Enaknya Pakai Wireless Charger

Lumia 930 dan Nokia wireless charger

Begitulah dalam beberapa hari ini, saya merasakan enaknya pakai wireless charger. Sebuah teknologi yang mungkin belum semua orang tahu. Jadi saya pikir, ada baiknya saya berbagi pengalaman ini.

Wireless charger bukanlah teknologi baru. Kalau tidak salah, Palm Pre merupakan salah satu pionir untuk menggunakan teknologi ini di smartphone. Kepopulerannya mulai menanjak ketika digunakan oleh Nokia (Lumia 920 dan Lumia 820), juga oleh Google dan LG (Nexus 4), di tahun 2012.

BACA: Tips Membeli Handphone Android Supaya Tidak Kecewa

Perangkat wireless charging memiliki banyak model. Ada yang model stand (tegak) atau tidur (plate / pillow). Ada yang harus ditancapkan (docking / statis), ada juga yang menggunakan baterai (portable, seperti power bank).

Perangkat yang saya gunakan adalah Nokia wireless charging stand DT-910 (warna hitam). Termasuk di kategori yang statis dan tegak. Perangkat ini sudah cukup lama hadir, karena ia datang bersamaan dengan Lumia 920 (2012). Saat ini saya menggunakannya dengan Lumia 930.

Wireless charger ini saya letakkan di samping laptop di atas meja. Dengan demikian, kalau ada notifikasi, saya bisa segera melihat dan menjangkau nya. Kadang-kadang, perangkat ini saya pindah ke samping tempat tidur. Jadi kalau mengantuk, saya tinggal meletakkannya di sana, dan di pagi hari baterai handphone sudah penuh.

Untukwireless chargerdi meja kerja dan meja tidur akan terlihat estetis jika dibedakan. Di meja kerja akan terlihat fungsional menggunakan charger stand (apalagi kalau mendukung Glance, bisa sekaligus jadi jam meja 🙂 ),sedangkan untuk di meja tidur akan lebih bagus jika menggunakanchargeryang non-stand, sepertiwireless chargeredisi Captain America.

wireless charger standWireless charger mode non-stand

BACA: 5 Hal yang Layak Dilakukan Sebelum Menjual Handphone

Dari pengalaman saya tersebut, ada beberapa hal praktis yang saya catat.

Keuntungan pakai wireless charger
* Tidak ribet — Kalau perlu mengisi baterai tinggal taruh. Tidak perlu sibuk mencari charger dan menancapkan kabel USB. Begitupun kalau mau menggunakan handphone. Tinggal angkat.
* Lebih rapi — Tidak ada kabel yang berserakan.
* Colokan mikro USB handphone lebih awet

Kelemahan pakai wireless charger
* Tidak bisa dipakai bersamaan — Kadang kita ingin bermain game dan tidak ingin diganggu oleh baterai yang habis. Oleh karena itu kita menggunakan handphone sambil mengisi baterai (mungkin bukan hal yang dianjurkan 😀 ). Teknologi ini susah digunakan untuk hal semacam ini.
* Kecelakaan — Kalau kamu termasuk orang yang ceroboh–mudah menyenggol barang, menumpahkan air, dll–maka bisa muncul kejadian seperti handphone jatuh (terutama kalau pakai model tegak).

Catatan tambahan
* Dalam penggunaan wireless charger * Versi portable akan lebih menguntungkan karena bisa dibawa ke mana-mana. Sisi buruknya–sama seperti power bank biasa–harus di-charge.
* Versi docking (statis dan tegak) lebih menguntungkan kalau di letakkan di meja kerja atau samping tempat tidur. Bisa melihat handphone lebih mudah.

* Membandingkan dengan charger biasa, saya tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam kecepatan mengisi baterai. Tentu saja, jenis perangkat yang bersangkutan akan menentukan hal ini.
* Saya tidak mengalami handphone yang menjadi panas. Padahal, Lumia 930 terkenal sebagai handphone yang cepat panas.

Saya pikir, walau pengalaman saya ini menggunakan produk Nokia, tetap bisa berlaku untuk handphone atau wireless charger lain. Harap diingat, kemampuan dan kecocokan produk tetap tergantung spesifikasi masing-masing produk.

Kalau kamu punya dana yang lebih, akan nyaman punya beberapa wireless charger, dan diletakkan di ruangan di rumah atau kantor yang strategis. Setiap butuh, tinggal taruh saja.

Nah, bayangkan kalau tempat-tempat umum–seperti co-working spaceatau kafe–memiliki perangkat wireless charger tertanam di meja. Tentu sangat menyenangkan.