Jelaskan Karakteristik Dss Dan Jelaskan Perbedaannya Dengan Ess Executive Support System

Apa Perbedaan antara Sistem pakar ES ( Expert system) ,Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan DSS (Decision Support System ).Sistem Informasi management (SIM) ?

Definisi Sistem Pendukung Keputusan, Sistem Pakar dan Sistem Informasi Manajemen
Sistem Pendukung Keputusan, (Decision Support System ).adalah Sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mempertinggi efektifitas pengambilan keputusan dari masalah semi terstruktur. Perbedaannya dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah bahwa SIM menghasilkan informasi yang bersifat rutin dan terprogram, sedangkan Sistem Pendukung Keputusan sudah dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan yang spesifik.

Sistem Pakar, ( Expert system) adalah aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecahan persoalan dalam bidang yang spesifik

Sistem Informasi Manajemen, (SIM) adalah Sistem Informasi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi bagi kebutuhan para manajer dalam mengevaluasi dan mengambil keputusan dalam rangka mengendalikan seluruh aktivitas organisasi

DSS terdiri dari routine merefleksikan keyakinan manajer dalam caranya memecahkan masalah. Keputusan yang dihasilkan oleh DSS merefleksikan gaya kemampuan manajer, sebaliknya expert sistem memberikan peluang untuk mendapatkan kemampuan dalam membuat keputusan melebihi kemampuan yang dimiliki manajer.

Expert System mempunyai kemampuan untuk menjelaskan jalur penalaran yang diikuti pencapaian pemecahan tertentu, penjelasan mengenai bagaimana pemecahan dicapai akan lebih berguna dari pada pemecahan itu sendiri.

DSS menggunakan data base, ES menggunakan knowledge base (lihat komponen DSS dan ES)

DSS berbasis pada permodelan, ES berbasis pada konsultasi.

Sistem pakar mirip dengan DSS yaitu bertujuan menyediakan dukungan pemecahan masalah tingkat tinggi untuk pemakai. Perbedaan ES dan DSS adalah kemampuan ES untuk menjelaskan alur penalarannya dalam mencapai suatu pemecahan tertentu. Sangat sering terjadi penjelasan cara pemecahan masalah ternyata lebih berharga dari

pemecahannya itu sendiri.

Dalam memecahkan masalah, Expert system lebih dipilih dari pada DSS bila :

* Masalah tersebut melibatkan diagnosis situasi yang kompleks / melibatkan pembutan kesimpulan / peringkasan dari volume data yang besar.
* Ada tingkat ketidaktentuan dalam aspek masalah tertentu.
* Ada kemungkinan bagi ahli manusia untuk memecahkan masalah tersebut dala jangka waktu yang wajar.

Perbedaan SIM ,DSS dan ES
SIM menyediakan informasi mengenai kinerja organisasi, memnyedialan informasi dan laporan periodik dengan format tertentu, Informasi ini diperolah dari hasil ekstraksi dan manipulasi data. Sedangkan DSS MEnyediakan informasi khusus untuk pendukung keputusan, menganalisi masalah dan melihat peluang. Laporan atau informasi bergantung permintaan formatnya pun disesuaikan sesuai kebutuhan. Informasi untuk DSS diperoleh dari pemodelan analitis sedangkan Expert System mempunyai kemampuan untuk menjelaskan jalur penalaran yang diikuti pencapaian pemecahan tertentu, penjelasan mengenai bagaimana pemecahan dicapai akan lebih berguna dari pada pemecahan itu sendiri.

Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.

Tujuan Umum Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).

Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih.

Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.Bagian
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi dan transaksi keuangan.Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.

Pengambilan keputusan dalam bisnis adalah hal yang krusial dan mampu menentukan masa depan bisnis. Jika sampai salah mengambil keputusan, bukan tidak mungkin imbasnya akan membuat bisnis mengalami kerugian besar yang mampu berakibat fatal hingga berisiko menyebabkan gulung tikar.

Contoh kasus salah mengambil keputusan ini pernah terjadi pada salah satu brand telepon genggam ternama dunia, Nokia. Karena merasa memimpin di industri tersebut, Nokia enggan melakukan inovasi ke teknologi yang lebih modern sehingga berakhir dilibas oleh para kompetitornya. Dari contoh tersebut dapat diketahui jika para petinggi perusahaan perlu menentukan pilihan terkait strategi dan keputusan berbisnis dengan pertimbangan yang matang dan melihat dari segala aspek.

