Pengetesan Cara Menggunakan Antena TV Digital DVBT2 Pada Android TV UHD

Pemilihan Lokasi Dan Cara Pemasangan Antena TV Digital – DVB-T2 pada UHD TV – Salah seorang pengunjung channel youtube menayakan apakah TV UHD 4k TCL 43A10 bisa support siaran digital DVB-T2. TCL seri A10 ini agak unik, produknya dijual secara resmi oleh pihak TCL namun pada situs resmi TCL Indonesia tidak tercantum pada katalog produk yang mereka jual. Pada buku ‘Operation Manual’-nya pun tidak secara spesifik membahas tentang fitur ini. Hal ini membuat saat kita mau crosscheck tehadap suatu fitur jadi agak repot.

Saat melihat menu yang tampil di layar TV sih saya yakin seri A10 ini memang telah support siaran TV digital. Tapi masalahnya apakah fitur ini memang banar-benar berfungsi. Satu-satunya cara hanyalah dengan mencoba menyambungkanya langsung sebuah antena TV digital yang juga sudah support DVB-T2.

Apa itu DVB-T?
DVB-T adalah kependekan dari ‘Digital Video Broadcasting – Terrestrial’. Secara sederhana DVB-T adalah teknologi standar yang digunakan pihak stasiun penyiaran untuk penyiaran televisi digital terestrial. Terestrial disini maksudnya gelombang radio signal televisi yang dipancarkan stasiun TV tidak menggunakan satelit ataupun kabel namun dari menara pemancar yang posisinya tetap ada pada suatu lokasi di permukaan bumi langsung ke antena pengguna TV di rumah.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomer 07/P/M.KOMINFO/3/2007 tentang Standard Penyiaran Digital Terestrial Untuk Televisi Tidak Bergerak, DVB-T ditetapkan sebagai standar penyiaran televisi digital terestrial penerimaan tetap tidak berbayar yang dianut oleh Indonesia.

Sedangkan DVB-T2 tidak lain adalah kakaknya DVB-T atau generasi kedua dari DVB-T. Seiring waktu DVB-T2 ini telah ditetapkan menjadi standar baru yang dianut Indonesia sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomer 05/PER/M.KOMINFO/2/2012 sekaligus juga menggantikan Peraturan Mentri KOMINFO Nomer 07/2007 tersebut di atas.

Beberapa hal mendasar yang membedakan antara DVB-T dengan siaran TV terestrial analog adalah :

* Dari sisi stasiun penyiaran; pada DVB-T terdapat adanya transmiter multipleks (MUX) sehingga pada satu frekuensi tunggal dapat berisi berbagai macam layanan semisal TV ataupun data
* Dari sisi penerimaan di rumah-rumah; pada DVB-T dibutuhkan tambahan alat berupa set-top-box (STB).
Pada STB ini terdapat digital TV tuner, proses decoding signal TV dan juga terdapat port jalur keluaran untuk menampilkan gambar ke TV. Bagi man-teman yang berlangganan TV berbayar pasti gak asing lagi dengan alat ini

Dalam perkembangannya, fungsi STB ini oleh pabrikan TV UHD sudah dijadikan sebagai salah satu fasilitas dasar (built-in) sehingga kita para pemilik TV UHD sudah tidak memerlukan lagi STB terpisah jika ingin menonton siaran TV digital.

Mungkin man-teman yang jeli akan bertanya, jika perbedaan utama antara siaran TV terestrial analog vs digital hanya dua hal tersebut diatas, berarti kita bisa tetap menggunakan antena yang saat ini digunakan untuk menangkap sinyal siaran TV analog dong? Secara teori jawaban singkatnya : YA asalkan antena tersebut bisa menangkap gelombang UHF (ultra high frequency).

