Strategi Huawei Bertahan Hidup Tanpa Dukungan Google

Ada yang mengganjal saat acara peluncuran seri ponsel Huawei Mate 30 di Munich, Jerman, pekan lalu.

Huawei Mate 30, Mate 30 Pro, dan Mate 30 RS Porsche Design dibekali aneka hardware dan fitur tercanggih, tapi ada satu batu sandungan yang cukup signifikan.

“Kami tak bisa menggunakan layanan Google Mobile Services (GMS),” ujar CEO Huawei Richard Yu saat memperkenalkan duo Mate 30 dan Mate 30 Pro.

Dengan kata lain, meski sistem operasinya tetap berbasis Android 10, jajaran ponsel Mate 30 tidak dilengkapi dengan aneka aplikasi dan layanan Google, termasuk toko aplikasi Android Play Store, Google Maps, Gmail, dan YouTube.

Padahal, aplikasi dan layanan Google adalah bagian tak terpisahkan dari ekosistem perangkat Android bagi para pengguna di luar China.

Para konsumen di wilayah Eropa, Amerika, hingga Indonesia sudah terbiasa bergantung pada sederet layanan Google yang selalu hadir di perangkat Android.

Untuk pasar domestik Huawei di China, konsumen gadget agaknya tak akan terlalu berpengaruh karena sejak awal layanan dan aplikasi Google memang absen di sana.

Mulai sekarang, tak ada lagi aplikasi Google untuk Huawei Jervis Su, Vice President Consumer Mobile Services Huawei, memperjelas penyataan Richard Yu dalam sesi tanya jawab, sehari setelah acara peluncuran lini ponsel Huawei Mate 30.

Dia mengatakan bahwa sebagai buntut perang dagang antara AS dengan China, mulai sekarang ponsel-ponsel Huawei tidak akan bisa lagi menggunakan aplikasi dan layanan Google (GMS), dengan sedikit pengecualian.

“Hanya perangkat yang sudah ada di pasaran yang tidak terdampak,” katanya menanggapi pertanyaan wartawan tentang nasib layanan Google di ponsel Huawei.

Smartphone Huawei yang masih bisa menjalankan layanan dan aplikasi Android Google misalnya lini P30 yang dirilis awal tahun ini.

Smartphone papan tengah Huawei Nova 5T yang akan meluncur di Indonesia dalam waktu dekat pun tidak terpengaruh dan masih dibekali dengan berbagai layanan Google.

Berbeda dari seri Mate 30, Huawei Nova 5T yang akan segera hadir di Indonesia masih dibekali dengan aplikasi dan layanan Google.

Nova 5T memang sudah diumumkan sejak Agustus 2019 dan mulai dirilis ke pasaran pada awal September.

Perangkat ini masih lolos dari kebijakan pemerintah AS yang melarang perusahaan-perusahaan asal negeri Paman Sam -termasuk Google- menjual produk ataupun layanan ke Huawei.

Beda halnya dengan Mate 30, Mate 30 Pro, dan Mate 30 RS Porsche Design. Calon pemilik trio ponsel tercanggih dari Huawei itu tidak akan menemukan aplikasi dan layanan GMS di dalamnya.

“Mate 30 menghadapi situasi baru yang belum pernah kami alami sebelumnya,” imbuh Jervis Su.

Mulai dari lini Mate 30 yang menjadi korban pertama dari perang dagang AS dan China, ponsel berikutnya dari Huawei pun tidak bisa memakai aplikasi dan layanan Google.

Pemilik perangkat Huawei yang sudah dirilis sebelum Mate 30 tidak perlu khawatir, karena aplikasi dan layanan Android Google tetap akan berjalan dan berfungsi dengan normal.

Iming-iming Rp 14 triliun Huawei bertindak cepat menyiapkan ekosistem aplikasinya, Huawei Mobile Services (HMS) sebagai pengganti GMS yang bakal absen dari ponsel-ponselnya.

Persentase pendapatan yang bakal diperoleh developer tersebut lebih besar dibandingkan revenue sharing di Google Play Store maupun Apple App Store sebesar 70 persen.

Menurut Jervis, HMS kini sudah eksis selama lebih dari 5 tahun di China dan lebih dari 2 tahun di luar China.

Jumlah developer-nya di seluruh dunia mencapai kisaran 1 juta dengan jumlah aplikasi lebih dari 45.000.

Dia menyebutkan ada berkah tersembunyi bagi developer independen di balik pemblokiran aplikasi dan layanan Google di ponsel-ponsel mendatang dari Huawei.

“Banyak perusahaan software senang dengan situasi ini karena mereka pikir ini peluang besar agar bisa memajukan bisnis,” klaim Jervis.

Masih banyak pertanyaan Jumlah aplikasi di App Gallery masih jauh dibandingkan Google Play Store yang mencapai kisaran 2,7 juta hingga pertengahan tahun ini.

Namun, persoalan kelengkapan ekosistem sebenarnya lebih mendalam dari sekadar jumlah aplikasi, karena layanan Google sekaligus berperan menjalankan sejumlah fungsi penting di ponsel.

Misalnya, Play Services digunakan untuk menyalurkan notifikasi di aplikasi-aplikasi populer seperti Instagram dan Facebook.

API Google Maps pun diintegrasikan oleh aneka layanan yang menggunakan pemetaan, macam transportasi online.

Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News

PROMOTED CONTENT
Video Pilihan