STUDY DILUAR KAMPUS

Hai saudaraku semua, Masih di Blc Telkom Klaten ini. saya akan sharing postingan tentang : Partisi Dan Booatloader Linux Partisi adalah bagian-bagian terpisah yang independen dalam satu hard disk. Bagian-bagian ini terpisah satu sama lain secara logical. Artinya partisi “A” terpisah secara total dengan partisi “B”, dan perubahan yang dilakukan pada partisi “A” tidak akan berpengaruh pada partisi “B”. Partisi bisa menjadi lokasi Sistem Operasi atau sebagai tempat penyimpanan data saja. Keuntungannya adalah jika terjadi kerusakan pada Sistem Operasi di partisi “A”, kita bisa melakukan install ulang tanpa menyentuh data-data di partisi “B”. Satu hard disk dapat dibuat menjadi satu partisi (menggunakan seluruh kapasitas hard disk), atau lebih dari dua partisi (untuk memisahkan data Sistem Operasi dengan data user atau untuk konsep dualbooting atau multibooting). Setiap partisi harus diformat menjadi filesystem tertentu yang sesuai untuk Sistem Operasi yang digunakan. Saat ini ada dua tipe partisi yaitu : Master Boot Record (MBR) dan GUID Partition Table (GPT). Jenis GPT adalah versi penyempurnaan dari MBR. Informasi mengenai partisi berada di partition table (sebuah space pada hard disk yang dialokasikan untuk tempat penyimpanan data-data informasi dan konfigurasi partisi, baik pada MBR atau GPT). Jika partition table karena beberapa sebab rusak, maka semua data pada partisi yang ada akan hilang. Master Boot Record (MBR) memiliki tiga jenis partisi : Partisi primary digunakan untuk instalasi Sistem Operasi beserta bootloadernya. Tipe MBR hanya dapat membuat maksimal empat partisi primary dalam satu hard disk. Artinya kita bisa memiliki maksimal empat Sistem Operasi yang berbeda pada satu hard disk. Karena tipe MBR hanya bisa memiliki maksimal empat partisiprimary dalam satu hard disk, munculah sangrising star : partisi extended hehe. Partisi extended adalah partisi yang berisi partisi-partisi logical di dalamnya yang tidak mempunyai batas jumlah. Kita bisa menyimpan data atau install Sistem Operasi sebanyak yang kita inginkan di dalam partisi-partisilogical ini. Namun satu partisi extended terhitung sebagai satu partisi primary dan satu hard disk tipe MBR hanya dapat mempunyai satu partisi extended. Artinya untuk konsep multibooting kita bisa menggunakan skema tiga partisi primary dan satu partisi extended. GUID Partition Table (GPT) adalah tipe partisi modern yang dibuat untuk menggantikan tipe MBR. Untuk informasi yang lebih detail bisa dilihat di Wikipedia. Pemilihan antara MBR dan GPT tergantung dengan kondisi yang ada. * Jika menggunakan GRUB sebagai bootloader, maka harus menggunakan MBR. * Jika dualbooting dengan Windows menggunakan Legacy BIOS, maka harus menggunakan MBR * Jika dualbooting dengan Windows menggunakan UEFI, maka harus menggunakan GPT. * Jika tidak ada salah satu dari kondisi di atas yang harus terpenuhi, maka kita bebas menentukan yang mana saja (tetapi dikarenakan GPT lebih modern, direkomendasikan menggunakan GPT). 2. Skema partisi pada Linux Tidak ada aturan yang mengikat untuk pengaturan skema partisi pada Linux karena semuanya tergantung dengan kondisi dan keadaan (walaupun ada aturan / guide yang bersifat general). Skema partisi ditentukan oleh beberapa faktor seperti fleksibilitas, kecepatan, keamanan, kapasitashard disk dll. *Note : Linux membutuhkan minimal satu partisi (“/”) Jika kita menggunakan Linux untuk kegiatan sehari-hari (standar) seperti menonton video, memainkan musik, browsing, membuat dokumen dll. maka skema dua partisi sudah cukup. Partisi root (“/”) adalah partisi yang berisi direktoriroot(“/”) yang merupakan direktori paling atas dari struktur direktori sistem Linux. Partisi root mutlak harus ada di dalam sistem Linux (tidak seperti partisi-partisi lain yang bersifat optional karena tugasnya bisa ditangani oleh partisi root). Kapasitas minimal partisi root (“/”) yang dibutuhkan untuk sebagian besar distro Linux berkisar antara 4 – 6 GB. Direkomendasikan menggunakan 10 – 30 GB untuk partisi root.Linux membagi RAM menjadi beberapa bagian yang disebut “pages“. Linux menggunakan sistem memory swap yang berfungsi untuk melakukan swapping (pemindahan) pages dari program / aplikasi yang prioritasnya rendah ke partisi swap saat kapasitas memory penuh, sehingga aplikasi laindapat bekerja. Pages program / aplikasi yang berada di partisi swap dapat ditarik kembali ke physical memory. Kapasitas partisi swap yang direkomendasikan adalah 2x kapasitas memory. Jadi jika kapasitas memory sebesar 2 GB, maka kapasitas partisi swap adalah sebesar 4 GB. *Note : Untuk penjelasan yang lebih detail mengenai proses swapping dan caching bisa dilihat di thegeekstuff.com.Skema lain yang umum digunakan adalah dengan menggunakan tiga partisi.Perbedaannya hanyalah menempatkan “/home” pada partisi yang berbeda. Tujuannya agar tidak perlu melakukanback-updata saat akan melakukan install ulang Linux (partisi “/home” Linux lama yang terpisah bisa digunakan kembali menjadi partisi “/home” pada instalasi baru -tetapi jangan pilih opsi format partition hehe). Berikut ini adalah skema partisi Linux yang saya gunakan. Saya menggunakan dualbooting Linux dan Windows. Command “sudo fdisk -l” akan menampilkan semua partisi dari hard disk yang ada : * “/dev/sda” : nama hard disk urutan pertama. * “/dev/sda1” : nama partisi pertama pada hard disk pertama. Partisi ini adalah partisi primary yang berisi bootloaderWindows. * “/dev/sda2” : nama partisi kedua pada hard disk pertama. Partisi ini adalah partisi primary yang menjadi partisi “C:\” Windows. * “/dev/sda3” : nama partisi ketiga pada hard disk pertama. Partisi ini adalah partisi extended yang berisi dua partisi logical (“/dev/sda5” dan “/dev/sda6”). * “/dev/sda5” : nama partisi kelima pada hard disk pertama. Partisi ini adalah partisi logical yang menjadi partisi swap Linux. * “/dev/sda6” : nama partisi keenam pada hard disk pertama. Partisi ini adalah partisi logical yang menjadi partisiroot (“/”). * Bootloader Linux (GRUB) disimpan di MBR. Ada partisi-partisi lain yang bisa dibuat tetapi bersifat optional dan tidak terlalu berpengaruh pada pemakaian sehari-hari (Linux untuk Desktop) seperti : “/var”, “/usr”, “/tmp”. Penjelasan mengenai partisi-partisi tersebut dapat dilihat di halaman tldp.org.Bootloader adalah program yang pertama kali dieksekusi oleh firmware (BIOS atau UEFI). Bootloader (seperti GRUB) bertugas untuk mengatur kernel (dengan parameter-parameter tertentu) dan initial RAM disk (initrd) sebelum memulai proses booting. Initial RAM disk (initrd) adalah metode untuk me-mount filesystem root secara sementara kepada memory saat proses booting. Hal ini merupakan persiapan sebelum filesystem root yang asli bisa di-mount. Kita bisa menggunakan berbagai macam bootloader yang tersedia seperti : GRUB, Syslinux, BURG, LILO, NeoGRUB, rEFInd dll. Ada bootloader yang hanya support BIOS (LILO, NeoGRUB), UEFI (rEFInd), atau keduanya (GRUB, Syslinux, BURG). Untuk bisa melakukan booting Linux, bootloader linux harus diinstall pada Master Boot Record (MBR) atau GUID Partition Table (GPT). Bootloader bertugas untuk mengatur kernel (dengan parameter-parameter tertentu) dan initial RAM disk (initrd) sebelum memulai proses booting. Terdapat perbedaan antara proses booting sistem BIOS dengan sistem UEFI. Basic Input-Output System (BIOS) adalah program (firmware) yang pertama kali dieksekusi pada saat sistem atau komputer dinyalakan. BIOS disimpan di dalam flash memory pada motherboard dan bersifat independen. BIOS mengaktifkan 440 bytes pertama (disebut Master Boot Record) pada disk pertama sesuai dengan konfigurasi urutan disk (boot order) BIOS tersebut. Karena hanya sedikit pekerjaan yang bisa dilakukan BIOS dengan dengan kapasitas 440 bytes, maka BIOS memanggil program bootloader seperti GRUB dan kegiatan booting akan dilakukan oleh bootloader (baik itu chain-loading atau langsung menjalankan kernel). Chainloading adalah proses memanggil bootloader dari bootloader lain yang digunakan untuk sistem dual / multibooting dimana salah satu Sistem Operasi yang terinstall tidak support bootloader Linux (contohnya Windows). Jika kita menginginkan sistem dual / multibooting antara Linux dengan Windows, kita harus menggunakan metode chainloading. Contohnya jika kita menggunakan bootloader GRUB, maka GRUB akan melakukan chainloading bootloader milik Windows sehingga kita bisa booting ke dalam Windows. Namun jika sistem dual / multibooting terdiri dari Sistem Operasi Linux saja (all Linux), proses chainloading tidak harus dilakukan. GRUB bisa melakukan booting langsung setiap distro Linux yang terinstall pada setiap partisi atau hard disk tanpa melakukan chainloading. Unified Extensible Firmware Interface (UEFI) adalah tipe firmware terbaru yang pertama kali dibuat oleh Intel. Firmware ini menggunakan metode booting Sistem Operasi yang berbeda dengan BIOS yang menggunakan metode Master Boot Record. UEFI support MBR dan GPT. Jika BIOS menggunakan MBR, UEFI menggunakan partisi yang dinamakan “EFI System Partition” yang berisi file-file yang dibutuhkan oleh UEFI untuk bekerja. EFI System Partition biasanya mempunyai format FAT32 atau FAT16. Bootloaderyang digunakan pada UEFI harus merupakan aplikasi UEFI yang seusai dengan arsitektur UEFI. UEFI versi 2.4 yang rilis tanggal 11 Juli 2013 adalah versi UEFI terbaru. Sebuah penjelasan yang baik bisa dilihat di pcpro.co.uk.Nah begitulah kira-kira perkenalan dengan sistem partisi dan bootloader Linux. Thx ! Reference : disk-partition.com | wiki.archlinux.org | thegeekstuff.com Image (harddisk partition) : goo.gl/WKr8k4