Berangkat dari sebuah pertanyaan dari salah seorang pengunjung channel youtube saya tentang kapabilitas TCL A10 untuk menampilkan siaran televisi digital yang cukup menggelitik di benak saya, mengapa orang membeli TV UHD 4K tapi akan digunakan untuk menonton siaran TV terestrial? Bukankah kualitas siaran TV terestrial (bahkan yang digital) di Indonesia kualitasnya hanya ‘mentok’ di 1080i?. Bukankah lebih hemat jika cukup membeli TV Full-HD yang harganya lebih murah?

Saya mencoba berfikir positif bahwa sangat mungkin TV UHD 4K yang mereka beli ini benar-benar ingin dioptimalkan semua fungsinya mulai dari fitur yang bisa menampilkan konten SD, HD sampai konten UHD 4K, toh pihak pabrikan sudah menyediakan fitur DVB-T2.

Ahirnya saya sadar bahwa pertanyaan itu mempunyai poin yang sangat valid. Man-teman ingat dong tentang riuhnya Undang-Undang Cipta Kerja (UU CK) yang telah disyahkan beberapa waktu yang lalu. Di dalamnya terdapat klaster regulasi sektor Telekomunikasi, Penyiaran dan Pers yakni pada paragraf ke-15 pasal 60A ayat 2 yang isinya adalah kepastian akan dihentikannya siaran terestrial televisi analog 2 tahun semenjak tanggal disyahkannya UU CK yang berarti di sekitar minggu pertama bulan November tahun 2022.

Seperti yang telah saya singgung diatas, walaupun antena televisi model Yagi berbentuk ‘tulang ikan’ yang banyak digunakan masyarakat saat ini nantinya dapat tetap digunakan namun feeling saya produk dengan label ‘antena TV digital’ akan membanjiri pasaran dan konsumen akan merasa bingung hendak membeli model yang mana.

Pada kesempatan ini sebelum kita masuk ke pokok pembahasan utama mengenai cara pemasangan antena TV digital dan pencarian stasiun televisi digital pada TV UHD 4K, gak ada salahnya kalau kita berkenalan lebih dekat terlebih dahulu dengan produk antena TV digital ini. Berikut beberapa fakta dan informasi menarik seputar antena TV digital.

* Antena TV dari dalu sampai sekarang tetaplah sebuah produk yang berfungsi untuk mengirim atau menerima gelombang elektromagnetik. Dalam kontek antena penerima, maka hasil penerimaan sangat berhubungan erat dengan lokasi pemasangan dan seberapa jauh lokasi pemasangan terhadap lokasi antena pemancar TV. Ini sudah menjadi hukum alam bahwa secara umum semakin jauh lokasi rumah kita dari lokasi tower pemancar dan atau tiang repeater, semakin banyak bangunan tinggi yang berada diantara lokasi rumah kita dan lokasi tower pemancar siaran TV maka akan semakin buruk signal TV yang akan diterima oleh antena
* Oleh karenanya secara etika bisnis, menurut hemat saya seharusnya semua penjual antena TV harus menuliskan semacam disclaimer tentang hal ini dan tidak boleh memastikan bahwa antena TV yang dijualnya *PASTI* dapat menangkap dengan jernih sekian puluh stasiun TV.
* Begitupun para pembuat konten youtube yang mereview sebuah antena TV ada baiknya tidak menggunakan judul yang bernuansa click-bait, terlalu bombastis semisal “Antena digital merk X ini cukup ditaruh disamping TV, bisa dapat 50 channel TV jernih”. Fakta tersebut memang mungkin benar bisa terjadi di rumah si pembuat konten, namun antena yang sama jika digunakan oleh orang lain yang tinggal di daerah lain dapat dipastikan akan mendapatkan jumlah channel dan kualitas gambar yang berbeda

Sekarang mari kita mengenal lebih jauh beberapa terminologi atau istilah spesifikasi tehnis yang sering ditemui pada iklan produk antena TV digital :

Contoh spesifikasi tehnis pada kemasan antena TV digital

* Frekuensi (misalnya tertulis UHF : Mhz; VHF : Mhz) : rentang, spektrum gelombang radio yang dapat ditangani oleh antena tersebut Saat ini dan dimasa mendatang semua stasiun TV digital di Indonesia akan menempati frekuensi UHF antara 478 Mhz Mhz, jadi pastikan antena TV digital yang hendak man-teman beli mengcover sprektrum ini.

