus mewakili populasi baik dalam jumlah maupun karakteristiknya. Karakteristik sampel diambil berdasarkan klaster diambil jumlah sampel secara proporsional berdasarkan besarnya populasi. Selain jumlah dan karakteristiknya, dalam survai juga perlu dipetimbangkan kemampuan responden yang menjadi sampel dalam memberikan jawaban secara tertulis.

6. Pembuatan alamat. Dalam pengumpulan data yang menggunakan jasa pos, alamat baik alamat responden maupun alamat peneliti, sangat memegang peranan penting. Buatlah alamat yang jelas,

7. Uji coba. Sebelum digunakan untuk menghimpun data dari sampel yang sesungguhnya, sebaiknya diadakan uji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan terhadap kelompok orang (sampel) dari populasi target, tetapi tidak termasuk sampel yang akan mengisi instrumen pada penelitian sesungguhnya. Uji coba penting dilakukan untuk mengujicobakan instrumen, apakah petunjuk pengisian dan butir-butir pertanyaan dipahami oleh responden, butir-butir pertanyaan mana yang tidak jelas atau menimbulkan penafsiran ganda. Uji coba dilakukan dalam dua bentuk melalui pos dan penyampaian langsung. Uji coba melalui pos selain memberikan masukan tentang kejelasan petunjuk dan rumusan petanyaan, juga memberikan sampel beberapa persen yang mengembalikan angket tepat waktu, terlambat berapa lama dan tidak mengembalikan sama sekali. Uji coba langsung selain memberikan masukan tentang kejelasan petunjuk dan pertanyaan juga lama waktu pengisian.

8. Tidak lengkap dan tidak mengembalikan. Dalam pelaksanaan survai melalui pos sering kali tidak semua instrumen dapat kembali dan terjawab lengkap. Rata-rata rate yang kembali dan terjawab lengkap adalah 70% dan itu termasuk persentase yang cukup baik (wajar). Kalau kurang dari 70% termasuk kurang

berhasil dan harus ada kegiatan lanjutan untuk mengirimkan angket pada sampel lainnya.

9. Tindak lanjut. Apabila jumlah angket yang kembali dan terjawab lengkap kurang dari 70% terutama untuk pengedaran melalui pos, maka harus dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut dilakukan setelah satu atau dua minggu dari batas pengembalian angket. Responden yang dikirimi angket dapat orang yang sama yang tidak mengembalikan, atau responden baru. Kalau bisa dijangkau jawaban yang tidak lengkap, dilengkapi dengan cara mendatangi langsung. Baik pada penyampaian angket yang pertama maupun yang kedua jumlah yang dikirimkan lebih banyak dari besarnya sampel yang diharapkan, biasanya tambahannya sekitar 30% sampai 40%.

Contoh penelitian survai adalah:

1. Survai di suatu daerah miskin yang mendapatkan IDT mengenai implementasi pendidikan dasar 9 tahun.

2. Survai mengenai pandangan-guru-guru di perkotaan tentangdampak “internet” terhadap tingkah laku remaja.