Selain melakukan evaluasi dan pengecekan terhadap seluruh aspek pada bisnis, ada sebuah sistem yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan agar mampu menentukan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Sistem tersebut dikenal dengan sebutan Decision Support System, atau bisa juga disingkat sebagai DSS.

Baca Juga: Pahami Sistem Informasi Akuntansi agar Mempermudah Kegiatan Akuntansi Anda

Apa yang Dimaksud dengan Decision Support System atau DSS?
Definisi DSS

Decision Support System atau DSS adalah sebuah sistem informasi yang memiliki basis komputerisasi. Sistem tersebut merupakan bagian sistem manajemen pengetahuan dan berperan untuk mendukung aktivitas pengambilan keputusan pada sebuah perusahaan atau organisasi.

DSS dapat diartikan pula sebagai sebuah sistem yang berguna untuk mendukung proses analisis Ad Hoc terhadap data, model sebuah keputusan, orientasi terhadap perencanaan di waktu mendatang, dan juga berorientasikan kepada sebuah keputusan. Adanya DSS ini mampu membantu perusahaan memecahkan masalah atau melakukan komunikasi terhadap kendala yang terstruktur dan tidak terstruktur.

Karakteristik DSS
Berdasarkan pengertiannya di atas, ada beberapa karakteristik dari DSS ini. Berikut adalah 5 karakteristik utama yang menentukan sebuah sistem termasuk sebagai DSS.

* Mampu membantu proses mengambil keputusan serta fokus terhadap manajemen sesuai dengan persepsi dan informasi yang tersedia.
* Memiliki interface mesin atau manusia, di mana user atau pihak manusia masih memegang kontrol terhadap rangkaian pada proses pengambilan sebuah keputusan menggunakan DSS.
* Mendukung sejumlah proses dalam pengambilan keputusan terhadap pembahasan masalah dengan lebih terstruktur, tak terstruktur, maupun semi terstruktur.
* Mempunyai sejumlah sub sistem yang terintegrasi sedemikian rupa, serta mampu berfungsi dalam sebuah kesatuan sistem secara andal.
* Memerlukan struktur data lebih komprehensif serta mampu memenuhi kebutuhan informasi pada seluruh tingkatan manajemen di perusahaan atau organisasi.

4 Tahapan pada Sistem DSS
1. Dalam fase ini, DSS akan melakukan aktivitas yang berfokus pada identifikasi dari sebuah situasi, peluang, serta masalah yang dihadapi. Fase intelegensi pada DSS ini terdiri atas pemberdayaan lingkungan secara kontinu atau secara intermiten. Sejumlah aktivitas yang termasuk pada fase ini adalah melakukan identifikasi masalah maupun peluang, mengklasifikasi masalah, serta menentukan kepemilikan dari sebuah masalah atau situasi.

2. Selanjutnya, di fase desain, DSS akan melakukan proses penemuan serta pengembangan dan analisis tindakan yang dinilai perlu untuk dilakukan. Pada fase tersebut, terdapat pemahaman terkait masalah serta menguji solusi atau keputusan yang memang diyakini menjanjikan dan mampu mengatasi masalah. Beberapa contoh aktivitas yang dilakukan pada fase desain antara lain, memilih sebuah prinsip pilihan, menciptakan atau mengembangkan pilihan, serta menghitung semua hasil akhir dari keputusan yang bisa diambil.

3. Di tahap yang ketiga, yaitu fase pilihan, DSS akan melakukan kegiatan terkait pengambilan keputusan dengan lebih kritis. Di tahap ini pula organisasi atau perusahaan akan menciptakan sebuah keputusan nyata serta mengambil komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Terdapat sejumlah aktivitas pada fase pilihan, seperti, evaluasi, pencarian, serta memberikan rekomendasi terhadap solusi yang dirasa lebih sesuai sebagai modelnya. Solusi pada model tersebut maksudnya adalah beragam kumpulan spesifik terhadap beberapa variabel atau pilihan keputusan dari sebuah alternatif yang telah terpilih. Selain itu, batasan yang ada pada fase pilihan serta fase desain sering kali tidak terlihat. Penyebabnya kegiatan tertentu mampu dilakukan bersamaan pada kedua fase tersebut, serta pengambilan keputusannya sering kali beralih kembali pada desain ketika sudah berada pada fase pilihan. Sebagai contoh, alternatif baru dapat dibuat ketika seseorang telah melakukan evaluasi pilihan lain yang sebelumnya telah tersedia.