* Sinyal Booster/Amplifier : sebuah rangkaian elekronik yang biasanya dipasang tidak jauh dari antena ataupun berada di dalam kotak unit utama antena TV digital yang berfungsi untuk menguatkan gelombang sinyal TV yang telah ditangkap oleh antena Proses penguatan dilakukan melalui arus listrik dengan voltase rendah melalui kabel coaxial (kabel antena) menuju unit rangkaian penguat sinyal (booster/amplifier) baru kemudian sinyal yang telah lebih kuat masuk kembali ke TV.

* Power Inserter : sebuah unit tempat port masukan untuk listrik voltase rendah yang akan dialirkan ke unit booster melalui kabel antena jenis coaxial
* Noise Figure (NF) : Seberapa besar ‘noise’ yang ikut juga dihasilkan saat booster bekerja menguatkan sinyal. Biasanya tertulis juga dengan satuan dB
* Return Loss : Dalam konteks antena TV maka secara sederhana ‘Return Loss’ berarti seberapa besar daya yang dipancarkan antena pemancar dipantulkan kembali oleh sebuah antena TV. Apabila nilai ‘return loss’ dari sebuah antena TV diketahui maka melalui beberapa turunan rumus yang lumayan panjang dapat kita ketahui berapa besar daya yang diteruskan dan dipantulkan balik. Kita ambil contoh bila pada iklan antena tertulis nilai ‘return loss’ sebesar 6 dB maka dari turunan beberapa rumus tersebut akan didapat reflected power sebesar 25.12% dan forward power sebesar 74.88%

* Maximum Output : Kekuatan sinyal maksimal yang dapat keluar dari sebuah antena menuju ke TV tuner. Biasa ditulis dalam satuan dBuV ataupun dBm Sebagai referensi pemerintah Indonesia telah menetapkan besarnya kekuatan sinyal masukan pada perangkat STB adalah sebesar 38 s/d 83 dBuV (‘u’ ini aslinya miu ya, bukan huruf ‘u’ tapi susah nyari kode font untuk miu ini). Sedangkan kekuatan sinyal ideal secara konsensus adalah ada di angka dBuV

* RF Cable : RF disini maksudnya ‘Radio Frequency’. Jadi maksudnya jenis kabel yang digunakan untuk mengalirkan sinyal televisi yang tertangkap antena menuju STB dan atau TV. Penjelasan lebih detail ada di paragraf berikutnya
* Gain : Terkadang pada iklan antena TV item ini membuat bingung, apakah yang ditulis disana ‘gain antena’ atau ‘gain booster’. Jika yang dimaksud pada iklan adalah ‘gain antena’ maka biasanya satuan yang dipakai adalah dBi (decibel isotropic) atau terkadang cukup dengan dB saja, maksudnya kurang lebih adalah seberapa kuat antena ini menangkap sinyal pada arah tertentu dibandingkan dengan antena isotropic imajinasi dengan gain 0 dBi sebagai antena referensi pembanding. Misal jika dikatakan bahwa antena TV mempunyai gain 3 dB itu artinya kuatnya sinyal yang diterima antena tersebut pada suatu arah tertentu adalah sebesar 3 dB jika dibandingkan dengan antena isotropic sebagai antena referensi. Namun demikian sangat jarang saya temukan iklan antena TV yang mencantumkan besarnya nilai ‘gain antena’ ini. Jika yang dimaksud adalah ‘gain booster’ maka berarti seberapa besar penguatan sinyal dapat dihasilkan oleh si booster tadi terhadap sinyal yang telah ditangkap oleh antena TV. Misalnya tertulis gain : 20dB, ini bisa diartikan bahwa apabila saat sinyal ditangkap oleh antena TV yang mempunyai fasilitas booster maka booster tersebut secara teori bisa menambah kekuatan sinyal sampai dengan 20dB.

