TV Digital DVBT2 Atau DVBS2

Apa itu TV Digital? Apa itu DVB-T2 ? Apa lagi DVB-S2 ? Sebagai orang awam yang sedikit melek teknologi mungkin sudah paham. Iya, akhir-akhir ini mulai rame berkembang tentang teknologi televisi terbaru yaitu TV Digital yang akan segera di galakkan oleh pemerintah melalui Kominfo. Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan datake pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer. Tidak sediikit yang membeli alat itu untuk kemudian menuai kekecewaan karena siaran digital yang diterima masih belum seberapa, atau malah ada yang ketika alat itu dicolokkan, ternyata area didaerahnya belum ada siaran tv digital yang mengudara alias ‘no signal’. Ya, bahkan ada daerah yang masih berkategoriblank spotuntuk layanan DTV. Singkatnya, buat apa bening kalau channel yang diterima cuman sedikit bahkan cuman 2 atau 4, sementara tv analog ada 16 channel. Tentu, kita kecewa, apalagi sudah terlanjur membeli membeli STB tetapi di daerahnya siaran televisi digital masih belum ada yang menyala. Itulah, ketimbang berharap progress DTV terrestrial yang belum pasti itu, tentu perlu memikirkan alternatif lain selain DVB-T2, yakni beli DVB-S2. Belum lagi ada yang pesimis; jangan-jangan berganti menteri, berganti pula kebijakan pemerintah tentang televisi digital itu. Tentu tidak ada salahnya mempertimbangkan untuk mending beli DVB-S2 daripada DVB-T2. Iya, tetapi bukankah DVB-S2 butuh parabola sementara DVB-T2 kita tak perlu berganti antena? Betul, tidak keliru. Tetapi dibanding DVB-T2, DVB-S2 itu punya kelebihan. Yakni, siaran yang bisa diterima pasti jernih dan berkualitas HD, pasti banyaknya dan sepanjang lokasi kita masuk dalam beam(jangkauan sinyal satelit), pastilah kita bisa menerima siaran televisi dari banyak negara. Kalau Palapa dan Telkom-1 itu pasti. Dan, gabungan siaran dari dua satelit kita itu saja siaran televisi gratisannya (FTA) sudah banyak sekali, apalagi kalau kita arahkan ke satelit lainnya. Padahal, selain di wilayah perbatasan, siaran DVB-T2 hanyalah besaral dari televisi dalam negeri semata. Iya, tetapi harga seperangkat antena parabola kan lebih mahal? Siapa bilang, taruhlah Anda membeli set top box DVB-T2 seharga 350 ribu, ditambah seharga itu lagi sudah dapat kok seperangkat parabola lengkap. Iya, tetapi mengarahkan parabola sampai mendapatkan sinyal kan sulit, tidak asal menghadap? Triknya mengarahkan parabola secara manual dengan melihat antena parabola tetangga atau di daerah Anda pasti ada Indomaret. Perhatikanlah; di atas minimarket itu salah satu parabolanya adalah menghadap ke satelit Palapa-D karena untuk disalurkan ke layar televisi LED di dalam toko. Iya, ‘siaran televisi’ di Indomaret itu dipancarkan via satelit Palapa-D dan kita bisa pula menontonnya di rumah. Iya, untuk arah satelt Palapa-D, kita bisa mencontoh peletakan dan menghadapnya dishdi atas Indomaret itu. Nah, bila sudah dapat Palapa-D, kita tinggal geser-geser saja untuk trackingsatelit lain. Telkom, misalnya. Atau Asiasat, atau Thaicom5 atau yang lainnya.