4. Terakhir, fase implementasi merupakan inisiasi terhadap pengendalian perubahan pada perusahaan. Fase tersebut akan terasa sulit untuk bisa didefinisikan sebab mempunyai rangkaian proses panjang serta melibatkan sejumlah batasan yang tidak jelas. Namun, yang pasti, fase implementasi dilakukan untuk memastikan bahwa solusi yang telah dipilih dan juga direkomendasikan mampu bekerja sesuai harapan, tanpa membutuhkan implementasi dari sebuah sistem komputer. Baca Juga: Pengertian People Management dan Cara Meningkatkannya

Komponen yang Menyusun DSS
Sebagai sebuah alat yang mampu membantu perusahaan dalam memecahkan masalah, DSS mempunyai sejumlah komponen di dalamnya, antara lain:

1. Komponen ini mencakup pusat data yang berisi informasi atau data relevan terkait sejumlah situasi dan kondisi. Database di komponen ini telah diatur oleh sebuah perangkat lunak atau software yang disebut dengan sistem database management.

2. Manajemen modal ini melibatkan model keuangan, manajemen sains statistikal, serta sejumlah modal kualitatif lain. Karenanya, adanya komponen ini membuat DSS dapat memberi kemampuan analisis terhadap sistem maupun kebutuhan manajemen di sebuah perangkat lunak.

3. Melalui komponen ini, pengguna DSS dapat melakukan komunikasi serta memberikan perintah terhadap sistem komputernya.

4. Manajemen pengetahuan adalah komponen dengan sifat lebih opsional. Alasannya karena fungsi sub sistem ini ialah mendukung komponen lain, serta mempunyai tugas untuk menjadi komponen yang dapat berdiri sendiri.

Tujuan Penggunaan DSS pada Pengambilan Keputusan
Terdapat beberapa tujuan dari penggunaan DSS dalam mengambil keputusan perusahaan, antara lain sebagai berikut.

* Memudahkan pihak manajer atau petinggi perusahaan pada proses pengambilan keputusan dari masalah yang bersifat semi terstruktur.
* Mengoptimalkan efektivitas dari sebuah keputusan.
* Dapat mengatasi semua batasan kognitif ketika memproses maupun menyimpan informasi.

3 Jenis DSS dan Kebutuhan Informasinya
Jenis DSS

Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat 3 jenis DSS yang bisa mengambil keputusannya.

1. Pada keputusan dengan sifat terstruktur, aktivitas pengambilan keputusannya telah jelas serta dilakukan secara kontinu, dan umumnya dijalankan pihak manajemen yang ada pada tingkatan tertentu. Karenanya, diperlukan informasi lebih spesifik, terjadwal, sempit, serta realtime terkait detail internal dan interaktifnya pada penggunaan DSS ini. Contoh DSS jenis terstruktur ini adalah keputusan pada pemesanan barang, penagihan utang, pengisian stok, dan lain sebagainya.

2. Pada DSS jenis semi terstruktur, sebagian keputusan ditentukan oleh komputer, sedangkan sebagian lainnya didasarkan oleh pertimbangan pihak yang mengambil keputusan. Oleh karena itu, kebutuhan hukum informasi pada keputusan ini antara lain data lebih terfokus, real time, interaktif, internal, serta terjadwal. Contoh DSS ini adalah mengevaluasi kredit, pengendalian stok baru, dan penjadwalan aktivitas produksi perusahaan.

3. Terakhir, pada DSS untuk keputusan tak terstruktur, dibutuhkan pengalaman serta sumber eksternal dalam pengambilan keputusannya. Biasanya, keputusan ini terjadi pada tingkat manajemen yang tinggi, dengan kebutuhan informasi yang sifatnya internal dan eksternal. Contoh DSS untuk keputusan bersifat tak terstruktur adalah pengembangan sebuah teknologi baru yang masih berada pada proses testing, dan proses perekrutan karyawan eksekutif.

Optimalkan DSS agar Mampu Mengambil Keputusan dengan Lebih Akurat
Sebagai sistem informasi yang bersifat komputerisasi, DSS berguna untuk mendukung aktivitas pengambilan keputusan pada sebuah bisnis atau perusahaan. Dengan menggunakan sistem tersebut, perusahaan pun mampu mengambil keputusan dengan lebih akurat, efektif, dan mengatasi batasan kognitif di dalamnya agar aktivitas dan keputusan bisnis lebih optimal.

Baca Juga: Mengenal 10 Jenis Sistem Informasi Manajemen yang Sering Diterapkan di Lingkup Perusahaan