Layanan Konseling Anak Kecanduan Gadget

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman yang begitu dinamis ini. Pada zaman dulu, untuk menyampaikan informasi ke orang lain masih menggunakan media orang atau media surat. Seiring dengan perkembangan zaman, muncullah telepon sebagai alat komunikasi untuk menghubungkan jarak yang jauh menjadi dekat. Dari telephone yang memakai kabel berkembanglah menjadi hanphone yang semakin praktis dalam penggunaannya. Handphone pun juga mengalami perkembangan dari masa ke masa yang sekarang menjadi lebih canggih dan orang lebih menyebutnya dengan kata Gadget. Di jaman yang serba instan ini manusia tidak lepas dari yang namanya gadget. Hampir semua orang di dunia memegang alat canggih ini. Mulai dari yang perempuan, laki-laki, orang tua, orang dewasa, hingga anak-anak yang belum saatnya memegang gadget, saat ini mulai mempunyai. Alat ini membuat semua pekerjaan manusia yang tadinya susah menjadi lebih mudah.

Sejatinya, semua hal berbau teknologi diciptakan demi memudahkan manusia. Dengan teknologi kita bisa mengenggam dunia, dari hal yang tidak ketahui, kita dapat berselancar disana dan menjelajah sesuka hati kita. Kenampakan duni yang belum pernah kita kunjungi, dapat kita lihat dan menikmati keindahannya dengan teknologi melalui gambar-gambar yang disajikan oleh google. Demikian pula gadget. Ada banyak manfaat yang kita dapat dari sebuah gadget. Tentang smartphone, kita dapat menggunakannya kapan dan di mana saja. Dengan koneksi internet, kita bisa melakukan apa saja dengan handphone canggih ini kita dapat berkomunikasi lewat telepon, berkirim pesan, membaca, mendengarkan lagu, menonton video, berselancar dengan internet, menjelajah dunia maya, sampai membaca berita-berita terkini dari seluruh dunia, hingga bermain game. Meski begitu, di balik manfaatnya, keterikatan pada gadget tanpa kenal waktu tentu menyimpan ancaman, yang terbesar adalah ”kecanduan”. Kecanduan ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, akan tetapi ini juga berlaku pada anak-anak. Banyak anak di bawah 5 tahun atau pada usia sekolah dasar yang sudah begitu akrab dengan gadget.

Usia anak sekolah dasar ialah usia yang masih asyik dengan dunia permainan. Dahulu, bermain bersama teman sebaya, sambil melakukan beberapa permainan fisik serta mengasah kreativitas secara nyata banyak digemari. Banyak permainan unik di zaman dahulu yang sangat terkenal, misalnya, bermain petak umpet, gasing, congklak, kelereng, layangan, dan masih banyak lagi. Semua permainan ini memiliki manfaat bagi tumbuh kembang seorang anak. Namun di zaman sekarang, permainan seperti itu mulai jarang dimainkan bahkan mulai terlupakan. Kemajuan teknologi di era modern ini, membuat anak-anak kecil mulai teralih dari permaian nyata atau fisik ke permainan fiksi atau tidak nyata yang dikemas didalam Gadget. Kecanduan anak terhadap Gadget perlu diantisipasi.

Sering terjadi beberapa kasus ketika anak sudah kecanduan Gadget. Pertama, ketika seorang anak yang asyik bermain dengan Gadget ketika orang tuanya memanggil untuk dimintai bantuan, dia tidak menghiraukan dan sibuk dengan gadget yang sedang dia pegang. Kedua, ketika anak yang setiap harinya hanya bermain Gadget, maka dia akan semakin kehilangan waktunya untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Hal ini, akan menyebabkan rasa sosial anak menjadi menurun dan menjadi pribadi anak yang kurang bersosialisasi serta cuek terhadap sekelilingnya. Ketiga, kalau anak sudah kecanduan Gadget, ia akan lalai dengan kewajiban-kewajiban yang ia harus tunaikan. Kewajiban dalam belajar bahkan kewajiban kepada Allah untuk menjalankan semua perintah-perintahnya. Bukan hanya kasus itu saja, banyak kasus lain yang sudah terjadi di masyarakat. Dalam hal ini, perlunya sebuah layanan konseling untuk mengatasi masalah kecanduan ini. Layanan konseling ini dapat dilakukan oleh keluarga dan pihak sekolah. Dalam pihak keluarga, dapat melakukan konseling secara individu terhadap anaknya.

Layanan konseling individu merupakan bentuk layanan bimbingan dan konseling khusus antara peserta didik (klien) dengan konselor dan mendapat layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang diderita peserta didik (klien). Dalam ranah ini layanan konseling individu dapat diterapkan oleh orang tua sebagai konselor atau bisa disebut dengan layanan konseling keluarga secara individu. Orang tua harus memahami konsep dasar dan tahapan dalam konseling individu. Orang tua harus melakukan pedekatan kepada si anak. Jangan fasilitasi anak dengan Gadget terlebih dahulu, ajak anak untuk bermain permainan fisik. Buat dunia anak menjadi lebih indah dengan apa yang ia lakukan. Beri bimbingan dan pengarahan agar anak dapat memilih mana yang baik dilakukan mana yang tak baik yang tidak harus dilakukan. Orang tua harus tegas atau tidak boleh memanjakan anaknya yang umurnya dibawah 12 tahun untuk menggunakan gadget. Orang tua harus memiliki cara tarik ulur dalam menghadapi anaknya. Karena pada usia anak lebih banyak dampak negatif yang timbul apabila seorang anak di bawah umur telah diberikan gadget. Salah satu dampak negatif yang terjadi ialah dapat membuat anak menjadi malas, mengganggu kesehatannya dan menyalah gunakan fungsi gadget.

Dalam pihak sekolah, bisa memberikan layanan secara kelompok kepada peserta didiknya mengenai penggunaan dan penyalahgunaan gadget. Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan konseling kelompok secara terpadu dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling disekolah. Sebagai kegiatan, layanan konseling kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Seperti halnya layanan bimbingan dan konseling. Dalam konseling kelompok membahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Baik topik umum maupun masalah pribadi itu, dibahas dalam suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif. Guru harus memberikan pengarahan kepada siswanya terhadap penyalahgunaan penggunaan gadget pada usia anak. Selain itu, guru juga harus memahami konsep dasar dan tahapan dalam menerapkan konseling kelompok. Sehingga dalam kasus kecanduan ini, pihak keluarga dan sekolah harus mampu membimbing dan mengarahkan anaknya ke hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan si anak. Harus selektif dalam memberikan sesuatu kepada si anak. antisipasi hal-hal yang akan membuat kebiasaan buruk pada perkembangan si anak. Jadilah orang tua dan guru yang baik bagi si anak. Karena anak yang hebat lahir dan dibesarkan dari seorang yang hebat dalam mendidik dan mengarahkan anaknya menjadi lebih baik.

Lihat Humaniora Selengkapnya Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Lihat Semua Komentar (0)