Ini Profil 7 Negara Pendukung Israel Soal Status Yerusalem

TEMPO.CO, Jakarta – Sembilan negara menolak resolusi sidang umum istimewa Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis, 21 Desember 2017 mengenai status Kota Yerusalem. Resolusi itu menyatakan status Kota Yerusalem diputuskan secara final lewat proses perundingan antara Israel dan Palestina. Resolusi besutan Mesir ini didukung 128 negara, dengan 35 negara abstain dan 21 lainnya absen dari sidang.

Baca: Haley: Amerika Serikat Undang Negara Pendukung Yerusalem

Negara yang menolak resolusi adalah Amerika Serikat, Israel, Togo, Mikronesia, Nauru, Palau, Kepulauan Marshall, Guatemala dan Honduras. Di luar AS dan Israel, ketujuh negara pendukung ini relatif merupakan negara kecil dengan ekonomi kelas negara berkembang.

Baca: Yahudi Dukung Donald Trump, Yerusalem Ibu Kota Israel

Berikut profil mereka:

Merupakan salah satu negara terkecil di benua Afrika dan terletak di kawasan Afrika Barat. Luas negara ini hanya 57 kilometer persegi dengan populasi sekitar 7,9 juta jiwa. Ibu kotanya bernama Lome dan bahasa resminya adalah Perancis. Pendapatan per kapitanya relatif kecil yaitu US$1468 atau sekitar Rp 20 juta per tahun dengan mata pencarian mayoritas di bidang pertanian dan pertambangan phosphate.

Merupakan negara kepulauan yang terletak di Laut Pasifik Barat. Arti namanya adalah kepulauan kecil. Populasinya sekitar 105 ribu orang dengan wilayah sekitar 702 kilometer persegi. Bahasa resmi adalah Inggris. Pendapatan perkapita sekitar US$3000 atau Rp40 juta per tahun. Negara ini rutin mengikuti sikap AS dalam voting resolusi di forum PBB.

Merupakan salah satu negara kepulauan di kawasan Mikronesia, yang terletak di Laut Pasifik Barat. Dengan ibu kota bernama Yaren, negara ini hanya memiliki luas sekitar 21 kilometer persegi dan populasi sekitar ribu orang. Namun, dibandingkan negara-negara tetangganya seperti Federasi Mikronesia, Nauru memiliki pendapatan perkapita relatif besar yaitu $12 ribu atau sekitar Rp161 juta per tahun. Ini berasal dari fasilitas penahanan imigrasi yang dibayar oleh Australia. Sumber pendapatan lain adalah penambangan phosphate.

Negara ini terletak di kawasan Laut Pasifik Barat seperti Federasi Mikronesia, dan Republik Nauru. Negara ini terdiri dari 340 pulau kecil dan luas total mencapai sekitar 466 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 21.500 orang. Pendapatan perkapita sekitar $16 ribu atau sekitar Rp215 juta per tahun. Pendapatan utama negara ini berasal dari turisme, perikanan dan pertanian.

Negara ini terletak di kawasan Laut Pasifik dekat garis khatulistiwa. Ibu kotanya bernama Majuro dengan bahasa resmi Inggris. Luas wilayahnya sekitar 181 kilometer persegi dan populasi sekitar 53 ribu orang. Pendapatan perkapita $2900 atau sekitar Rp39 juta per tahun. Sumber pendapatan negara ini berasal dari pertanian dan perikanan. Namun neraca perdagangannya mengalami masalah karena terlalu banyak mengimpor barang kebutuhan.

Negara ini terletak di kawasan Amerika Selatan tepatnya di sebelah selatan Meksiko. Ibu kota bernama Kota Guatemala dengan bahasa resmi Spanyol. Luasnya mencapai sekitar 109 ribu kilometer persegi dengan populasi sekitar 17 juta orang. Pendapatan perkapita sekitar $8132 atau sekitar Rp109 juta per tahun. Sekitar 54 persen penduduknya hidup dalam kemiskinan. Sumber utama pendapatan masyarakat berasal dari kiriman uang dari warga Guatemala yang bekerja di AS.

Negara ini merupakan tetangga dari Guatemala dengan ibu kota bernama Tegucigalpa dan mayoritas berbahasa Spanyol. Luas wilayah sekitar 112 ribu kilometer persegi. Pendapatan perkapita sekitar $5500 atau sekitar Rp74 juta per tahun dan disebut sebagai salah satu negara miskin oleh Bank Dunia. Saat ini, Honduras mendukung sikap AS yang menyatakan Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Berbagai Sumber