Sebagai bahan pengujian untuk penulisan artikel proses pemasangan antena TV digital DVB-T2 ini saya memesan sebuah antena dengan peruntukan outdoor dan indoor.

Jika membeli antena TV ataupun barang lain di toko online harap untuk selalu terlebih dahulu membandingkan harga barang sejenis di beberapa lapak. Banyak penjual yang memasang harga ‘kebangetan’ untuk barang yang sama :p

Dislaimer : Berhubung artikel ini bukanlah sebuah ajakan, anjuran ataupun usaha untuk mempengaruhi man-teman pembaca artikel ini untuk membeli antena yang saya gunakan ini maka mohon diabaikan merek antena yang mungkin terlihat pada beberapa foto yang saya tampilkan 🙂

Selain unit antena, power inserter dan dudukan antena untuk pemasangan di atas meja maupun untuk pemasangan di luar, paket yang ada di dalam kotak juga termasuk kabel coaxial tipe 1.5C-2V sepanjang 12 mt.

Di kalangan kabel coaxial, tipe 1.5C ini termasuk tipe dengan kualitas rendah jika dibandingkan dengan kabel coaxial tipe RG-6 yang sudah umum digunakan untuk pemasangan antena. Sebagai gambaran diameter tembaga inti kabel tipe RG6 adalah 1,024 mm, sedangkan kabel coaxial tipe 3C-2V mempunyai diameter tembaga inti kabel 0.5mm. Jadi untuk kabel coaxial tipe 1.5C-2V bawaan antena ini saya yakin ukuran inti tembaganya makin kecil lagi. Belum lagi jika dilihat tebalnya lapisan pelindung.

Perbandingan kabel coaxial RG-6 vs 1.5C2V untuk antena TV Digital

Mengapa jenis kabel menjadi hal yang penting? Sebagai gambaran jika jarak lokasi antena terpasang menuju TV adalah sejauh 15 meter (bukan garis lurus lho ya, tapi mengikuti alur kabel), dan menggunakan kabel coaxial tipe RG-6 maka akan terjadi pengurangan kuatnya sinyal sebesar kurang lebih 3 poin sekian dB saat sinyal TV digital tiba di TV tuner. Tentunya penggunaan kabel coaxial dengan inti tembaga dan lapisan pelindung yang lebih tipis seperti pada jenis 1.5C-2V ini akan makin membuat kekuatan sinyal makin lebih berkurang lagi.

Lokasi rumah tempat saya tinggal berada di sebuah kawasan di Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Penerimaan sinyal siaran televisi terestrial analog di rumah saya selama ini kurang bagus karena adanya bangunan dan pohon tinggi di sekelilingnya.

Namun demikian sebagai acuan, rumah salah satu tetangga bisa mendapatkan sinyal TV analog dan digital yang bagus. Jadi saya cukup yakin bahwa jika saya berhasil menemukan spot yang lebih pas untuk penempatan antena yang saya hendak test ini maka sayapun akan bisa mendapatkan sinyal TV minimal mirip dengan milik tetangga tersebut.

Pemilihan Lokasi Pemasangan Antena
Untuk keperluan penulisan artikel ringan ini dan sekedar memuaskan rasa penasaran saya terhadap spesifikasi antena yang saya beli, maka saya akan tetap memasukan skenario pemasangan antena televisi digital di dalam ruangan. Walaupun saya sudah sangat merasa yakin bahwa hasilnya akan nol besar.

Detail lengkap skenario lokasi pemasangan antena adalah sebagai berikut :

1. Meletakkan antena di samping TV
2. Pasang antena di luar rumah misalnya di kusen pintu atau jendela
3. Pasang antena di lokasi yang lebih tinggi namun bukan di atap ataupun di atas genteng rumah
4. Lokasi sama dengan skenario #3 namun unit antena dirubah arah 90 derajat berlawanan arah jarum jam menghadap ke barat
5. Pasang antena di atas genteng pada tiang tempat lokasi antena TV analog yang saaat ini sedang terpasang

Hasil dari masing-masing lokasi pengetesan dapat dibaca pada paragraf di bawah.

