Garis Support Dan Resistance Lanjutan Dijamin Profit Konsisten

Artikel kali ini merupakan lanjutan dari garis support dan resistance pada pembahasan sebelumnya. Mengenai konsep dasar terbentuknya garis psikologi support dan resistance, yaitu penggunaan garis lurus horizontal untuk menentukan aksi jual dan beli.

Ternyata selain menarik garis lurus horizontal, untuk menentukan garis support dan resistance bisa menarik garis miring yang diagonal yang biasa disebut garis trendline.

Di sini juga kita akan membahas bagaimana jika suatu garis support dan resistance ditembus. Mohon dibaca dan dipahami secara baik-baik karena materi ini sangat penting jika Anda serius ingin menjadi seorang trader atau investor saham.

Tetapi saya sarankan sebelum membaca artikel ini, Anda perlu membaca topik garis support dan resistance sebelumnya, melalui link dibawah ini :

> Baca juga : Kuasai Garis Support dan Resistance ! Dijamin Profit Konsisten

Apa itu garis Trendline ?
Barangkali Anda pernah mendengar kalimat : Trend is your Friend – Trend adalah temanmu atau Never fight the trend – Jangan pernah melawan trend. Jadi apa sih sebenarnya trend itu ? Secara sederhana trend itu kecendrungan arah pergerakan pada suatu pasar.

Konsep trendline sebenarnya berasal dari garis support dan resistance, yang dimana sering digambarkan dengan garis horizontal tetapi jika kita berbicara garis trendline memiliki sudut dan arah kemiringan yang berbeda, baik itu naik atau menurun.

Ada 3 jenis trendline yang akan kita bahas di artikel ini, yaitu

* Uptrend ( kecendrungan harga naik )
* Downtrend (kecendrungan harga turun)
* Sideways (kecendrungan harga tetap)

1. Uptrend

Kondisi dimana harga saham akan cendrung naik jika ditarik darik titik terenndah. Cara menggambar trendline pada uptrend chart yaitu dengan menghubungkan titik harga terendah dari lembah-lembah yang terbentuk (titik A1-A2) pada gambar diatas. Garis ini akan menjadi level dimana sebuah uptrend akan diuji.

Contoh up-trendline pada Saham BBRI Weekly2. Down trend
Kebalikan dari uptrend, garis downtrend menunjukan kecendrungan harga turun pada sebuah chart. Sementara cara menggambarkan trendline pada downtrend chart adalah dengan menghubungkan titik harga tertinggi pada puncak-puncak yang terbentuk (B1-B2) pada gambar diatas. Garis ini akan menjadi level dimana sebuah garis downtrend akan diuji.

Jika Anda perhatikan dengan teliti cara menggambarkan trendline antara garis downtrend dan uptrend, garis uptrend menggunkan titik dari lembah ke lembah, sedangkan pada garis downtrend menggunakan titik dari puncak ke puncak.

Contoh down-trend line pada saham HMSP daily3. Sideways

Secara sederhana, kondisi di mana pergerakan harga saham tidak membentuk pola uptrend dan downtrend. Dengan kata lain, pergerakan harga sideways cenderung mendatar.

Untuk saham yang sedang sideways Anda juga bisa menggambarkan pergerakan harganya, yaitu dengan menghubungkan titik nilai tertinggi antara puncak-puncak (garis atas), serta harga titik terendah antara lembah-lembah (garis atas).

Biasanya jika harga bergerak sideways, para trader sering mengambil tindakan wait and see. Maksudnya, seorang trader tidak melakukan transaksi apapun, hanya menunggu melihat perkembangan harga saham hingga menemukan momen yang pas untuk untuk mengambil posisi jual beli saham.

Contoh sideways pada saham TLKM dailyCara Menggunakan Garis trendline
Menurut pakar technical analyst, untuk menarik sebuah trendline diperlukan paling tidak dua titik penghubung. Tetapi garis trend itu masih bersifat sementara karena diperlukan pengujian ketiga kalinya untuk sebuah garis trendline dikatakan valid. Karena sebuah garis trendline yang ditarik dapat disimpulkan semakin valid jika semakin sering teruji oleh harga saham.

Jadi sebuah garis trendline yang sudah teruji lima samapai enam kali lebih akan cendrung lebih valid dari pada baru teruji dua kali.

Secara teori jika harga saham bergerak dengan tingkat kemringingan tertentu seperti yang digambarkan pada garis trendline, maka harga cendrung akan terus berlanjut pada tingkat kemiringan tertentu tersebut sampai garis trendline tertembus, sekaligus menjadi tanda kemungkinaan trend akan berubah arah.

Penembusan Garis Trendline
Bagaimana jika garis trend tertembus ? Jika garis trend tertembus maka itu merupakan sinyal awal akan adanya pembalikan arah dari sebuah trend (reversal). Yang menjadi permasalahannya bagaimana memastikan sebuah trend telah tertembus ? Karena tidak jarang harga sebuah saham bisa saja melewati garis trend tetapi saat penutupan jam bursa harga kembali ke dalam garis trendline.

Sebagai kuncinya, saya beritahu kepada Anda suatu trendline dikatakan sudah tertembus (valid) jika harga penutupan berada diluar garis trendline karena harga penutupan jauh lebih presisi atau lebih lebih dijadikan patokan dari pada pergerakan harga sementara kare fluktuasi harga.

Contoh penembusan trendline pada saham TLKM dailyPenembusan Garis Support dan Resistance
Memiliki konsep yang sama dengan garis trendline, garis support dan resistance dikatakan tertembus jika harga penutupan berada diluar garik yang kita tarik.

Jika suatu garis support berhasil ditembus oleh harga saham, maka garis support tersebut akan berubah menjadi garis resistance. Sebaliknya juga jika garis resistance berhasil ditembus oleh pergerakan harga saham, maka garis resistance trsebut akan berubah menjadi garis support.

Contoh penembusan support dan resistance pada saham HMSP dailyPullback

Yang dimaksud dengan pullback adalah jika suatu harga saham mencoba menguji atau melewati garis support dan resistance tetapi tidak sampai tertembus. Kita bisa perhatikan pada gambar di atas harga saham hanya menguji garis support (pullback) dan kembali meneruskan pola uptrendnya.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya di atas, trend is your best friend in market, jadi jangan percaya apa kata orang, berita yang sedang berkembang, percayalah pada diri sendiri. Karena kemampuan untuk menganalisa suatu trend yang muncul adalah salah satu kunci dalam belajar technical analysis.

> Baca juga : Cara Membaca Candlestick dengan Cepat dan Mudah

Sumber Referensi :
Ong, Edianto. 2008,2011. Technical Analysis for Mega Profit. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Sumber Gambar :
Chart : /
Image : /

Share