LP ANC Agil Muhammad Syahrul1

1. Definisi AntenalAntenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Haen Forer, 2009). Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan ( Muchtar Rustam, 2008). Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Wiknjosastro, 2002) Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2017). 2. Tujuan Tujuan dilakukannya antenatal care antara lain yaitu: 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu 3. Mengenali dan menanggulangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh kembang secara normal 7. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal 8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin (Asrinah Dkk, 2019).

Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian. Akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil. Imunisasi TT 0,5 cc

Antigen

Interval (Selang Waktu Minimal)

Lama Perlindungan

%
PerlindunganTT 1

Pada kunjungan antenatal pertama – – TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun* 80 TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95 TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99 TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 99 Keterangan :

* artinya dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum). e. Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan f. Tes terhadap penyakit menular seksual Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS) lain pada kecurigaan adanya resiko IMS. g. Tentukan persentasi janin dan hitung DJJ Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi dari dini ada atau tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara untuk memantau janin. Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:

1. Takikardi berat : detak jantung diatas 180x/menit

2. Takikardi ringan : antara x/menit

3. Normal: antara x/menit

4. Bradikardia ringan: antara x/menit

5. Bradikardia sedang: antara x/menit

6. Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit h. Tetapkan status gizi Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LiLA merupakan suatu cara untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Cara melakukan pengukuran LILA : 7. Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan meteran 8. Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA. Baca menurut tanda panah 9. Menentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan pita LiLA. i. Tatalaksana kasus j. Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah) Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain : 10. Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan yang tepat. 11. Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan 12. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan 13. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan 14. Memberikan asuhan antenatal terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick, Goodell dan Hegar. 2) Payudara Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin (hCG) digunakan sebagai dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin ( Human Placental Lactogen /HPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai perubahan metabolik yang mengiringinya. Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada payudara.Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan), pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau dapat diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea berupa tuberkelMontgomery atau folikel disekitar areola mulai terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada kulit). Selain membesar, dapat pula terlihat gambaran vena bawah kulit payudara. 3) Kulit Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi adalah puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya pada linea mediana abdomen, payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana area hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan berwarna putih keperakan 4) Sistem gastrointestinal Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain dapat pula menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama. (Andrianz, 2016). i. Perubahan Fisik pada Trimester I a. Morning Sickness , mual dan muntah. Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda disebut morning sicknesstetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga. b. Pembesaran Payudara Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui. c. Sering buang air kecil Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin. d. Konstipasi atau Sembelit Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil. e. Sakit Kepala/Pusing c. Rasa panas di perut Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas. d. Pertumbuhan rambut dan kuku Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir. e. Sakit perut bagian bawah Pada kehamilan minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap. f. Pusing Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun. g. Hidung dan Gusi berdarah Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan. h. Perubahan kulit Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat i. Payudara Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit. j. Sedikit Pembengkakan Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama. (Andrianz, 2016). iii. Perubahan Fisik pada Trimester III a. Sakit bagian tubuh belakang Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang. b. Konstipasi Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron. c. Pernafasan Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru- paru, pada kehamilan minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma/tulang iga ibu. d. Sering buang air kecil b. Penerimaan terhadap kehamilan. “Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima. c. Maternal role atteinment Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin, internalisasi dan fantasi. d. Fantasi Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya. e. Hubungan dengan ibu Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya yang membutuhkan support. f. Hubungan dengan janin Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan janin, gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”. g. Body image Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan mulai dapat diobservasi. h. Waktu dan jarak Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu mungkin menarik diri dari orang lain. 1. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik) a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya c. Merasakan gerakan anak d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran e. Libido meningkat f. Menuntut perhatian dan cinta g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru 3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya f. Merasa kehilangan perhatian g. Perasaan mudah terluka (sensitif) h. Libido menurun Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan ayah selama trimester III: 1. Perubahan Psikologis Ibu a. Penerimaan terhadap janin meningkat b. Fantasi terhadap perubahan peran c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat d. Fokus perhatian pada persalinan e. Menaruh perhatian pada persalinan 2. Perubahan Psikologis Ayah a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal freedom, covvod sindrom berat b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain 1. Tanda - Tanda Kehamilan Menurut Haen Forer, (2019) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu : a. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilana) Persumtif Sign ( subyektif) - Amenorhoe ( tidak mendapat haid) - mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.  Teraba bagian janin pada palpasi  Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus pada pemeriksaan USG ,adanya skelet janin pd gmbr X Ray. c. Tes Kehamilan  Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi hormone hCG dalam urin terendah yang memberi hasil positif yaitu 0, hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG. 1. Pemeriksaan Kehamilan Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Ganong 1989 dalam israr, 2019). Dengan HTP adalah Hari Taksiran partus. Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Rustam (2018) kunjungan antenataluntuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut: a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT atau TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulan dari HPHT kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan intensif. Menurut Manuaba (2018), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut: Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin. Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan: 1. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan. 2. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalianan. Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold: Leopold I: untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik. Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang. Leopold II : untuk menemukan posisi janin (punggung janin). Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba cembung dan resisten. Leopold III: Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik. Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak beraturan. Leopold IV: Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk ke pintu atas panggul. PENYIMPANGAN KDM ANC B. Konsep Keperawatan 1. Pengkajian a. Anamnese b. Identitas klien c. Keluhan utama