Mencari Channel Stasiun TV Digital di TV UHD
Menu Pencarian stasiun TV digital pada TV Andorid

Pada tutorial pencarian channel stasiun TV digital pada TV UHD 4K ini saya menggunakan TV TCL 43A10, namun demikian esensi dan tata caranya dapat diterapkan juga pada TV UHD merek lainnya. Berikut langkah-langkahnya :

1. Masuk ke menu pengaturan TV dengan menekan icon roda gerigi pada remote
2. Pilih menu ‘Saluran’
3. Jika pilihan menu ‘Saluran belum ada, coba mundur ke beranda lalu pilih icon ‘TV’ di sisi kiri layar
4. Jika ada pemberitahuan ‘Tidak Ada Sinyal (sudah diaktifkan?)’ silahkan tekan OK pada remote
5. Seharusnya sekarang pilihan menu ‘Saluran’ sudah terlihat pada menu pengaturan TV
6. Pilih ‘Saluran’ lalu pilih ‘Pindai Saluran’
7. Pada ‘Pindai Saluran’ Isian Negara/Kawasan seharusnya sudah automatis terisi dengan ‘Indonesia’
8. Pilih ‘Pencarian Otomatis’
9. Masukkan kode pos wilayah tempat man-teman tinggal, lalu pilih ‘OK’
10. Pilih ‘Antena’ (jangan kabel) pada menu ‘Pilih Penala’
11. Pilih ‘Digital’ pada menu ‘Tipe Saluran’
12. Pilih ‘Penuh’ pada menu ‘Pindai’
13. Lalu pilih ‘Cari’

Untuk TV UHD merek lain proses pencarian channel TV digital mirip-miriplah caranya, mungkin hanya nama menunya saja yang agak-agak berbeda sedikit. Berikut menu-menu pada beberapa merek TV yang sempat saya tahu :

* Sony KD-55/65 X9xxx series – KD-55A8 series
Tekan tombol HOME pada remote – Settings — Watching TV — Channels — Channel setup — Auto tuning

* Sont KD-43/49 X8xxx series
Tekan tombol HOME pada remote – Settings — Watching TV — Channels — Channel setup — Digital setup — Digital tuning — Digital auto tuning

* Samsung : Pengaturan – Siaran – (Pengaturan Penyetelan Otomatis) – Penyetelan Otomatis
* LG tipe terbaru : Pilih icon roda gigi pada remote masuk ke Pengaturan – Saluran – Pencarian Otomatis
* LG tipe terdahulu : Pilih icon roda gigi pada remote masuk ke Pengaturan – Program – Pencarian Program Otomatis

Pencarian stasiun TV digital pada TV LG

Seperti yang telah saya duga, untuk skenario ke-1, tuner TV tidak berhasil menemukan satupun saluran TV baik yang analog apalagi yang digital. Pada percobaan untuk skenario ke-2 yakni memindahkan antena TV ke luar rumah namun pada ketinggian yang relatif rendah hasilnya juga nihil tanpa mendapatkan sama sekali baik stasiun TV analog ataupun digital.

Pada percobaan skenario ke-3 antena TV saya pindahkan ke atas sebuah dak/topi dekat kusen jendela kamar lantai 2. Sekedar informasi, di atas dak tersebut terpasang canopy terbuat dari bahan plastik keras (lihat gambar di bawah). Antena saya letakkan dengan posisi horisontal, kemudian proses pencarian saya ulang dari awal.

Ada sedikit kemajuan, untuk stasiun TV analog dapat ditemukan 17 stasiun. Sedangkan untuk stasiun TV digital ditemukan sebanyak 13 stasiun. Untuk stasiun TV analog kualitas gambarnya masih kacau, sebagian besar stasiun TV tampilan gambarnya penuh dengan semut hihihihi.

