Keluhan Keluarga Nasabah Prudential Syariah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Semoga pembaca keluhan ini bisa menanggapi secara positif, karena ini cuma keluhan dari keluarga nasabah Asuransi Prudential Syari’ah di Bandung, yang tidak puas dengan pelayanan. Mottonya yang berbunyi :”Always listening, always understanding.” Bohong belaka.

Ceritanya dua tahun yang lampau, istri dan anak saya terbujuk oleh rayuan sales/agen Asuransi Prudensial Syari’ah. Janjinya memang muluk-muluk, selain investasi yang sangat menguntungkan bahwa Asuransi tersebut juga bisa dipergunakan sebagai alat bayar kesehatan apabila nasabah tertimpa sakit.

Maka dengan harapan yang menggembirakan istri saya dan putri kami pun mengikuti kegiatan yang disarankan itu. Sejak Bulan desember 2011, istri dan putri kami membayar premi masing-masing Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah). Tahun pertama berjalan tanpa kendala, tahun kedua ada sedikit kekecewaan ketika putri kami yang mengalami opname di sebuah rumah sakit mengajukan klem, ternyata dengan alasan terlambat pengajuan, tidak disetujui. Kami anggap sudahlah, gak usah jadi masalah. Tahun ketiga tiba-tiba istri kami mengalami blokir polis asuransinya, dengan alasan premi tidak masuk 3 bulan. Padahal apabila ada surat yang menyatakan “tidak terdebet” suka langsung membayar cash kepada sales/agen. kami mencoba klarifikasi dan mengikuti anjuran dari petugas di kantor cabang Prudential syari’ah di jalan A. Yani Bandung, supaya asuransi berjalan normal kembali. Tetapi dua bulan setelah mengikuti anjuran dan saran pihak Prudential Syari’ah (PS) itu diikuti, nasib polis asuransi a.n. istri saya tetap diblokir. Akhirnya istri saya memutuskan untuk menahan diri dulu tidak membayar premi sebelum ada pernyataan dari pihak PS bahwa keadaan polisnya normal kembali. Ditunggu tunggu tidak ada reaksi apapun, baik dari kantor cabang maupun agen/salesnya. Yang ada hanya surat pemberitahuan dari pusat bahwa premi istri saya belum bisa didebet. Ini berulang sampai empat bulan lamanya.

Sementara itu puteri kami mengalami sakit dan dirawat di Rumah sakit selama beberapa hari. Setelah sembuh sambil mengajukan ke pihak PS, pihak perusahaan dimana tempat puteri kami bekerja sudah melunasi semua biaya perawatannya. Beberapa minggu kemudian, putri kami pun mendapat surat pemberitahuan dari PS bahwa klemnya tak bisa dikabulkan, karena sudah dibayar oleh asuransi perusahaan. INI SUNGGUH PERNYATAAN YANG TAK LOGIS DAN TAK RASIONAL. Alasannya ngeles doang, katanya “sudah ada komitment seluruh perusahaan asuransi di seluruh dunia bahwa jika sudah dibayar oleh satu asuransi, tidak boleh lagi dibayar oleh asuransi lainnya, walaupun si nasabah memang memegang dua polis asuransi.” Benarkah?

Akhirnya dengan dua kejadian itu istri dan anak kami memutuskan untuk berhenti mengikuti kegiatan Asuransi PS, dan meminta pengembalian premi yang sudah dibayarkan selama dua tahun dengan tidak usah disertai jasa investasinya. namun apa jawaban pihak agen/sales PS bahwa dari premi yang sudah masuk lebih dari 24 juta rupiah dari dua orang nasabah itu, hanya akan menerima Rp.500.000,00 saja. Ini sungguh memalukan dan membikin kami kesal. Apalagi beberapa bulan terakhir ini, puteri kami hanya menerima surat pemberitahuan bahwa “Nilai Tunai hampir habis” yang kami sendiri tidak mengerti maksudnya.

Saya sudah berulang kali nelfon dan sms kepada sales/agen yang berinisial El dan atasan sales/agennya, tetapi jawabannya, tunggu saja akan menemui ke rumah dan klarifikasi persoalan yang saya hadapi. Tetapi sudah hampir satu tahun lamanya, batang hidung sang atasan yang berinisial AS tersebut tidak pernah muncul. Mana ini tanggung jawab asuransi “sok syari’ah” ini? Nonsense!!!

Dalam pikiran kami, benarkah suatu asuransi yang berdasarkan syari’ah Islam hanya bisa merugikan nasabah dan tidak seperti asuransi konvensional yang win-win solution? Apakah ini hanya dialami oleh keluarga kami, atau juga dialami oleh para nasabah yang lain? Oleh karena itu tulisan ini kami buat, agar menjadi bahan pemikiran kaum muslimin, agar hati-hati dengan upaya-upaya menarik nasabah dengan gaya agamis, tetapi ternyata didalamnya hanya penipuan belaka. Jauh dari islami. Semoga keselamatan rahmat dan barakah tetap terlimpah kepada kaum muslimin yang senantiasa memohon perlindungan dari Allah S.W.T. Amien.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Lihat Semua Komentar (0)