Xeon LGA 771 Di Mobo LGA 775

Bermula dari jebolnya komputer pribadi yang digunakan untuk layanan e-learning dan repositori abstrak skripsi bagi institusi tempat kami mengabdi, petualangan menyambung nyawa komputer tua dimulai.Spikelistrik adalah biang utama rusaknya perangkat ini. Ya, sebaiknya perangkat elektronik perlu pelindung dari lonjakan listrik sekedipan mata yang mematikan. Komponen yang menjadi almarhum akibat spikekali ini adalah VGA card dan tombol reset (kok bisa, ya?).

VGA card Radeon X MBKomputer ini sudah cukup tua usianya, sekitar 9 tahun. Motherboard-nya Intel DG31PR dengan prosesor Intel Core 2 Duo E7500, memori DDR 2 3 GB dan harddisk SATA 500 GB 7200 RPM. Sistem operasi yang digunakan adalah Slackware Linuxversi 13.37. Kinerja komputer ini sebagai server e-learning untuk kategori dosen jelata macam kami sudah cukup memuaskan. Sekitar 80 orang pengguna dapat dilayani secara simultan, walau bottleneck-nya tentu saja di hard-disk dan wifi seputar ruang lab.Xeon x5450 modifikasi LGA 775Setelah semua perangkat pengganti tiba (mobo Intel G31, prosesor Xeon x5450, VGA Radeon GB), maka dirakitlah kembali semua perangkat tersebut. Pertama dicek adalah kompatibilitas dan versi BIOS. Versi terakhir BIOS untuk mobo ini adalah 0071 tahun 2010. Kata pemodifikasi, harusnya prosesor Xeon x5450 langsung terdeteksi.Pengalaman pertama: Xeon x5450 ini termasuk sangat panas bila dibandingkan E7500. Sepengalaman kami, sepanas-panasnya E7500 (load > 95%) berada di kisaran 60 C, sementara Xeon x5450 pada kondisi standar (load ~10%) dapat mencapai suhu 100 C. Wow!

Diskusi punya diskusi, ada yang wajib ditambahkan: pasta termal. Penambahan pasta termal diantara heatsink standar Inteldapat menurunkan suhu kerja menjadi sekitar 70 C (load ~10%). Selanjutnya, ditambahkan pula kipas brushless 12 cm dengan aliran udara masuk ke dalam casing (positive flow). Penambahan kipas ini menurunkan suhu kerja menjadi sekitar 65 C (load ~10%). Tampaknya sistem sudah aman untuk digunakan.Sistem selanjutnya di-stress test kurang lebih 20 menit pada load > 95%, kami menggunakan perangkat lunak Burnintest. Ada dua hasil yang didapatkan setelah sistem yang baru ini dirakit. Pertama adalah performa prosesor Xeon x5450 memang jauh berbeda dibandingkan E7500. Sistem masih responsif digunakan (KDE bawaan Slackware 14.2) pada kondisi tersebut (load > 95%). Kedua, Xeon ini memang panas hehehe… Heatsink bawaan Intel tidak sanggup mendinginkan otak Xeon yang hampir mendidih (suhu tercatat konstan di 90 C). Pada suhu setinggi ini, prosesor akan menurunkan clockkerjanya agar tidak overheat.Skrinsut saat burnintest sebagai userTahap berikutnya adalah terpaksa membeli heatsink yang pantas untuk prosesor dengan TDP 95 W. Pilihan jatuh ke DeepCool Ice Edge v. 2dengan kipas 10 cm. Harga produk lumayan murah dan reviewnya kelihatan cukup memuaskan. Tadinya ingin langsung ke seri DeepCool Gamaxx 300 yang cocock untuk prosesor dengan TDP 130 W, akan tetapi kipasnya berukuran 12 cm. Setelah diukur, casingnya bakal tidak muat,ngepres banget.

DeepCool seri Ice Edge v 2.0

Update 9 Mei 2017: Setelah dipasang, ternyata heatsink yang baru memperlihatkan hasil yang sedikit lebih baik pada kondisi full load. Pada kondisi load > 95%, temperatur prosesor dapat bertahan di sekitar 80 C. Sementara pada kondisi load ~10% (browsing, mengetik, mendengarkan musik), suhu kerja berada di kisaran 62 C.

Overall, komputer tua ini nyaman untuk digunakan kembali.

Pertanyaannya: kenapa nggak upgrade saja ya ke i5, sandy bridge second bertaburan dan harganya murah…. Enggak ah, petualangan upgrade-nya bakal tidak berujung !

Catatan tepi:
Linux 4.4. Mendeteksi tipe prosesor X5450 pada mobo Intel DG31PR dengan benar.