Untuk skenario ke-4 hasilnya agak cukup mengagetkan juga yakni posisi antena tetap diatas dak sama seperti pada skenario ke-3 namun unit antena saya putar 90 derajat berlawanan arah jarum jam sehingga ujung atas unit antena sekarang menghadap ke barat. Ternyata stasiun TV digital yang didapat bertambah menjadi 21 stasiun.

Sekarang saatnya mencoba skenario ke-5. Pada skenario ini saya memasang antena TV digital pada lokasi tempat antena yang saat ini saya gunakan. Lokasinya lebih rendah sekitar 40 cm namun sekelilingnya jauh lebih terbuka jika dibandingkan dengan lokasi pengetesan skenario ke-3 dan ke-4. Objektif skenario ke5 adalah untuk membuktikan bahwa lokasi tersebut walapun lebih terbuka namun bukanlah posisi yang ideal karena sekitar 15 meter di sisi timur juga terdapat tembok dan genteng rumah tetangga yang tinggi. Sedangkan sekitar 10 meter di arah barat terdapat sebuah pohon yang juga lebih lebih dari posisi tiang antena.

Hasilnya hanya mendapatkan beberapa stasiun TV analog dan tanpa satupun ditemukan stasiun TV digital. Walapun hasil pengetesan skenario ke-3 masih menyisakan sedikit pertanyaan namun paling tidak makin menguatkan hipotesa bahwa semakin tinggi lokasi antena maka probabilitas akan mendapatkan sinyal TV digital akan lebih besar.

Memperbaiki Tampilan Siaran TV Digital
Walaupun sudah siaran dengan menyandang status TV digital namun beberapa stasiun TV tersebut ternyata masih ada yang menggunakan materi siaran dalam format SD dan bahkan beberapa diantaranya dengan format rasio gambar 4:3. Salah satu contohnya bisa dilihat pada screenshot di bawah.

Pada sisi kiri dan kanan layar terlihat kosong. Sebenarnya gak ada yang salah sih dengan hal ini, karena toh secara regulasi memang diperbolehkan menggunakan materi tayangan dalam format SD resolusi 720×576. Tapi yang jadi masalah adalah kayanya kurang enak aja diliat mata saat ditonton di TV UHD kita ini 🙂

Tampilan konten format SD pada TV digital

Untungnya pada TV UHD 4K TCL 43A10 dan pada hampir semua TV UHD merek lain yang pernah saya lihat sudah mempunyai fasilitas untuk merubah pengaturan layar menjadi rasio 16:9 agar ganbar full menempati seluruh bidang layar. Berikut cara pengaturannya pada TCL seri A10 dan A8 :

* Pilih stasiun TV digital yang tampilan layarnya hendak dirubah
* Pilih icon roda gigi pada remote untuk masuk ke menu pengaturan
* Pilih menu ‘Gambar’
* Pilih ‘Pengaturan Lanjut’
* Pilih ‘Pengaturan Layar’
* Pilih ‘Mode Layar’
* Rubah pilihan ‘4:3’ menjadi ‘Zoom 16:9′

Jika man-teman ada yang bertanya apa perbedaan antara mode layar ’16:9’ vs ‘Zoom 16:9’ vs ‘Zoom ke atas 16:9′ ? Pada materi siaran dengan format gambar asli 4:3 (lebar:tinggi = 1.3333) jika kita memilih mode layar ’16:9’ (lebar:tinggi = 1.7777) maka objek akan terlihat seperti lebih lebar karena memang gambar asli saat ditampilkan di layar hanya ‘ditarik’ ke arah kiri dan kanan lalu ditampilkan di layar dengan menyisakan sedikit ruang pada sisi atas dan bawah layar (lihat gambar di bawah).

Tampilan konten format 4:3 saat di zoom ke format lain

Sedangkan bila materi siaran dengan format gambar asli 4:3 kita rubah dengan memilih mode layar ‘Zoom ke atas 16:9′ maka mirip dengan mode layar ’16:9’ namun saat ditampilkan di layar menempati sisi atas secara penuh, sehingga dampaknya menyisakan rung kosong cukup lebar pada sisi bawah layar (lihat ganbar di bawah).

Tampilan konten format 4:3 saat di zoom ke format lain

Perlu juga dicatat bahwa walaupun secara tampilan layar mode ‘Zoom 16:9’ pada TV UHD TCL seri A10 memberikan hasil yang paling penyenangkan untuk dilihat namun pada beberapa stasiun TV digital ternyata jika kita pilih mode layar tersebut maka jika stasiun TV tersebut menyiarkan ‘running-text’ maka tulisannya tidak akan terlihat dilayar. Untuk kasus seperti ini maka tulisan running text baru akan terlihat dilayar apabila mode layar kita rubah menjadi ’16:9′ ataupun ‘Zoom ke atas 16:9’.

Daftar Stasiun TV Digital Terestrial DVB-T2
Menurut informasi yang saya peroleh (namun untuk frekuensi Indosiar dan SCTV belum dapat saya dapatkan) bahwa per bulan Desember 2020 terdapat 31 stasiun TV digital terestrial yang bisa ditangkap di lokasi sekitar Kabupaten Bekasi dengan mengarahkan antena ke barat. Berikut sebagian nama-nama stasiun TV tersebut beserta nomer kanal MUX (multiplex) beserta frekuensinya.

* Kanal 24 Frekuensi xxxMhz : Indosiar (x) dan SCTV (x)
* Kanal 32 Frekuensi 562Mhz : Metro TV HD (x), Metro TV SD (x), Magna TV BNTV (x) dan BBS TV (x)
* Kanal 34 Frekuensi 578Mhz : TVOne Digital, ANTV Digital, SportOne dan TVOne 2 (x)
* Kanal 36 Frekuensi 594Mhz : UGTV (x), Berita Satu HD (x) dan Berita Satu World (x)
* Kanal 40 Frekuensi 626Mhz : Trans TV HD (x), Trans7 HD (x), CNN Indonesia (x) dan CNBC Indonesia HD (x)
* Kanal 42 Frekuensi 642Mhz : TVRI Nasional, TVRI DKI, TVRI 3. TVRI Sport HD, DAII TV, TV Mu, Nusantara TV, Tempo TV (x), Inspira TV, Badar TV, Kompas TV, Gramedia TV, Jawapos TV (x), Kompas TV, My TV (x) dan Opus TV
* Kanal 48 Frekuensi 690Mhz : RTV HD 1 dan RTV HD 2

Stasiun TV digital yang saya beri tanda (x) berarti dengan antena yang saya sedang test ini tidak dapat ditemukan sinyal TV digital mereka.

Penutup
Pemilihan lokasi untuk penempatan antena TV digital masih tetap merupakan salah satu hal terpenting dalam kontek mendapatkan siaran TV digital terestrial DVB-T2. Bahkan hanya dengan menggeser unit antena beberapa centimeter saja akan memberikan jumlah stasiun TV digital lebih banyak yang dapat kita terima.

Pada era saat layanan hiburan streaming melalui internet makin mewabah, generasi milenial terkhusus yang tinggal di kota-kota besar tampaknya sudah makin menjauhi siaran TV terestrial. Namun demikian jika melihat data belanja iklan pada televisi untuk 3 tahun terahir yang diterbitkan oleh Nielsen, sepertinya para pemilik brand masih yakin bahwa jumlah penonton TV terestrial masih tinggi.

Demikian artikel ringan mengenai pengalaman saya melakukan pengetesan pemilihan lokasi penempatan antena TV digital DVB-T2 beserta tutorial cara pencarian channel stasiun TV digital pada UHD TV yang sudah memiliki fasilitas TV tuner secara built-in tanpa perlu lagi membeli set-top-box (STB). Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Cheers,
Mantel